Evolusi-Teori Evolusi Darwin Bab 15
Rekapitulasi dan Kesimpulan
Rekapitulasi keberatan-keberatan atas teori seleksi alam —Rekapirulasi keadaan-keadaan umum dan khusus: yang menguntungkannya — Penyebab-penyebab keyakinan umum pada kekekalan (immutabilitas) spesies — Seberapa jauh teori seleksi alam dapat diperluas ~- Dampak adopsi teori ini ke dalam studi sejarah alam — Kesimpulan-kesimpulan.
Karena keseluruhan buku mi merupakan satu argumen panjang, mungkin akan Lebih memudahkan pembaca bila fakta-fakta dan kesimpulan-kesimpulan utama direkapitulasi secara ringkas.
Saya tidak menyangkat bahwa banyak keberatan serius dialamatkan pada teori saya tentang “keturunan dengan modifikasi melalui variasi dan seleksi alam”. Saya telah berusaha memberikan sebanyak mungkin peluang pada penyangkal. Pada mulanya, tidak ada yang tampak lebih sulit dipercaya. bahwa organ-organ, yang lebih kompleks dan naluri-naluri dapat dan telah disempumakan, bukan melalui sarana yang lebih unggul daripada — walaupun analog dengan — nalar manusia, tetapi melalui akumulasi variasi-variasi kecil yang tak terhitung banyaknya, yang masing-masing~ berguna bagi pemilik individualnya. Namun kesulitan mi, meskipun tampak besar tiada tara bagi imajinasi kita, tidak dapat dianggap nyata jika kita tidak mengakui proposisi proposisi berikut, yaitu bahwa semua bagian organisasi dan naluri-naluri, sedikitnya menawarkan perbedaan-perbedaan individual, bahwa ada suatu struggle for existence yang bermuara pada pelestarian derivasi-derivasi struktur atau naluri. Dan akhimya, bahwa gradasi-gradasi pada keadaan sempurna setiap organ mungkin telah ada, masing-masing baik bagi jenisnya. Pada hemat saya, kebenaran proposisi-proposisi ini tidak dapat diperdebatkan.
Sudah pasti, sangatlah sulit, bahkan untuk sekedar membayangkan, melalui gradasi-gradasi bagaimana struktur-struktur yang banyak itu telah disempurnakan. Terutama di antara kelompok makhluk hidup yang terputus atau gagal, yang banyak mengalami kepunahan. Tetapi kita melihat begitu banyak gradasi aneh-aneh di alam, sehingga kita harus ekstra hati-hati dalam mengatakan bahwa setiap organ atau naluri, atau struktur utuh mana pun tidak bakal dapat sampai pada keadaannya sekarang, karena banyak langkah-langkah bertahap.
Haruslah diakui, bahwa ada kasus-kasus dengan tingkat kesulitan khusus bila dihadapkan dengan teori seleksi alam. Salah satu di antaranya yang paling mengherankan adalah terdapatnya dua atau tiga kasta semut pekerja atau semut betina yang steril di dalam komunitas yang sama. Tetapi saya telah berupaya untuk menunjukkan bagaimana kesulitan-kesulitan ini dapat diatasi.
Berkenaan dengan sterilitas spesies-spesies yang hampir universal ketika pertama kali disilangkan, yang begitu mencolok kontrasnya dengan fertilitas var: etas yang hampir universal ketika juga disilangkan, saya harus mengajak pembaca untuk kembali pada rekapitulasi fakta-fakta yang dipaparkan pada akhir Bab 9. Di sana, pada hemat saya. secara konklusif ditunjukkan bahwa sterilitas mi tidak lebih daripada suatu keistimewaan khusus (endowment) ketimbang ketidakmampuan dua jenis pohon berbeda untuk dicangkokkan satu sama lain; tetapi ini bersifat insidental dalam perbedaan yang terbatas pada sistem reproduksi spesies-spesies yang saling disilangkan. Kita melihat kebenaran kesimpulan mi dalam perbedaan besar hasil penyilangan dua spesies yang sama secara timbal balik. — yaitu saat spesies pertama kali digunakan sebagai pejantan kcmudian scbagai induk betina. Analogi pertimbangan-pertimbangan dimorfik dan trimorfik jelas mengarah pada kesimpulan yang sama, sebab bila bentuk bentuknya secara tidak afdol dipersatukan. mereka tidak akan menghasilkan biji atau hanya sedikit sekali. dan keturunannya akan kurang lebih steril. Bentuk bentuk ini termasuk spesies yang tak diragukan sama. dan tidak saling berbeda dalam segi apa pun kecuali pada organ-organ dan fungsi reproduksinya.
Meskipun fertilitas varietas ketika dikawin-silangkan serta keturunan campurannya (mongrel) dibenarkan oleh begitu banyak penulis sebagai univer sal.
hal ini sidak dapa dianggap benar sepenuhnya sesudah fakta-fakta diberikan oleh kewibawaan otoritatif Gartner dan Kölreuter. Kebanyakan varietas yang telah dibuat eksperimentasinya, dihasilkan setelah dijinakkan/dipelihara. Dan karena penjinakan (bukan sekedar pengurungan) hampir pasti cenderung menghilangkan sterilitas yang jika dilihat dan analogi, bakal berdampak pada spesies induknya bila saling dikawin-silangkan, kita tidak boleh berharap bahwa penjinakun serupa menycbabkan sterilitas pada keturunannya yang termodifikasi bila dikawin-silangkan. Penghapusnn sterilitas mi rupanya diakibatkan oleh satu penyebab, yang memungkinkan hewan-hewan peliharaan kita berkembangbiak bebas dalam keadaan-keadaan yang berlainan. Hal ini pun lagi-lagi akibat dan perubahan-perubahan yang secara gradual dibiasakan dalam kondisi-kondisi kehidupan.
Suatu rangkaian fakta-fakta rángkap dan paralel rupanya telah banyak memperjelas sterilitas spesies ketika pertama kali disilangkan, serta keturunan hibridanya. Pada satu sisi, terdapat cukup alasan untuk percaya bahwa perubahan-perubahan kecil pada kondisi kehidupan memberikan kekuatan dan fertilitas pada semua makhluk hidup. Kita juga tahu, bahwa suatu persilangan antara individu-individu yang berjauhan dan varietas yang sama, dan antara varietas-varietas yang berjauhan. Meningkatkan jumlah keturunannya dan pasti menambah besar ukuran dan kekuatan pada mereka. Hal ini terutama karena bentuk-bentuk yang dikawin-silangkan telah mengalami kondisi-kondisi kehidupan yang agak berlainan. Saya telah memastikan hal Itu lewat serangkaian ekspenimen yang melelahkan, bahwa jika semua individu dari varietas yang sama selama beberapa generasi tunduk kepada kondisi-kondisi kchidupan yang sama, maka kebaikan-kebaikan yang dihasilkan dad persilangan sering sangat diperkecil atau sama sekali lenyap. Ini satu sisi kasus.
Pada sisi lain, kita tahu bahwa spesies-spesies yang telah lama dihadapkan pada kondisi-kondisi yang hampir sama, lalu mereka dimasukkan ke dalam kondisi-kondisi baru dan sangat berubah, Ia akan binasa, atau. jika bertahan hidup pun akan steril, meskipun kesehatannya sempuma. Hal ml tidak berlaku, atau hanya sangat jarang, pada hewan dan tumbuhan yang kita pelihara, yang telah lama terbiasa dengan kondisi-kondisi yang berfluktuasi. Itulab scbabnya, jika kita temukan bahwa hibrida-hibrida yang dihasilkan oleh persilangan antara dua spesies yang berbeda tak banyak jumlahnya, itu karena mereka segera binasa setelah pembuahan atau pada usia sangat dini. Jika bertahan hidup pun dianggap kurang lebih steril. Sangat mungkin bahwa hasil ini lebih disebabkan karena sebenarnya mereka telah mengalami perubahan besar dalam koñdisi -kondisi hidupnya, ketimbang karena terdiri dan dua organisasi yang berbeda. Orang yang bisa menjélaskan secara meyakinkan mengapa misalnya, seekor gajah atau musang tidak mau berkembang biak dalam kurungan di daerahnya sendini, sementata babi atau anjing peliharaan mampu berkembangbiak dalam kondisi yang bermacam ragam, akan mampu juga menjawab secara meyakinkan pertanyaan, mengapa dua spesies yang berbeda, apabila disilangkan, maupun hibrida keturunannya, pada umumnya kurang lebih steril, sedangkan dua varietas peliharaan apabila disilangkan, serta keturunannya, sempurna fertilitasnya.
