Thursday, July 18, 2013

Perkembangan Teori Evolusi

Perkembangan Teori Evolusi

A. Teori Pembentukan Bumi
Kehidupan di bumi bermula antara 3,5 dan 4,0 milyar tahun silam. Bumi terbentuk sekitar 4,5 milyar tahun silam, dan kemungkinan kehidupan baru dimulai beberapa ratus juta tahun kemudian. Para ilmuwan telah menemukan isotop karbon yang menunjukkan adanya aktivitas metabolisme organisme dalam batuan yang berumur 3,8 milyar tahun di Greenland. (Campbell, 2000). Alam semesta telah terbentuk melalui ledakan titik tunggal bervolume nol. Ledakan raksasa yang menandai permulaan alam semesta ini dinamakan ‘Big Bang‘, dan teorinya dikenal dengan nama tersebut. Perlu dikemukakan bahwa ‘volume nol‘ merupakan pernyataan teoritis yang digunakan untuk memudahkan pemahaman. Ilmu pengetahuan dapat mendefinisikan konsep ‘ketiadaan‘, yang berada di luar batas pemahaman manusia, hanya dengan menyatakannya sebagai ‘titik bervolume nol‘. Sebenarnya, ‘sebuah titik tak bervolume‘ berarti ‘ketiadaan‘. Demikianlah alam semesta muncul menjadi ada dari ketiadaan

Big bang diperkirakan sudah terjadi sejak dua puluh miliar tahun yang lalu. Sekitar lima belas miliar tahun kemudian, awan debu antar bintang dan gas bersatu dan berkondensasi karena tertarik gravitasi dari bola gas raksasa yang kita sebut matahari, dikelilingi oleh benda-benda berbentuk bola dengan komposisi bervariasi, disebut planet. Sebagian besar alam semesta terdiri dari gas-gas hidrogen dan helium bermolekul ringan, yang merupakan bahan dasar bintang. Jika elemen-elemen tersebut bersatu, jumlahnya hanya 0,1 persen dari jumlah dan bentuk planet.
B. Teori tentang asal-usul kehidupan
Bagaimanakah kehidupan muncul di bumi? Seperti apakah wujud planet ini ketika proses itu bermula? Satu hal yang jelas adalah udara belum mengandung gas oksigen, sebab gas oksigen di udara sekarang ini merupakan hasil fotosintesis makhluk hidup yang berklorofil. Material-material organik yang harus terakumulasi sebagai bahan baku makhluk hidup tidak mungkin stabil dan segera mengalami pelapukan atau pembusukan dalam udara yang beroksigen. John Burdon Sanderson Haldane (1892-1964) dari Inggris merupakan ilmuwan pertama yang mengemukakan bahwa suatu reducing atmosphere (udara tanpa oksigen) adalah keniscayaan bagi evolusi terbentuknya makhluk hidup. Ketika di udara belum ada gas oksigen, tentu belum ada juga lapisan ozon (molekul oksigen beratom tiga) di bagian atas atmosfer yang membendung radiasi ultraviolet dari matahari seperti sekarang ini. Radiasi ultraviolet yang menghujani permukaan bumi menyediakan energi untuk sintesis senyawa-senyawa organik dari molekul-molekul anorganik. Oleh karena di udara tidak ada gas oksigen yang dapat merusak mereka, senyawa-senyawa organik itu terakumulasi di samudera dengan aman sampai akhirnya, dalam kata-kata Haldane sendiri, “the primitive oceans reached the consistency of hot dilute soup” (Anshory, 2007).