Beralih ke distribusi geografis, kesulitan-kesulitan yang dijumpai pada teori keturunan dengan modifikasi cukup serius. Semua individu dari spesies yang sama, dan semua spesies dari genus yang sama, atau bahkan dari kelompok yang lebih tinggi, diturunkan dari nenek moyang yang sama. Karena itu betapa pun jauh dan terisolirnya tempat-tempat mereka ditemukan, mereka tentulah telah melakukan perjalanan dan satu tempat ke segala penjuru sepanjang banyak generasi terus-menerus. Kita sering tidak mampu sama sekali, bahkan untuk sekedar membayangkan, bagaimana hal tersebut dapat terjadi. Namun, karena ada alasan untuk percaya bahwa beberapa spesies telah mempertahankan bentuk spesifiknya yang sama selama periode waktu yang sangat panjang, dan itu sangat lama bila diukur dalam tahun, seharusnya tidak perlu diberi penekanan terlalu banyak pada penyebaran spesies yang sama yang kadang terlalu jauh. Sebab periode waktu yang panjang itu selalu membawa peluang terbaik untuk migrasi luas melalui berbagai sarana. Suatu ruang lingkup yang terputus atau terganggu sering dapat ditemukan alasannya dalam kepunahan spesies di daerah-daerah antara. Tidak dapat dipungkiri bahwa selama ini kita masih belum memahami sejauh mana jangkauan bçrbagai perubahan iklim dan geografis telah berdampak pada bumi selama periode modern, sebab perubahan-perubahan demikian sering mendorong migrasi. Sebagai contoh, saya telah berupaya menunjukkan betapa kuatnya pengaruh periode zaman es pada distribusi spesies yang sama dan yang serumpun ke seluruh dunia. Sampai kini kita masih belum tahu pasti tentang sarana-sarana transpontasi apa yang mengantarkannya. Mengenai spesies spesies berbeda dan genus yang sama, yang menghuni kawasan-kawasan jauh dan terisolasi, karena proses modifikasinya tentu lambat, semua sarana migrasi akan dimungkinkan selama periode sangat panjang itu akibatnya, kesulitan tentang terjadinya difusi (penyebaran) luas spesies dan genus yang sama dapat berkurang beberapa tingkat.
Karena menurut teori seleksi alam, suatu jumlah takterbatas bentuk-bentuk transisi tentunya telah terjadi. yang mengkaitkan semua spesies dan kelompok yang sama menurut gradasi-gradasi setipis varietas-vanietas yang ada sekarang, maka dapatlah dipertanyakan: mengapa kita tidak melihat bentuk-bentuk transisi ini di sekitar kita? Mengapa semua makhluk hidup tidak bercampur-baur dalam chaos yang tak teruraikan? Mengenai bentuk-bentuk yang ada, harus kita ingat bahwa kita tidak usah berharap (kecuali dalam kasus-kasus yang sangat langka) untuk langsung.menemukan kaitan-kaitan yang menghubungkan mereka, tetapi hanya antara masing-masing bentuk dengan bentuk yang sudah punah dan sudah berganti. Bahkan pada wilayah yang luas, yang selama periode panjang tetap berkesinambungan, dan yang kondisi-kondisi iklim dan lain-lain dalam kehidupannya berubah-ubah tak menentu, berawal dan sebuah kawasan yang dihuni suatu spesies dan kawasan lain yang dihuni spesies lain yang serumpun, kita tidak berhak untuk mengharapkan bahwa akan sening menemukan varietas varietas-transisi di zona-zona-pertengahan. Sebab kita punya alasan untuk percaya bahwa hanya beberapa spesies dan suatu genus yang pemah mengalami perubahan, sedangkan spesies-spesies yang lain punah sama sekali, tanpa meninggalkan keturunan yang termodifikasi. Dan spesies-spesies yang benar benar telah berubah itu, hanya sedikit dalam daerah yang sama berubah pada waktu yang sama; dan semua modifikasi terjadi dengan lambat. Saya pun telah menunjukkan bahwa varietas-varietas-transisi yang pada awalnya mungkin ada di zona-zona pertengahan akan cenderung digantikan oleh bentuk-bentuk yang serumpun pada kedua sisi. Sebab bentuk-bentuk serumpun itu, karena berada dalamjuinlah lebih besar, umumnya akan dimodifikasi dan disempurakan dalam tempo lebih cepat ketimbang varietas-varietas transisi, yang lebih sedikit ju mlahnya. Dengan demikian varietas-varietas transisi, dalam jangka panjang, akan tergantikan dan musnah.
Berdasarkan doktrin kemusnahan varietas-varietas transisi yang tak terhitung banyaknya — antara penghuni-penghuni bumi yang hidup maupun yang sudah punah. dan pada setiap periode berturut-turut antara spesies yang punah dan yang lebih tua lagi, mengapa formasi geologis tidak memberi petunjuk-petunjuk tentang kaitan-kaitan tersebut? Mengapa setiap koleksi peninggalan fosil tidak memberikan bukti jelas tentang gradasi dan mutasi bentuk-bentuk kehidupan? Meskipun riset-riset geologis sudah pasti telah mengungkapkan keberadaan banyak kaitan terdahulu yang mendekatkan banyak sekali bentuk-bentuk kehidupan. riset itu tidak menghasilkan banyak gradasi tipis yang tak terhitung jumlahnya di antara spesies-spesies yang hidup dahulu dan sekarang, seperti yang diperlukan dalam teori kita. lnilah yang paling mencolok dan banyak keberatan yang muncul. Sekali lagi, mengapa keseluruhan kelompok spesies yang serumpun tampil, meskipun tampilannya itu sering semu, seolah tiba-tiba muncul pada tahap-tahap geologis berturut-turut? Walaupun kita sekarang tahu bahwa makhluk-makhluk hidup muncul di muka bumi ini dalam periode yang jauhnya dan sekarang hampir tak dapat dikalkulasi lamanya, sebelum lapisan terendah sistem Cambria terbentuk, mengapa kita tidak menemukan tumpukan tumpukan strata besar dalam sistem ini yang tersimpan bersama pcninggalan para nenek moyang fosil-fosil Cambria? Sebab menurut teori, Strata seperti itu tentunya tclah dideposit di suatu tempat dalam kurun-kurun zaman yang sama sekali tak dikenal dalam sejarah dunia.
Saya hanya dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berada keberatan ini berdasar dugaan saja, bahwa laporan geologis jauh ditri scmpuma kctimbang anggapan banyak ahli geologi. Jumlah contoh-contoh (specimen) dalam semua museum kita sama sekali bukan apa-apa dibandingkan generasi-generasi tak terhitung spesies yang pasti pemah hidup. Bentuk nenek moyang setiap dua atau lebih spesies tidak akan mempunyai semua karakter yang langsung memperantarai keturunannya yang termodifikasi, sebagaimana burung dara karang bukan perantara langsung menurut témbolok dan buntutnya. antara keturunan-keturunannya, burung data pouter dan burung dara ekor kipas. Kita tak akan dapat begitu saja mengenali suatu spesies sebagai nenek moyang spesies lain yang termodifikasi, sekalipun kita meneliti keduanya sangat seksama. kecuali kita mempunyai sebagian besar kaitan-kaitan antara; dan karena ketidak sempurnaan catatan geologis, kita tidak berhak mengharapkan kaitan sebanyak itu.
Jika dua atau tiga atau bahkan lebih bentuk-bentuk kaitan ditemukan, kaitan- kaitan tersebut hanya akan disejajarkan dengan sebanyak spesies baru oleh para naturalis. Lebih-lebih jika ditemukan dalam berbagai sub-tahapan geologis, betapapun kecil perbedaan di antaranya. Banyak “bentuk-bentuk meragukan” yang ada sekarang dapat disebut, mungkin sebagai varietas, tetapi siapa yang tahu di abad-abad mendatang begitu banyak kaitan fosil bakal ditemukan, sehingga pars naturalis mungkin harus berhitung lagi untuk menentukan benar tidaknya bentuk-bentuk meragukan mi seharusnya disebut varietas? Hanya sebagian kecil bumi telah dijelajahi secara geologis. Hanya makhluk-makhluk hidup kelas-kelas tertentu saja yang dapat dilestarikan dalam kondisi fosil, setidaknya data jumlah tertentu. Banyak spesies, ketika terbentuk tidak pernah mengalami perubahan-perubahan lebih lanjut, tetapi menjadi punah tanpa meninggalkan keturunan yang termodifikasi. Peniode-periode yang dilewati spesies untuk menjalani modifikasi, meskipun panjang menurut ukuran abad, mungkin sekali pendek juga jika dibandingkan dengan periode-periode mereka dalam mempertahankan bentuk-bentuk yang sama. Spesies-spesies dominan dun berjangkauan luaslah yang paling sening muncul dalam banyak variasi, dan variasi-variasinya sehingga dimulai secara lokal — kedua kasus mi membuat penemuan kaitan-kaitan antara bentuk apa pun kurang mungkin terjadi. Varietas -varietas lokal tidak akan menyebar ke kawasan-kawasan jauh sampai merekacukup termodifikasi dan makin sempuma. Kalau mereka sudah menyebar dan ditemukan dalam formasi geologis, mereka muncul seolah tiba-tba tercipta di situ dan begitu saja dimasukkan kelas spesies bam. Kebanyakan bentuk sebentar sebentar berakumulasi, dan lam~nya akumulasi mi mungkin lebih pendek ketimbang rata-rata lamanya waktu untuk terjadi bentuk-bentuk khusus. Bentuk berturut-turut dalam kebanyakan kasus terpisah antara satu dengan lainnya oleh interval-interval waktu yang kosong dan panjang sekali. Pembentukan fos il-fosil yang cukup tebal untuk menahan degradasi masa datang pada umumnya hanya dapat terjadi kalau banyak sedimen dideposit pada dasar laut yang menyurut. Selama periode-periode silih berganti antara pasang naik dan tetapnya permukaan, catatan geologis pada umumnya kosong. Selama periode yang kosong ini, mungkin sekali terdapat lebih banyak variabilitas dalam bentuk-bentuk kehidupan dan ketika periode surut tiba, lebih banyak terjadi kepunahan.
Berkenaan dengan ketiadaan strata yang kaya akan fosil di bawah formasi Cambria. saya hanya dapat merujuk pada hipotesis yang terdapat dalam Bab 10, yaitu bahwa, meskipun benua-benua dan samudra-samudra kita telah bcrtahan dalam periode panjang sekali pada posisi relatifnya sekarang, kita tidak punya cukup alasan untuk berasumsi bahwa selamanya akan demikian keadaannya. Jadi, formasi-formasi yang jauh lebih tus ketimbang yang diketahul siapa pun, mungkin terkubur di bawab samudra-samudra beur. Mengenai hal bahwa berlalunya waktu tidak cukup, karena planet kita dikonsolidasikan untuk jumlah perubahan hidup yang diperkirakan, dan keberatan ini. sebagaimana diungkapkan Sir William Thompson, barangkali merupakan salah satu yang paling serius yang pemah diajukan. Saya hanya dapat mengatakan: pertama, bahwa kita tidak tahu secepat apa spesies dapat berubah dalam ukuran abad. Kedua, bahwa banyak filsuf sekarang ini sudah cukup mengetahui banyak tentang konstitusi alam semesta dan keadaan perut bumi, untuk masih berspekulasi dengan aman tentang berapa lama zaman lampaunya.
Bahwa catatan geologis tidak sempuma, semua orang mengakuinya, tetapi bahwa ketidak sempumaan itu baru sampai pada derajat terendah dan persyaratan teori kita, hanya beberapa gelintir orang yang mau mengakuinya. Jika kita melihat panjangnya interval-interval waktu geologi ini jela.s menyatakan bahwa semua spesies telah berubah; dan mereka telah berubah menurut cara yang dipersyaratkan oleh teori, sebab perubahannya berlangsung lambat dan bertahap. Kita jelas melihat ini dalam peninggalän fosil dan formasi-formasi yang berkesinambungan yang senantiasa erat berkaitan, ketimbang fosil-fosil dan formasi-formasi yang terpisah jauh.
Demikianlah keberatan-keberatan utama dan kesulitan-kesulitan yang mungkin dapat dipertentangkan dengan teori saya, dan saya secara singkat telah meringkaskan jawaban-jawaban dan penjelasan-penjelasan, yang pada hemat saya, dapat diberikan. Saya sangat merasakan kesulitan-kesulitan tersebut selama bertahun-tahun dan meragukan bobot teoni saya sendiri mi. Tetapi patut diperhatikan secara khusus bahwa makin pentinglah bobot keberatan yang terkait dengan pertanyaan-pertanyaan yang kita tahu jawabannya. Kita tidak tahu sebetapa parab keawaman kita. Kitajuga tidak tahu semua gradasi transisional yang mungkin terjadi, mulai dan organ-organ paling sederhana sampai organ organ yang paling sempuma. Kita tidak bisa berpura-pura seolah kits mengetahut semua aneka ragam sarana distnibusi selama berlalunya abad-abad yang panjarig, juga bahwa kita tidak tahu seberapa jauh ketidaksempumaan catatan geologis itu. Betapa pun seniusnya berbagai keberatan ml, pads hemat saya keberatan keberatan itu sama sekali tidak cukup untuk menumbangkan teori “keturunan dengan modifikasi terus-menerus” yang saya ajukan.
Kini marilah kita berpa1ing ke sisi lain argumen. Pada hewan peliharaan kita melihat banyak variabilitas yang disebabkan, atau setidaknya dipicu, oleh kondisi -kondisi kehidupán yang berubah, namun sering begitu samar, sehingga kita tergesa-gesa untuk menganggap variasi-variàsi itu sebagai terjadi spontan.. Variabilitas dikendalikan oleh banyak hukum yang kompleks sepenti pert umbuhan yang berkorelasi, kompensasi, digunakan atau tidak digunakannya bag ian-bagian tubuh dan tidak menentunya kondisi-kondisi lingkungan. Ada ban yak kesulitan dalam memastikan seberapa besar modifikasi yang dialami pro Juk-produk hewan peliharaan kita. Tetapi kita dapat menyimpulkan dengan aman, bahwa jumlahnya itu besar, dan bahwa modifikasi-modifikasi dapat diwarisi selama periode-periode panjang. Selama kondisi kehidupan masih tetap, kita punya alasan untuk percaya bahwa suatu modifikasi yang telah diwarisi bergenerasi-generasi, dapat terus diwarisi oleh banyak generasi yang tak terhingga jumlahnya. Sebaliknya, kita mempunyai bükti bahwa variabilitas, sekali terwujud, tidak berhenti meskipun dalam pemeliharaan selama periode sangat panjang. Kita pun tidak tahu apakah suatu saat akan berhenti, sebab varietas- varietas baru sesekali dihasilkan oleh produk-produk peliharaan kita yang pa lingtua.
Variabilitas sebenarnya tidak disebabkan oleh manusia; manusia hanya tanpa sengaja menghadapkan makhluk-makh)uk hidup pada kondisi-kondisi kehidupan yang baru, kemudian alamlah yang bertindak pada organisasi dan menyebabkannya bervariasi. Tetapi manusia mampu dan memang menyeleksi variasi-variasi yang diberikan alam padanya, dengan demikian mengaku mulasikannya menurut cara apa pun yang diinginkannya.. Jadi manusia meng adaptasikan hewan dan tanaman demi keuntungan atau kesenangan dirinya. Dia mungkin melakukannya secara metodis atau mungkin tanpa disadari, dengan melestarikan individu-individu yang paling berguna atau paling menyenangkan baginya, tanpa maksud mengubahnya. Sudah pasti bahwa manusia dapat sangat mempengaruhi sifat suatu peliharaan dengan menyeleksi perbedaan-perbedaan individual yang begitu kecil hingga tak kasat mata dalam setiap generasi berikut, kecuali oleh mata seorang ahli yang awas. Proses seleksi tanpa sengaja ini merupakan agen besar dalam pembentukan hewan peliharaan yang amat berbeda dan berguna. Bahwa banyak peliharaan yang diproduksi manusia memiliki sifat sifat atau ciri-cini spesies alami, sampai sebegitu jauh, ditunjukkan dalam keraguan-keraguan yang tak dapat dihilangkan, apakah banyak di antara peliharaan itu merupakan varietas, ataukah spesies ash yang jauh.
Tidak terdapat alasan mengapa prinsip-prinsip yang telah berlaku begitu efisien dalam hewan peliharaan, tidak berlaku dalam alam. Dalam bertahan hidup, individu-individu dan ras-ras yang unggul selama struggle for existence senantiasa kembali. Kita lalu melihat sebentuk seleksi alam yang kuat dan senantiasa benlaku. Struggle for existence, tak dapat dihindarkan, ia merupakan konsekuensi logis peningkatan deret ukur yang biasa terjadi pada semua makhluk hidup. Rasio deret ukur mi dapat dibuktikan dengan kalkulasi, ole peningkatàn pesat banyak hewan dan tanaman di musim-musim tertentu, dan bila dinaturalisasi ke negeri-negeri yang baru, lebih banyak individu dilahirkan ketimbang yang dapat bertahan hidup. Sebuah kerikil dalam timbangan dapat menentukan individu mana saja yang akan hidup terus dan mana yang akan mati; varietas atau spesies mana yang akan meningkat jum!ahnya dan mana yang berkurang dan akhirnya punah. Karena individu-individu dan spesies yang sama akan saling bersaing ketat dalam segala hal, pertarungan itu bakat sangat seru. Hampir sama serunya aitara virietas-varietas dan spesies yang sama, dan sedikit kurang antara spesies-spesies dan genus yang sama. Pertarungan itu sering kejam di antara makhluk-makhluk pada skala alam. Sedikit saja kelebihan yang tampil pada individu-individu tertentu, pada umur berapa pun atau di musim apapun mengungguli individu lain pesaingnya, atau dia teradaptasi selangkah kecit saja lebih balk pada kondisi-kondisi fisik lingkungannya, dalam jangka panjang bakal membalikkan keadaan.
Pada hewan-hewan yang berbeda jenis kelamin, dalam banyak kasus, terjadi pertarungan di antara hewan-hewan jantan demi mcmperebutkan hewañ betina. Jantan-jantan yang paling perkasa atau paling berhasil dalam menguasai lingkungan hidupnya, pada umumnya paling banyak meninggalkan keturunan Tetapi suksesnya sering tergantung pada senjata-senjata khusus hewan jantan yang handal. Senjata-senjata atau sarana pertahanan, ataupun daya tarik penampilannya — suatu kelebihan yang sangat kecil pun — akan membawanya pada kemenangan.