Kehidupan dimulai sangat dini dalam sejarah bumi, dan organisme pertama itu merupakan nenek moyang kaleidoskop keanekaragaman Biologi yang kita lihat saat ini. Organisme yang paling kita kenal adalah organisme makroskopik dan multiseluler, terutama tumbuhan dan hewan. Namun demikian pada tiga perempat awal sejarah evolusi, satu-satunya organisme bumi adalah organisme mikroskopik dan uniseluler (bersel tunggal) (Campbell, 2000). Pertanyaan mengenai bagaimana kehidupan dimulai sebenarnya adalah pertanyaan mengenai terjadinya prokariota. Banyak teori-teori yang dikemukakan oleh para ilmuwan mengenai asal-usul kehidupan.
C. Sejarah tori Evolusi
1. Plato (428-348 sebelum masehi)
Ia membayangkan seorang pencipta yang menciptakan dunia dari kehancuran dan kemudian menciptakan dewa-dewa yang lalu membuat manusia laki-laki. Wanita dan hewan timbul dari reinkarnasi jiwa laki-laki. Makin cacad jiwa itu makin rendah reinkarnasinya.
2. Aristoteles (384-322 sebelum masehi)
Adalah seorang pengamat alam yang teliti dan melihat banyak bukti mengenai desain dan tujuan. Dia mengatur semua organisme di dalam suatu ”skala alam” yang meliputi dari yang sederhana sampai yang kompleks. Organisme yang ada dianggap tidak sempurna tetapi bergerak kearah keadaan yang lebih baik. Hal ini kadang-kadang diartikan sebagai pemikiran evolusi, tetapi Aristoteles sangat samar-samar mengenai sifat gerakan tersebut. Mungkin gerakan itu merupakan pendekatan yang makin cocok dengan idealis penciptaan tiap spesies tertentu, yang pasti Aristoteles tidak merinci suatu pemikiran mengenai transmutasi spesies.
3. Anaximander (600-546 sebelum masehi)
Anaximander dapat dipandang sebagai pelopor dari ajaran desendensi (ajaran penurunan) oleh karena ia mengajarkan bahwa kosmos itu mungkin terbebtuk dari kekacauan (chaos), kehidupan itu timbul dari zat mati, sedangkan makluk yang tinggi tingkatannya timbul dari makluk yang rendah tingkatannya. Akan tetapi teori ini sama sekali tidak mempunyai pengaruh apa-apa terhadap alam pemikiran para sarjana di zaman itu dan di zaman berikutnya. Baru setelah teori-teori evolusi ini berkembang dengan pesat, maka dalam tulisan-tulisan sarjana itu dapat menemukan kembali petunjuk-petunjuk tentang adanya pendapat-pendapat semacam itu.
4. Carolus Linnaeus (1707-1778)
Linnaeus juga dianggap sebagai bapak taksonomi dia menyampaikan bahwa :
a. Semua tanaman dan binatang yang hidup sekarang ini dahulu dengan serentak diciptakan diatas bumi oleh satu ciptaan saja.
b. Mereka diciptakan dalam bentuk seperti yang tampak sekarang ini.
c. Tidak pernah ada tanaman-tanaman dan binatang-binatang yang lain di bumu ini kecuali tanaman-tanaman dan binatang-binatang yang hidup sampai sekarang.
Pembagian sistematika hewan menurut Linnaeus adalah sebagai berikut :
a. Binatang-binatang menyusui
b. Burung-burung
c. Ampibi-ampibi
d. Cacing-cacing
e. Serangga-serangga