Sebagaimana dengan gamblang dinyatakan oleh geologi, bahwa karena setiap kawasan mengalami perubahan-perubahan fisik yang besar, kita boleh berharap dapat menentukan bahwa makhluk-makhluk hidup telah bervariasi dalam alam, sama seperti mereka telah bervariasi dalam pemeliharaan. Dan bila telah ada suatu variabilitas dalam alam, ini akan menjadi fakta yang tidak masuk akal jika tidak terjadi seleksi alam. Sudah sering dinyatakan, tetapi peryataan itu tidak mampu dibuktikan, bahwa jumlah variasi dalam alam sangat terbatas. Manusia, melalui tindakannya atas ciri-cini ekstenal saja, yang scring semaunya, dapat menghasilkan suatu hasil besar dalam waktu singkat dengan mcnambahkan sekedar perbedaan-perbedaan dalam produksi-produksi peliharaan, dan setiap orang mengakui bahwa spesies menampilkan perbedaan-perbedaan individual. Tetapi disamping perbedaan-perbedaan tersebut, semua naturalis mengakui bahwa varietas-varietas alami ada yang dipandang cukup jauh bedanya, sehingga pantas untuk dicatat dalam karya-karya sistematik. Tak seorang pun perah menarik garis pemisah yang tegas antara perbedaan-perbedaan individual dan variasi-variasi kecil, atau antara varietas-varietas yang lebih jelas tandanya dengan sub-spesies dan spesies. Pada benua-benua yang dipisahkan oleh laut dan di bagian-bagian berlainan dan benua yang sama, apabila dipisahkan dengan batas-batas berwujud apa pun, juga pada pulau-pulau yang terletak di luarnya betapa banyak bentuk-bentuk yang terdapat di sana . Sebagian naturalis berpengalaman mcmasukkannya dalam jajaran varietas, yang lain sebagai ras geografis atau sub-spesies, dan yang lain lagi sebagai spesies yang sama sekali lain, walaupun berkerabat dekat.
Maka jiks hewan dan tanaman memang bervariasi, betapa pun kecilnya atau tambahnya, mengapa variasi-vaniasi atau perbedaan-perbedaan individual yang bagimanapun juga menguntungkan itu, tidak dilestarikan dan diakumulasikan melalui seleksi alam atau survival of the fittest? Jika manusia, melalui kesabarannya, menyeleksi variasi-vaniasi yang berguna baginya, mengapa, dalam kondisi-kondisi kehidupan yang berubah-ubah dan kompleks, variasi-variasi yang tidak berguna bagi produk-produk alam yang hidup sering timbul dan ikut dilestarikan atau ikut terseleksi? Pembatas apa yang dapat dibenikan pada daya kekuatan mi, yang telah bekerja selama abad-abad yang panjang serta sangat memperhatikan seluruh konstitusi, struktur dan kebiasaan-kebiasaan setiap makhluk? Sebab, mengutamakan yang baik dan menolak yang buruk-buruk saja tidak dapat menjadi kriteria batas dalam daya kekuatan mi, yang secara perlahan lahan dan indah menyesuaikan setiap bentuk kehidupan pada Iingkungan hingkungan hidupnya yang paling kompleks. Teori seleksi alam, kalau pun kita
mehihatnya tidak Jebih jauh dan ini, tampak berada pada derajat kemungkinan yang paling tinggi.
Akhimya, telah saya rekapitulasi, sejujur mungkin, kesulitan-kesu1itan dan keberatan-keberatan yang menentang teori saya mi. Kini marilah kita berpaling ada fakta dan argumen-argumen khusus yang membela teori tersebut.
Berdasar pandangan bahwa spesies hanya merupakan varietas yang bertanda cuat dan permanen, dan bahwa setiap spesies pertama kali tampil sebagai varietas, kita dapat melihat bahwa suatu ganis pemisah tak dapat ditarik antara spesies-s pesies yang biasanya dianggap hash tindakan penciptaan tersendini dan varietas ‘anietas yang diakui telah dihasilkan oleh hukum-hukum sekunder. Berdasar pandangan yang sama, kita dapat mengerti apa sebabnya maka dalam sebuah kawasan, tempat banyak spesies dari satu genus dihasilkan dan merekã subur I dalsmnya, spesies ml seharusnya menyajikan banyak varietas Karena ilamana tempat yang menghasilkan spesies itu aktif, dapat kita harapkan, sebagai turan umum, bahwa produksi spesies mi masih terus benlangsung. Dan inilah ang terjadi jika varietas-vanietas merupakan “spesies yang baru jadi.”
Tambahan pula, spesies dan genera yang lebih besar, memungkinkan jumlah besar varietas atau spesies yang baru jadi, sampai derajat tertentu masih mempertahankan ciri-ciri varietas, karena perbedaan antara mereka ini lebih keci1 ketimbang perbedaan antara spesies-spesies dan genera yang lebih kecil.sedangkan spesies-spesies yang erat serumpun, juga dan genus yang (lebih besar, panya beruang lingkup terbatas, dan dalam kekerabatannya mereka berkelompok dalam gugus-gugus kccil di sekitar spesies-spcses yang lain dalam kedua hal ini mirip varietas.Hubungan-hubungan yang aneh ini, berdasar pandangan bahwa setiap spesies diciptakan tanpa ketergantungan satu sama lain, tetapi dapat dimengerti jika masing-masing pada mulanya adalah varietas.
Karena setiap spesies cenderung meningkat jumlahnya menurut ras reproduksi deret ukur, dan karena keturunan termodifikasi setiap spesies akan mampu meningkat menurut seberapa jauh mereka terdiversifikasi dala kebiasaan dan struktur, maka utnuk mampü menduduki berbagal tempat yang luas dan berbeda da1am ekonomi alam, ada kecenderungan terus-menerus dalam seleksi alam untuk melestarikan keturunan yang paling berbeda (divergent) dari setiap spcsies. Karena itu, sepanjang berlangsungnya modifikasi, perbedas ciri-ciri kecil varietas dan spesies yang sama, cenderung diperbesar (augmentec menjadi perbedaan cini-ciri spesies dan genus yang sama. Varietas-vanieta baru dan lebih maju, secara tak terhindarkan akan menggantikan da~ mempunahkan yang lebih tua dan kurang berkembang, juga varietas transisi dengan demikian spesies dianggap objek-objek yang terdefinisi dan berbeda dalam arti luas.
Spesies-spesies dominan yang tergolong kelompok-kelompok lebih besar dalam setiap ketas cenderung melahirkan bentuk-bentuk baru dan dominan pun sehingga setiap kelompok yang besar cenderung untuk menjadi lebih besar lagi, dan bersamaan dengan itu cini-cirinya menjadi lebih divergent. Tetapi karena, tidak semua kelompok dapat terus bentambah besar dengan carsa demikian, sebab bumi tidak bakal mampu memuatnya, maka kelompok yang dominan akan mengalahkan yang kurang dominan. Kecenderungan kehompok-kclompok besar untuk terus bertambah besar dalam jumlah dan saat ini, bersama dengan kemungkinan terjadinya banyak kepunahan yang tak terelakkan, dapat menjelaskan tata-susunan semua bentuk kehidupan kelompok-kclompok yang disubordinasi oleh kelompok-kelompok. Kesemuanya dalam beberapa kelas besar yang tak banyak, telah berlangsung sepanjang masa. Fakta agung pengelompokan segala makhluk hidup di bawah apa yang disebut Sistem Alam (Natural System), tidak dapat dijelaskan sama sekahi berdasarkan teori penciptaan.
Karena seleksi alam hanya bertindak dengan semata-mata mengakumulasi kan variasi-variasi kecil, berkesinambungan dan menguntungkan, maka seleksi alam tersebut tidak dapat menghasilkan modifiksi-modikasi yang besar atau mendadak. Dia hanya dapat bertindak dengan langkah-langkah kecil dan lambat. Karena itu, semboyan “Natura non facit saltum: yang cenderung selalu dikonfirmasikan dalam setiap pengetahuan kita yang bertambah, menurut teori ini tak dapat dimengerti. Kita dapat melihat mengapa di seluruh alam tujuan umum yang sama dicapai oleh hampir. tak terhingga anekaragam cara, sebab setiap kekhususan, begitu sekali terjadi, akan diwarisi untuk waktu lama. Dan struktur-struktur yang sudah termodifikasi, dalam berbagai cara akan diadapasikan demi tujuan umum yang sama. Ringkasnya, kita dapat melihat mengapa alam begitu boros dalam varietas, meskipun kikir dalam inovasi. Tetapi mengapa mi harus merupakan hukum alam,jika setiap spesies telah diciptakan secara sendiri-sendiri, tak seorang pun dapat menjelaskannya.
Banyak fakta lain, dalam penglihatan saya, dapat diterangkan berdasar teori ini. Betapa aneh, bahwa seekor burung pelatuk (woodpecker—pematuk pohon). makan serangga-serangga tanah, bahwa angsa di dataran tinggi yang jarang sekali atau tidak pemah berenang memiliki kaki-kaki yang berselaput. Bahwa burung yang mirip thrush (burung penyanyl, bul-bul) harus menyelam dan makan serangga sub-akuatik, dan bahwa petrel (burung laut hitam-putih bersayap panjang) harus memiliki kebiasaan-kebiasaan dan .struktur-struktur yang hanya cocok bagi seekor auk (burung laut besar bersayap pendek)! Demikian seterusnya dengan kasus-kasus tak terhingga. Tetapi berdasarkan pandangan bahwa setiap spesies senantiasa berusaha meningkatkanjum!ahnya, dan seleksi alam selalu slap untuk mengadaptasikan keturunan dan masing-masing secara perlahan-lahan, secara bervariasi terhadap tempat yang tak dihuni atau dihuni dalam alam, fakta-fakta mi tidak lagi ganjil, atau bahkan dapat diantisipasi. Sampai batas tertentu, kita dapat mengerti mengapa begitu banyak keindahan dalam alam. Sebab hal ini sebagian besar adalah karena adanya agen seleksi. Bahwa keindahan itu, menurut pengindraan kita, tidak universal, harus diakui oteh siapa pun yang memandang ular-ular berbisa, beberapa jenis ikan dan be’erapa kelelawar yang buruk sekali penampilannya, dengan kemiripan yang terdistorsi dengan wajah manusia. Seleksi jenis kelamin telah memberikan warna-warni yang paling cemerlang, pola-pola anggun, dan hiasan-hiasan lain pada hewan jantan, dan kadang pada kedua jenis kelamin, pada berbagai macam burung, kupu-kupu dan hewan-hewan lain. Pada burung, seleksi tersebut telah memberikan nada-nada musik merdu untuk burung jantan yang ditujukan bagi betina, maupun bagi telinga kita. Bunga-bunga dan buah-buahan telah dibuat mencocok dengan wara-wami yang cemerlang, kontras dengan dedaunan yang hijau, supaya bunga-bunga segera tampak, dan dikunjungi dan dibuahi melalui serangga, dan biji-biji didiseminasi oleh burung-burung. Mengapa beberapa warna, suits, dan bentuk tertentu menyenangkan manusia dan hewan-hewan yang lebih rendah? Maksudnya, bagaimana rasa kepekaan terhadap keindahan dalam bentuknya yang paling sederhana pertama ka1i diperoleh — kita tidak tahu lebih banyak ketimbang bagaimana bau-bauan dan aroma tertentu pertama kali dianggap menyenangkan.
Karena seleksi alam bertindak melalul kompetisi, dia mengadaptasi dan menyempurnakan penghuni setiap kawasan hanya dalam hubungan sesama penghuninya. Dengan demikian kita tidak perlu heran melihat spesies negara lain, meskipun pada pandangan umum telah tercipta dan teradaptasi khusus untuk negeri itu, bisa kalah dan digantikan oleh produksi-produksi yang sudah dinaturalisasi dan negeri lain. Tidak perlu heran juga jika semua buatan alam tidak sepenuhnya sempuma menurut pendapat kita, sebagaimana pula keadaan manusia, bahkan kalau beberapa di antaranya mengerikan bagi ide kita tentang kekuatan (fitness), Kita tidak perlu heran pada sengatan lebah apabila digunakan terhadap musuh, dan menyebabkan kematian lebah itu sendiri. Juga pada lebah jantan yang diproduksi dalam jumlah sebesar itu, demi satu lngkah saja, kemudian dibantai oleh saudara-saudara betinanya yang steril. Demikian pula pada kejadian pemborosan serbuk pohon-pohon cemara kita yang mencengangkan; pada kebencian naluriah ratu lebah pada anak-anak betinanya sendiri yang subur; pada cara makan iclmeunzonidae (makan dagingnya sendiri) dalam tubuh ulat hidup, atau kasus-kasus lain serupa itu. Yang menakjubkan sesungguhnya adalah, menurut teori seleksi alam, bahwa lebih banyak kasus kekurang sempurnaan yang absolut, yang belum terdeteksi.
Sejauh pandangan kami, hukum-hukum yang mengatur produksi varietas yang kompleks dan sedikit sekali diketahui adalah sama dengan hukum-hukum yang telah mengatur produksi spesies-spesies lain. Dalam kedua kasus mi, kondisi- kondisi fisik agaknya telah menghasilkan beberapa dampak langsung dan pasti, tetapi kita tak dapat mengatakan seberapa banyak. Jadi, ketika varietas-varietas memasuki suatu liugkungan baru, mereka kadang mcngambil beberapa ciri yang scbenarnya milik spesies lain dalam lingkungan tersebut. Pada keduanya, varietas dan spesies, digunakan atau tidak digunakannya suatu organ rupanya dan menghasilkan dampak yang perlu diperhitungkan. Sebab tidak mungkin kita menolak kesimpulan ini, apabila kita melihat misalnya, bebek berkepala bentuk kampak (logger-headed duck), yang memiliki sayap tanpa mampu terbang, kondisinya hampir sama dengan bebek peliharaan. Atau jika kita melihat tucu-tucu yang menggali hang dalam tanah yang sering buta; kcmudian mata bebrapa mole (tikus mondok) tertentu, yang biasanya terbalut kulit, atau hewan-hewm buta yang menghuni gua-gua gelap Amerika dan Eropa.
Pada varietas dan spesies, variasi-variasi yang saling berkaitan, rupanya telah memainkan peran penting, sehingga jika satu bagian telah dimodifikasi, bagian-bagian lain pun tentu termodifikasi juga. Pada varictas maupun spesies, kadang-kadang terjadi bahwa ciri-ciri yang sudah lama hilang, muncul kembali Sejauh mana kemungkinan pemunculan garis-garis pada pundak dan kaki bcrbagai genus kuda dan hibridanya, dapat dijelaskan berdasarkan teoril penciptaan? Betapa sederhana fakta mi dapat dijelaskan jika kita percaya bahwa spesies ini semuanya diturunkan oleh nenek moyang yang bergaris-garis. mirip dengan cara berbagai pe1iharaan burung dara jinak diturunkan dan burung dara karang biru yang bergaris-garis!
Berdasarkan pandangan umum yang lazim bahwá setiap spesies telah tercipta secara sendiri-sendiri, maka mengapa ciri-ciri khusus, atau yang membedakan spesies dan genus yang sama, dapat berbeda satu dengan yang lainnya, Iebih bervariasi ketimbang ciri-ciri genetis, yang di dalamnya mereka semua satu? Mengapa, misalnya warna suatu bunga cenderung lebih bervariasi pada suatu spesies dalam satu genus, jika spesies yang lain memiliki bunga-bunga yang berbeda-beda waranya, ketimbang kalau semua memiliki bunga-bunga yang sama warnanya? Jika spesies hanya merupakan varietas-varietas yang jelas; yang ciri-cirinya telah permanen pada derajat tinggi, kita dapat mengerti fakta ini.,sebab mereka telah bervariasi sejak bercabang dahulu dan satu nenek moyang dalam beberapa ciri tertentu, dengan demikian menjadi saling berbeda. Karena itu cini-ciri yang ini akan cenderung lebih bervariasi lagi ketimbang ciri -ciri genetis yang telah diwarisi tanpa perubahan untuk jangka waktu yang sangat lama. Tidak dapat dijelaskan berdasarkan teori penciptaan, mengapa suatu bagian bcrkembang dengan cara yang sangat luar biasa hanya pada suatu spesies saja dan genus itu, dan oleh karenanya sebagaimana dapat. kita simpulkan. sangat penting bagi spesies tersebut. Mengapa dia harus sangat cenderung bervariasi. Tetapi bérdasarkan pandangan kami, sejak berbagai spesies telah bercabang dan nenek moyang yang sama, bagian ini telah mengalami sejumlah variabilitas dan modifikasi luar biasa. Karena itu dapat kita harapkan bahwa bagaimana tubuh tersebut pada umumnya masih dapat bervariasi. Sebagian mungkin berkembang secara sangat luar biasa, seperti sayap kelelawar, namun tidak lebih bervariasi daripada struktur lain mana pun, jika bagian dimaksud biasa bagi banyak bentuk bentuk subordinat. Maksudnya,jika telah diwarisi sejak periode yang panjang, kasus ini akan dianggap konstan melalui seleksi alam yang berskesinambungan.