Binatang-binatang menyusui ini dibagi lagi menjadi 8 golongan. Binatang yang termasuk salah satu dari 8 golongan ini diantaranya ialah (1) Gajah ; (2) Sapi Laut; (3) Macan Loreng; (4) Pemakan Semut; (5) Trenggiling. Pembagian ini jelas tidak didasrkan atas persamaan-persamaan cara hidup dari binatang-binatang itu dan ia tetap tidak menyangsikan kebenaran teori penciptaan.
5. Cuvier (1769-1832)
Ia menyampaikan bahwa sisa-sisa hewan yang telah mebatu itu adalah dari sisa hewan yang telah mati di zaman dulu. Mammouth yang dikeluarkan dari timbunan es di Rusia dengan utuh itupun telah diketahui oleh Cuvier. Cuvier kemudian menyusun teori yang terkenal dengan Teori Catalysma. Ia beranggapan bahwa tiap-tiap periode dalam sejarah bumi itu mungkin selalu diakhiri dengan suatu bencana yaitu semacam kiamat. Menurut Cuvier mungkin sekali lenyapnya hewan-hewan itu bukannya dimana-mana, dengan demikian ada kemungkinan juga bahwa hewan-hewan yang diciptakan dalam periode yang sudah lamapau dari suatu daerh tertentu, kemudian pindah menempati daerah lain yang baru di bumi ini. Hal ini berkaitan dengan sebaran hewan atau geografi hewan. Pendapat lain dari Cuvier yang penting adalah bahwa semua hewan dapat dianggap sebagai suku-suku dari suatu deret yang mulai dari hewan bersel satu yang sederhana sampai tingkat manusia. Hal ini dikenal dengan Tangga Dari Alam.
6. Lammarck (1744-1829)
Teori Lammarck ialah :
a. Bahwa di bumi ini mula-mula timbul makluk hidup yang sederhana, yang mungkin berasal dari benda-benda mati (dengan jalan Generatio Spontanea), akan tetapi dari makluk yang sederhana ini kemudian dalam tempo yang panjang sekali timbulah jenis-jenis makluk yang hidup sampai sekarang, tanpa ada penghentian jalannya kehidupan seperti yang dimaksudkan dalam cerita kiamat dari kitab Injil ataupun teori bencana menurut Cuvier. Teori evolusi menganggap bahwa hewan bersela satu sebagai permulaan evolusi dan menganggap manusia sebagai akhir evilusi.
b. Diantara sebab-sebab yang menyelenggarakan perubahan-perubahan dan penyempurnaan tubuh makluk hidup, Lammarck mengemukakan bahwa pentingnya mempergunakan dan tidak mempergunakan alat tubuh tertentu. Kalau sebuah alat tubuh sering digunakan maka ia akan tumbuh sempurna dan bila ia jarang digunakan ataupun tidak digunakan sama sekali maka ia akan terbelakang tumbuhnya, sedang tiap-tiap perubahan yang dialami oleh individu itu selama masa hidupnya kelak akan diturunkan kepada keturunanya, sehingga kelak sifat itu tampak sempurna pada keterunannya.

Lammarck memberi contoh Ular adalah binatang yang mempunyai kebiasaan untuk merangkak/merayap dengan cepat masuk ke dalam tanah, kalau mereka mau bersembunyi. Kaki-kaki yang panjang malah merugikan untuk merangkak dan bersembunyi di dalam tanah dan keberadaan kaki tersebut justru merintangi gerakan. Jadi kebiasaan bergerak dari binatang itu menyebabkan lenyapnya kaki-kaki pada tubuhnya sendiri.
Sedangkan jerapah memiliki leher yang panjang karena mereka mempunyai kebiasaan hidup untuk mengambil daun-daunan dari pohon-pohon yang tinggi. Dan sebaliknya hewan yang hidup di gua-gua gelap akan mempunyai mata ayang mundur ketajamannya. Hewan itu mempunyai kemampuan untuk selalu mempertahankan sifat yang telahmereka miliki dalam usaha menyempurnakan organisasi alat-alat tubuhnya, tetap dipertahankan terus hingga dengan demikian kelak pada suatu ketika berturut-turut terjadilah makluk hidup dari berbagai kelas dan bangsa, yang disebabkan oleh karena keadaan lingkungan hidupnya yang bermacam-macam.
7. Etienne Geoffroy ST. Hilaire (1722-1844)
Disamping Cuvier dan Lammarck, pada waktu itu di Paris hidup pula seorang ahli ilmu hewan bernama Etienne Geoffroy ST. Hilaire yang mempunyai anggapan yang sama dengan Lammarck dan Goethe. Ia berpendapat bahwa ada suatu hubungan antara hewan-hewan yang mempunyai bentuk dasar dari tubuhnya.
8. Charles Lyell (1797-1875)
Isi teori yang disampaikan oleh Lyell dalam bukunya ”An Enquiry How Far The Former Changes of The Earth’s Surface are Referable to Causes Now in Operatiaon” (Suatu Penyelidikan Sampai Kemanakah Perubahan-Perubahan yang terjadi Zaman Dahulu Dari Permukaan Bumi Ini Dapat Kita Hubungkan Dengan Sebab Musabab Alam Yang Sampai Sekarang Masih Terjadi Terus). Lyell membuktikan dengan contoh-contoh dari penyelidikan geologis bahwa untuk dapat menerangkan struktur dari kulit bumi serta lapisan tanah dibawahnya, tidak perlu beranggapan bahwa di zaman purba dulu terjadi kiamat berturut-turut. Tenaga-tenaga geologi yang samapi sekarang masih bekerja terus, tentu sudah cukup untuk menerapkan struktur bumi tadi. Tenaga geologi itu misalnya ialah daya erosi dari air, gerakan dari kulit bumi sendiri, daya gunung berapi dan lain-lainnya.