Kembali pada naluri, betapa pun menakjubkan beberapa di antaranya, hal itu tidak memberikan kesulitan-kesulitan besar ketimbang struktur-struktur badaniah pada teori seleksi alam tentang “modifikasi-modifikasi kecil tetapi menguntungkan”. Dengan demikian kita mengerti mengapa alam bergerak dengan Iangkah-langkah bertahap datlm memberi aneka ragam naluri pada berbagal hewan dan kelas yang sama. Saya telah berupaya untuk menunjukkan berapa banyak kejelasan yang diberikan oleh prinsip gradasi pada daya arsitek yang mengagumkan dan lebah. Kebiasaan, sudah pasti , sering berperan dalam memodifikasi naluri, dan tanpa itu tidak jatan, sebagaimna akan kita lihat dalam kasus insekta neuter (tanpa jenis kelamin), yang tidak meninggalkan keturunan untuk mewarisi dampak-dampak kebiasaan yang telah lama bertangsung. Berdasarkan pandangan bahwa semua spesies dan genus yang sama telah diturunkan oleh nenek moyang yang sama, dan telah mewarisi banyak persamaan. kita dapat mengerti apa sebabnya maka spesies-spesies yang serumpun, bila ditempatkan dalam kondisi-kondisi kehidupan yang sangat berbeda, masih mengikuti naluri-naluri yang sama. Mengapa burung-burung but-but di Amerika yang beriklim tropis dan Amerika Selatan yang bermusim sedang, misalnya, melapisi sarangnya dengan lumpur seperti spesies Inggris. Berdasar pandangan bahwa naluri secara perlahan-lahan diperoleh melalui seleksi alam, kita tidak perlu heran bahwa beberapa naluri tidak sempurna dan mungkin keliru dan banyak naluri lain yang membuat hewan lain mendenita.
Jika spesies hanya merupakan varietas dengan tanda-tanda jelas serta permanen, kita langsung dapat melihat mengapa keturunan silangnya harus mengikuti hukum-hukum kompleks yang sama, dalam tingkat dan ragam kemiripan, dengan nenek moyangnya — dengan saling terserap antara yang satu dengan yang lain melalui persilangan dan hal-hal lain seperti itu —sebagaimana dilakukan keturunan silang varietas-varietas yang telah dikenal, Keserupaan ini merupakan fakta yang ganjil, apabila spesies-spesics tehah diciptakan secara sendiri-sendiri dan varietas dihasilkan melalui hukum-hukum sekunder.
Jika kita mengakui bahwa catatan geologi tidak sempurna sampai ke tingkat yang ekstrem, maka fakta-fakta yang diberikan olehh laporan itu sangat mendukung teori “pewarisan dengan modifikasi”. Spesies-spesics baru telah muncul di panggung sejarah secara lambat dan pada interval-interval tertentu, danjumlah perubahan, setelah interval waktu yang sama, sangat jauh berlainan pada berbagai kelompok. Kepunahan spesies dan kelompok utuh spesies yang telah memainkan peran begitu mencolok dalam sejarah dunia organik. hampir pasti adalah akibat prinsip seleksi alam. Sebab bentuk-bentuk lama digantikan oleh yang baru dan lebih sempura. Baik spesies-spesies tunggal maupun kelompok-kelompok spesies tidak akan muncul kembali, begitu rantai generasi umum terputus. Difusi gradual bentuk-bentuk dominan, dengan modifikasi lambat keturunan mereka, menyebabkan bentuk-bentuk kehidupan, seolah-olah telah berubah secara simultan di seluruh bumi setelab interval-interval waktu yang lama. Fakta peninggalan-peninggalan fosil setiap formasi yang pada tingkat tertentu bersifat menjembatani antara fosil-fosil dalam formasi atas dan bawah, dengan sederhana dijelaskan oleh posisinya yang di tengah rantai keturunan.
Fakta agung ini, bahwa semua makhluk yang punah dapat dikelaskan dengan makhluk-makhluk yang kini masih ada, secara alamiah menjadi akibat wajar dan kenyataan bahwa makhluk-makhluk yang ada dan yang iclab punab berasat dan nenek moyang yang sama. Karena pada umumnya spesies telah berdivergensi dalam ciri-ciri dan modifikasinya sepanjang perjalanan mereka turun-temurun, kita dapat mengerti apa sebabnya bentuk-bentuk yang lebih kuno atau nenek moyang awal setiap kelompok, begitu sering menempati posisi yang, sampai tingkat tertentu, menjembatani kelompok-kelompok yang ada sekarang. Bentuk-bentuk mutakhir rata-rata lebih tinggi kedudukannya dalam skala organisasi, ketimbang bentuk-bentuk kuno. Tingkat mereka pun tentu lebih tinggi. sejauh bentuk-bentuk yang mutakhir itu lebih maju, setelah menaklukkan bentuk -bentuk tua yang terbelakang dalam perjuangan hidup. Pada umumnya bentuk bentuk mutakhir juga mempunyai organ-organ yang lebih terspesialisasi untuk fungsi-fungsi berbeda. Fakta ini sangat sesuai diterapkan untuk banyak makhluk yang masih mempertahankan struktur-struktur sederhana, yang hanya sedikit saja mengalami kemajuan namun cukup memadai untuk kondisi-kondisi kehidupan yang sederhana. Juga sangat sesuai berlaku untuk beberapa bentuk yang mundur dalam organisasinya, dengan setiap tahap keturunan menjadi lebih cocok bagi kebiasaan-kebiasaan hidup yang baru meskipun telah merosot derajatnya. Akhimya, hukum menakjubkan tentang ketahanan bentuk-bentuk serumpun dalam benua yang sama — Marsupial di Australia, Edetania di Amerika. dan kasus-kasus lain seperti itu dapat dimengerti, sebab di dalam negeri yang sama, makhluk yang ada dan yang punah akan sangat erat bersekutu karena keturunan.
Melihat distribusi geografis,jika kita mengakui bahwa sepanjang perjalanan abad-abad telah terjadi banyak migrasi dan satu bagian bumi ke bagian yang lain, berkat perubahan iklim dan geografis dahulu, dan banyaknya sarana-sarana penyebaran bersifat kadangkala dan tak diketahui, maka kitadapat memahami sebagian besar fakta utama penyebaran. Berdasarkan ‘4teori keturunan dengan modiflkasi” kita dapat melihat. mengapa ada paralelisme yang begitu mencolok pada distribusi makhluk-makhluk hidup di ruang semesta dan suksesi geologisnya sepanjang zaman. Sebab dalam kedua kasus itu, makhluk-makhluk telah dikaitkan dengan tali penghubung kelahiran biasa, dan sarana modifikasinya adalah sama. kita menangkap makna sepenuhnya dan fakta menakjubkan, yang telah mempesona setiap pengembara, yaitu bahwa di benua yang sama, di bawah k mdisi yang berbeda-beda, dalam cuaca panas dan dingin, di gunung dan dataran rendah, di gurun pasir dan rawa-rawa, kebanyakan penghuni dalam setiap kelas besar jelas berkerabat. Mereka adalah keturunan dan nenek moyang yang sama dan kolonis pertama.
Atas dasar prinsip migrasi sebelumnya, yang dalam kebanyakan kasus dikombinasikan dengan modifikasi, kita memahami identitas beberapa tanaman dan sekutu dekat banyak tanaman lain, di gunung-gunung yang paling jauh, di zona-zona Utara dan Selatan yang beriklim sedang dengan bantuan zaman Es. ‘Demikian juga persekutuan dekat beberapa penghuni Laut pada ganis lintang iklim sedang Utara dan Selatan, walaupun dipisahkan oteh samudra luas. Meskipun dua negara mungkin mempunyal kondisi-kondisi fisik yang dekat sekali kemiripannya, sedekat yang dibutuhkan oleh spesies yang sama, kita tidak perlu heran bahwa penghuninya sangat berbeda bila mereka telah sama sekali dipisahkan satu sama lain sejak lama. Karena hubungan antar organisme merupakan hubungan yang paling penting dan segala hubungan, dan karena kedua negara tentunya sudah menerima koloni-koloni di berbagai periode dalam berbagai proporsinya, dan suatu negara atau saling menerima, maka jalannya modifikasi di kedua kawasanitu secara tak terelakkan berbeda.
Berdasarkan pandangan migrasi déngan modifikasi yang mengikutinya itu, kita lalu paham mengapa pulau-pulau samudra hanya dihuni oleb sedikit spesies. Tetapi dan yang sedikit ini, mengapa banyak yang berbentuk khusus atau endemik. Kita jelas melihat, mengapa spesies yang termasuk golongan hewan yang tidak dapat menyeberangi jarak-jarak luas samudra, seperti katak dan mamalia terestrial, tidak menghuni pulau-pulau samudra. Sebaliknya, mengapa spesies-spesies kelelawar yang baru dan khusus, hewan-hewan yang dapat menyeberangi samudra, terdapat di pulau-pulau yang terletak sangat jauh dan benua mana pun. Kasus-kasus demikian, seperti kehadiran spesies kelelawar khusus di pulau-pulau samudra dan tidak terdapatnya semua mamalia terestrial yang lain, adalah fakta yang sungguh tak dapat diterangkan berdasarkan teori penciptaan secara sendiri-sendiri.
Keberadaan spesies-spesies yang serumpun atau spesies-spesies di setiap dua kawasan mengandung arti, bahwa berdasarkan “teori keturunan dengan modifikasi”, bentuk-bentuk nenek moyang yang sama pernah tinggal di kedua kawasan tersebut. Kita hampir selalu mendapati, bahwa di lempat banyak spesies yang serumpun menduduki dua kawasan, beberapa spesies yang identik umumnya berada di antara keduanya. Di tempat terdapat banyak spesies yang serumpun namun berbeda, maka banyak bentuk-bentuk yang meragukan dan varietas- varietas yang tergolong kelompok yang sama muncul pula. Merupakan suatu hukum generalitas tinggi, bahwa penghuni setiap kawasan berkaican dengan penghuni terdekatnya, tempat imigran-imigran mungkin berasal. Kita melihat ini dalam hubungan mencolok antara hampir semua tanaman dan hewar di kepulauan Galapagos, dan Juan Fernandez dan pulau-pulau Amerika lainnya, dengan tan aman-tanaman dan hewan daratan Amerika yang adalah tetangganya. Juga tanaman dan hewan kepulauan Cape de Verde, dan pulau-pulau Afrika lainnya dengan yang berada di daratan Afrika. Haruslah diakui, bahwa fakta- fakta ini tidak dapat dijelaskan berdasarkan teori penciptaan.
Seperti yang kita lihat, fakta bahwa semua makhluk hidup masa lampau dan sekarang dapat ditata dalam bebèrapa kelas besar, dalam kelompok-kelompok di bawah kelompok-kelompok dan dengan kelompok-kelompok punah yang sering tergolong berada di tengah kelompok yang ada sekarang, dapat dipahami berdasarkan teori seleksi alam, dengan kemungkinan-kemungkinan kepunahan dan divergensi ciri-cirinya. Berdasar prinsip yang sama kita melihat, apa sebab maka kedekatan bentuk dalam setiap kelas begitu kompleks dan berputar. Kita melihat mengapa ciri-ciri tertentu jauh lebih berguna ketimbang yang lain untuk klasifikasi. Mengapa ciri-ciri adaptif, meskipun sangat penting artinya bagi makhluk itu sendiri, nyaris tak berarti bagi klasifikasi; mengapa ciri-ciri yang benasal dan bagian-bagian rudimenter, sering bemilai tinggi dalam klasifikasi dan mengapa ciri-ciri embriologis sering merupakan yang paling berharga.daripada semuanya. Kedekatan sesungguhnya dan semua makhluk hidup, yang kontras dengan kemiripan adaptifnya, disebabkan oleh pewarisan atau komunitas keturunan. Sistem Alam (Natural System) merupakan tatanan genealogis dengan tingkat-tingkat perbedaan yang diperoleh, ditandai oleh istilah-istilah: varietas, spesles, genus. famili, dan seterusnya; dan kita harus mencari garis keturunannya lewat ciri-ciri yang paling permanen. apa pun ciri itu dan betapa kecil pun arti vitalnya.
Kerangka kerja serupa pada tulang-tulang pada tangan manusia, pada sayap kelelawar, sirip ikan lumba-lumba dan kaki kuda —jumlah vertebrae yang sama membentuk leher jerapah dan gajah dan tak terhitung fakta lain seperti itu, sekaligus menjelaskan dininya berdasar teori keturunan dengan modifikasi lambat dan sedikit demi sedikit namun terus-menerus. Kemiripan pola pada sayap dan kaki kelelawar, meskipun dipakai untuk tujuan-tujuan yang begitu berbeda, —pada rahang dan kaki kepiting — dalam daun bunga, dapat dipahami sampai jang kauan luas berdasar pandangan modifikasi gradual bagian-bagian atau or gan .organ, yang asal mulanya sama dan sama nenek moyang dalam masing- masing kelas. Berdasarkan prinsip variasi beturut-turut yang tidak selalu muncul di usia dini, dan karena diwarisi dalam periode yang sejajar dengan periode awal kehidupannya, kita jelas dapat mengerti mengapa embrio-embrio mamalia, bunting, reptilia dan ikan begitu dekat kemiripannya, dan begitu berbeda dalam bentuk-bentuk dewasanya. Kita boleh menghentikan ketakjuban kita pada embrio eekor mamalia yang benafas di udara tetapi memiliki celah-celah insang dan arteri-arteri yang berikal-ikal, seperti milik ikan yang harus bemafaskan udara yang larut dalam air dengan bantuan insang yang berkembang baik.
Organ yang tidak dipakai, sering dibantu oleh seleksi alam untuk diperkecil, bila dianggap tanpa guna dalam kebiasaan atau kondisi-kondisi kehidupan yang telah berubah, dan kita dapat memahami berdasarkan pandangan mi, apa arti organ-organ rudimenter. Tetapi keadaan tak dipakai dan seleksi, umumnya berlaku pada setiap makhluk bila mencapai kedewasaan dan harus memainkan peran penuh dalam struggle for existence. Dengan demikian hanya sedikit dapat mempengaruhi organ selama peniode kehidupan awal. Karena itu, organ tersebut tidak akan diperkedil atau dianggap rudimenter pada peniode awal mi. Anak sapi, misalnya, telah mewarisi gigi, yang tidak pemah muncul keluar di gusi rahang atas, dan nenek moyang purba yang mempunyai gigi yang berkembang penuh. Kita boleh percaya, bahwa gigi pada hewan dewasa mula-mula diperkecil melalui seleksi alam karena tidak dipakai, karena lidah dan langit-langit. atau bibirya, sudah sangat memadai untuk makan rumput, tanpa bantuan gigi rahang atas tersebut. Sedangkan pada anak sapi, giginya oleh seleksi alam dibiarkan begitu saja dan berdasarkan prinsip pewárisan telah diterimanya pada usia sejajar sejak periode zaman dahulu sampai sekarang
Mengenai pandangan bahwa setiap organisme dengan semua bagian bagiannya yang terpisah telah diciptakan secara khusus, betapa mustahil menjelaskan bahwa organ-organ yang mendapat cap tak berguna, seperti gigi pada embrio sapi, atau sayap-sayap yang menciut di bawah penutup-penutup sayap banyak kumbang, begitu sering terjadi. Alam mungkin dapat dikatakan telah bersusah payah untuk mengungkapkan skema modifikasi, struktur-struktur embriologis dan homologis melalui organ-organ rudimenter, tetapi kita terlalu picik untuk menangkap maksudnya.
Sekarang saya telah merekapitulasi fakta-fakta dan pertimbangan-pertimbangan yang telah sangat meyakinkan saya, bahwa spesies-spesies telah mengalami modifikasi selama periode panjang turun-temurun. Hal ini terutama terjadi melalui seleksi alam atas berbagai variasi menguntungkan yang banyak, berkesinambungan dan sedikit-demi-sedikit, dibantu secara sangat berarti oleh dampak pewarisan bagian-bagian tubuh yang dipakai maupun yang tidak terpakai. Secara kurang berarti, yaitu dalam hubungan dengan struktur-struktur yang adaptif, baik yang lampau maupun yang sekarang, dibantu oleh tindakan langsung kondisi-kondisi ekstenal, dan oleh variasi-variasi yang dalam pandangan mata awam kita seolah timbul spontan.
Rupanya, saya dahulu kurang mementingkan frekuensi dan nilai bentuk bentuk variasi yang disebut terakhir ini, yang menggiring ke modifikasi permanen struktur, tanpa tergantung pada seleksi alam. Tetapi, karena kesimpulan kesimpulan saya akhir-akhir mi telah banyak keliru diinterpretasikan orang, dan dikatakan bahwa saya secara eksklusif hanya mengalamatkan modifikasl spesies pada jasa seleksi alam, maka izinkan saya mengatakan bahwa dalam edisi pertama karya saya mi, dan selanjutnya, saya telah memposisikan diri secara amat tegas, yaitu pada akhir Pendahuluan di depan — kata-kata seperti berikut:
“Saya yakin bahwa seleksi alam telah menjadi sarana utama, tetapi bukan satu satunya (exclusive) sarana modifikasi.” ini teryata tidak mencapai sasaran. Daya kekeliruan interpretasi yang ada memang besar, tetapi sejarah ilmu pengetahuan menunjukkan, bahwa syukurlah, kekuatan ini tidak bertahan lama.
Nyaris tidak dapat dibayangkan bahwa teori yang salah akan menjelaskan secara begitu memuaskan, dengan berbagai kelas-kelas besar fakta terinci di atas seperti teori seleksi alam. Baru-baru ini ada keberatan yang diajukan, bahwa ini merupakan cara berargumentasi yang tidak aman, tetapi inilah suatu metode yang digunakan dalam menilai peristiwa-peristiwa biasa dalam kehidupan dan telah sering digunakan oleh para filsuf alam yang terbesar sekalipun. Teori cahaya yang jatuh bangun (undulatory) diperoleh secara demikian, dan keyakinan pada rotasi bumi pada porosnya sendiri sampai akhir-akhir ini nyaris tidak didukung oleh bukti langsung apa pun. Bukanlah keberatan yang sahih, bila sains sampai sekarang belum dapat menjelaskan problema yang jauh lebih penting tentang intisari atau asal-mula kehidupan. Siapa yang dapat menjelaskan apa intisari daya gravitasi bumi? Tak seorang pun sekarang berkeberatan untuk mengikuti hasil-hasil yang menjadi konsekuensi unsur daya tarik yang tak dikenal ini, sekalipun Leibniz dahulu perah menuduh Newton cuma memperkenalkan ‘Sifat-sifat kienik dan gambaran-gambaran ajaib ke dalam filsafat”.