Lebih lanjut Charles Lyell pada awal abad 19 mengembangkan pandangan hutton yang lebih dahulu kedalam prinsip geologi mengenai ”uniformitarianisme” yang diterbitkan dalam bukunya Principles of geology (1830-1833). Lyell mengemukakan bahwa gunung dan lembah dan ciri-ciri fisik permukaan bumi tidak diciptakan seperti bentuknya sekarangatau tidak dibentuk oleh bencana yang berturut-berturut, tetapi terbentuk oleh berlanjutnya proses vulkanis, pergolakan, erosi, glasiasi dan sebagainya dalam jangka waktu yang sangat lama dan masih berlangsung sampai sekarang. Uniformitarianisme sangat penting bagi perkembangan lebih lanjut dari pengertian mengenai evolusi organik. Pertama, evolusi organik pada satu pihak merupakan penerapan prinsip uniformitarianisme pada dunia organik. Proses yang pada waktu ini berlangsung dan berlanjut selama periode waktu yang lama dapat menjelaskan mengenai asal-usul spesies. Kedua, dari pemikiran Lyell dapat ditarik kesimpulan bahwa bumi ini jauh lebih tua dari perkiraan Uskup Ussher, yang dibuat dalam tahun 1650 dengan menjumlahkan geneologi dalam buku Kejadian, sehingga ia mendapatkan bahwa bumi ini diciptakan 4000 tahun sebelum masehi. Untuk perubahan organik yana lambat yang terlibat dalam seleksi alam tersedia cukup banyak waktu.
9. Wilhelm Hofmeister (1824-1877)
Dalam bukunya yang terkenal mengenai sejarah perkembangan Kryptogamen (paku-pakuan dan lumut) telah menulis: Perubahan dari Jungermanniaceae (suku dari Lumut Hati) yang tak berdaun ke Jungermanniaceae yang berdaun adalah lambat sekali dan perubahan itu terjadi dengan jalan suatu deret bentuk antara yang sedikit-sedikit bedanya, yang tak ada putus-putusnya.
Pernyataan itu adalah sangat berprinsip, yang boleh dikatakan benar-benar Darwinistis. Akan tetapi aneh sekali pernyataan itu hanya ditulis sambil lalu saja.
10. Leopold Von Buch
Leopold Von Buch pada abad 19 telah menarik kesimpulan dari penyebaran tanaman-tanaman di Kepulauan Canari, bahwa oleh karena proses evolusi, maka di dalam jurang-jurang yang dalam, disitu terjadilah jenis-jenis tanaman yang baru dari jenis tertentu.
11. Robert Chambers (1802-1871)
Ia adalah seorang penerbit dan ahli filsalfat alam bangsa scot. Pada tahun 1844 terbit sebuah buku tak berpenulis yang berjudul ”Vertiges of The Natural history of Creation” (Jejak Sejarah Kehidupan Makluk Hidup), yang sangat laku dijual. Chambers-lah yang menerbitkannya. Oleh karenanya ia berpendapat bahwa pikiran-pikiran yang dimuat dalam buku itu niscaya akan menjatuhkan mana baik dari perusahannya. Dan memang ada protes-protes dan cemooh yang hebat mengenai isi buku itu. Kelak Chambers mengaku bahwa ialah yang menulisnya. Di Eropa pun buku itu sangat laku dan diterjemahkan kedalam berbagai bahasa. Terjemahan dalam Bahasa Belanda berjudul tambahan ”Penciptaan dan Kemajuan perkembangan dari tumbuh-tumbuhan dan Binatang-Binatang yang Dipengaruhi dan Dikuasai oleh hukum-Hukum Alam.

Dalam buku ini Generatio Spontanea dibicarakan dengan mendalam sekali, misalnya diceritakan tentang terjadinya kutu dengan pertolongan alira listrik didalam larutan garam yang jenuh. Disamping itu Chambers juga menyetujui pendapat Lyell yang menyatakan bahwa perubahan kulit bumi yang berlangsung secara perlahan-lahan karena pengaruh tenaga-tenaga alam itu adalah sesuai dengan kemauan Tuhan. akan tetapi tenaga-tenaga alam itu pun bertanggungjawab atas segala perubahan da pembentukan dari makluk hidup yang berkembang serasi dan bersama-sama dengan perkembangan bumi ini.

Perubahan dari jenis-jenis makluk hidup dan penciptaan jenis baru yang terus menerus yang berasal dari jenis yang rewndah tingkatannya bagi Chambers sudah pasti, seperti anggapn Lammarck, St. Hilaire dan pengikut-pengikutnya. Akan tetapi Chambers tidak percaya bahwa perubahan-perubahan jenis binatang itu disebabkan karena seringnya pemakaian dan tidak seringnya pemakaian dari alat-alat tubuh, ataupun karena pengaruh yang berlangsung dari keadaan lingkungan hidupnya. Dia berpendapat bahwa keinginan yang sewajarnya dari makluk-makluk itu sendirilah yang menjadi sebab. Ia mengemukakan ”Theory of Organic Development” (Teori Perkembangan Organik).

Hal yang berkaitan dengan manusia, juga disinggung oleh Chambers dengan menyatakan bahwa terjadinya manusia itu tidak lain ialah dari jenis-jenis binatang-binatang yang lain.
12. Weismann
Weismann, seorang ahli biologi berkebangsaan Jerman yang hidup pada tahun 1834-1912, menyatakan bahwa evolusi terjadi karena adanya seleksi alam terhadap faktor ngenetis. Variasi yang diwariskan dari induk kepada anaknya bukan diperoleh dari lingkungannya tetapi dengan perubahan diatur oleh faktor genetik atau gen. Weismann memotong ekor tikus sampai 20 generasi, tetapi anaknya tidak ada yang tidak berekor dan percobaan ini menyanggah teori evolusi Lamarck.
13. Charles Darwin
Dalam bukunya “On The Origin of Spesies by Means of Natural Selection”, Darwin mengeluarkan teori evolusi yang intinya dapat dibagi menjadi beberapa pokok berikut ini
a. Variasi pada tumbuhan dan hewan merupakan suatu variasi karateristik yang muncul dalam penampakan fenotip organisasi tersebut.
b. Rasio pertambahan terjadi secara geometrik, yaitu jumlah setiap spesies relatif tetap. Hai ini terjadi karena banyak individu yang tersingkir oleh predator, perubahan iklink dan proses persaingan.
c. Struggle for existance (usaha yang keras untuk bertahan ) merupakan suatu usaha individu organisme untuk bertahan hidup. Individu dengan variasi yang tidak sesuai untuk kondisi-kondisi yang umum dialam,akan tersingkir. Adapun individu-individu dengan variasi menguntungkan dapat melanjutkan kehidupannya dan memperbanyak diri dengan berproduksi.
d. Menghasilkan the survival of fittest kelestarian didapat dari organisasi yang memiliki kualitas paling sesuai dengan lingkungan. Individu=individu yang dapat hidup akan mewariskan variasi-variasi tersebut kepada generasi berikutnya.

Menurut Dawin terjadi evolusi karena adany seleksi alam (faktor alam yang mampu menyeksi makhluk hidup. Adaptasi merupakan penyebab terjadinya seleksi alam (mekanisme seleksi alam). Jerapah yang berleher panjang berasal dair yang berlehar panjang pula, sedangkan yang berleher pendek musnah. Faktor yang menyebabkan evolusi (mekanisme evolusi) adalah seleksi alam.

No comments:

Post a Comment