Saya tidak melihat alasan yang kuat, mengapa pandangan-pandangan yang diberikan dalam buku ini harus menggoncang rasa keagamaan seseorang. Adalah memuaskan. dalam menunjukkan betapa transient (sementara) kesan-kesan demikian, mengingat temuan terbesar yang perah dibuat manusia yang berama Newton, juga telah diserang oleh Leibniz “sebagai subversif terhadap agama yang natural dan secara inferensial (tak langsung) juga terhadap agama yang diwahyukan.” Seorang pengarang yang tersohor dan suci hidupnya telah menyurati saya bahwa “secara bertahap dia telah belajar melihat, bahwa merupakan konsep Keillahian yang sama luhurnya untuk dipercaya bahwa Dia (Tuhan) telah menciptakan beberapa bentuk-bentuk asli yang mampu berkembang mandiri ke bentuk-bentuk lain yang dibutuhkan, karena Dia memerlukan langkah langkah penciptaan baru untuk mengisi kekosongan-kekosongan yang ditinggalkan oleh hukum-hukumNya”
Dapat dipertanyakan mengapa, sampai belakangan mi, hampir semua pakar naturalis dan geologi terkemuka tidak mempercayai kecenderungan spesies untuk berubah? Sebab tidak dapat diperoleh kepastian bahwa makhluk-niakhluk hidup dalam keadaan alamiah tidak akan mengalami variasi. Tidak dapat dibuktikan bahwa jumlah variasi sepanjang abad-abad perjalanan sejarah kualitasnya terbatas; tidak ada garis tegas yang dapat ditarik antara spesies dan vanietas -varietas yang memiliki tanda-tanda kuát. teori bahwa spesies, bila dikawin silangkan selalu mandul dan varietas-varietas senantiasa subur, atau bahwa kemandulan merupakan karunia khusus dan tanda penciptaan tidak dapat dipertahankan. Keyakinan bahwa spesies merupakan hasil-hasil yang tak dapat berubah, nyaris tak terelakkan, jika sejarah bumi dianggap tidak berlangsung lama. Sekarang, setelah kita memperoleh gambaran tentang kurun waktu yang berlalu, kita terlalu gegabah untuk berasumsi tanpa bukti, bahwa catatan geologi sudah begitu sempurna, sehingga tentunya télah memberi kita bukti jelas tentang mutasi spesies, itupun kalau mereka mengalami perubahan.
Tetapi, penyebab utama keengganan kita untuk mengakui bahwa satu spesies tetah melahirkan spesies-spesies yang jelas dan berbeda-beda adalah, bahwa kita senantiasa lamban mengakui adanya perubahan-perubahan besar, yang langkah-Iangkahnya tidak kita hihat. Kesulitannya sama dengan yang dirasakan oleh begitu banyak ahli geologi, ketika Lyell. pertama kali meñgatakan bahwa garis-garis panjang pada karang daratan telah terwujud dan jurang-jurang besar telah terjadi, oleh agen-agen yang sekarang masih dapat kita libat bekerja. Nalar tidak mungkin mampu mencakup makna penuh istilah sejuta tahun sekali pun; nalar tidak dapat menjumlah dan memuat dampak-dampak penuh dan banyak variasi-variasi kecil, yang terakumulasi selama jumlah generasi-generasi yang hampir tak terhingga.
Meskipun saya meyakini sepenuhnya kebenaran pandangan-pandangan yang saya sampaikan dalam buku ini dalam bentuk abstrak. Saya sama sekali tidak mau memaksakan diri untuk meyakinkan para pakar naturalis berpengalaman, yang pikirannya dipenuhi dengan sejumlah besar fakta-fakta yang kesemuanya berangkat dan sudut pandang yang berlawanan total dengan sudut padang saya. Begitu mudah kita menyembunyikan kebodohan dengan ungkapan-ungkapan seperti: “rencana penciptaan”, “kesatuan desain”, dan seterusnya. Lalu merasa bahwa kita telah memberi pcnjelasan, padahal kita hanya mengulang-ulang dalam menjelaskan suatu fakta. Siapa pun yang tergiring untuk memberi bobot lebih berat pada kesulitan-kesulitan yang tidak terjelaskan ketimbang pada sejumlah fakta tertentu, pasti akan menolak teori yang saya ajukan. Beberapa pakar naturalis yang dikarunia kelenturan cara berpikir, dan mulai menyangsikan hukum immutabilitas spesies yang mereka yakini, mungkin akan terpengaruh oleh buku ini. Tetapi saya melihat dengan yakin ke masa depan, — para naturalis muda yang lagi menanjak, akan mampu melihat kedua sisi permasalahan secara objektif. Siapapun yang telah membaca teori saya mi dengan teliti, lalu terdorong untuk berkeyakinan bahwa spesies cenderung berubah, akan sangat berjasa bila mau menyatakan keyakinannya itu secara bertanggungjawab. Sebab hanya dengan demikianlah, beban praduga yang melanda masalah ini dapat disingkirkan.
Beberapa naturahis terkemuka akhir-akhir ini telah mempubhikasikan keyakinan mereka bahwa sejumlah besar dan apa yang dianggap spesies dalam setiap genus, sebenarya bukanlah spesies yang sesungguhnya. Tetapi bahwa spesies lainlah yang benar, yaitu, telah diciptakan sàcara sendiri-sendiri. Menurut saya, pandangan mi aneh sekali. Mereka mengakui bahwa sejumlah besar bentuk bentuk yang oleb mereka sendiri dianggap ciptaan-ciptaan khusus dan masih dipandang demikian oleh mayoritas naturalis, dan akibatnya memiliki ciri-ciri di luar spesies yang sesungguhnya — yang ini mereka akui dihasilkan oleh variasi, tetapi mereka menolak meluaskan pandangan yang sama ini pada bentuk-bentuk lain yang sedikit berbeda. Namun demikian mereka tidak dapat mendefinisikan, atau bahkan memperkirakan, mana bentuk-bencuk kehidupan yang diciptakan langsung dan mana yang dihasilkan melalui hukum-hukum sekunder. Mereka mengakui variasi sebagai vera causa (penyebab pertama) dalam satu kasus tetapi secara semena-mena menolaknya dalam kasus lain, tanpa memberikan distingsi apapun antara kedua kasus itu.
Saatnya akan tiba, dan mi akan diberikan sebagai ilustrasi yang mengundang rasa ingin tahu tentang kebutaan opini yang terbentuk sebelumnya. Penulis -penulis ini rupanya lebih tercengang melihat tindakan penciptaan yang ajaib timbang kelahiran biasa. Tetapi benarkah mereka sungguh-sungguh yakin bahwa dalam periode tak terhitung dalam sejarah bumi, beberapa unsur atom tentu tiba-tiba telahdi perintahkan untuk memasuki jaringan tubuh yang hidup? akan mereka percaya bahwa setiap hal yang dianggap tiñdakan penciptaan, menghasilkan satu individu atau banyak? Segala macam hewan dan tanaman yang tak terhingga jumlahnya diciptakan sebagai telur atau benih, ataukah dewasa hidup? Dan dalam kasus mamalia, apakah mereka tercipta dengan menyandang tanda-tanda semu pemberian makan dalam rahim induknya? Sudah pasti berapa di antara pertanyaan-pertanyaan ini tidak dapat dijawab oleh mereka yang meyakini kemunculan ciptaan hanya pada beberapa bentuk kehidupan Itu satu bentuk saja. Telah dinyatakan oleh beberapa penulis bahwa sama indahnya untuk mempercayai penciptaan sejuta makhluk ketimbang penciptaan makhluk saja. Tetapi aksioma filosofis Maupertuis tentang “tindakan sekecil-ke cilnya” menggiring nalar kita untuk lebih bersedia menerima jumlah yang masih kecil. Sudah pasti kita tidak perlu mempercayai bahwa tak terhitung makhluk-makhluk dalam setiap kelas besar telah diciptakan dengan tanda-tanda asal, tetapi memperdayakan (deceptive) dan nenek moyang yang satu.
Sebagai catatan dan keadaan sebelumnya, dalam paragraf-paragraf di depann di tempat lain, saya telah mempertahankan beberapa kalimat yang mgandung arti. bahwa para naturalis mempercayai penciptaan yang terpisah untuk setiap spesies, dan saya banyak dikecam karena mengekspresikannya carâ demikian. Tetapi tanpa diragukan lagi, hal ini merupakan keyakinan umum kita ketika edisi pertama karya saya ini terbit. Dahulu saya bicara dengan banyak nauralisme Mengenai subyek evolusi dan tidak perah sekalipun menjumpai sikap persetujuan yang simpatik. Mungkin sekàli beberapa naturalis ketika itu percaya dengan teori evolusi yang saya ajukan, tetapi mereka berdiam diri saja, atau mengekspresikannya secara ambigu, sehingga tidak mudah ditangkap maksudnya. Sekarang keadaan sudah sangat berubah dan hampir setiap naturahis mengakui prinsip agung evolusi. Namun, masih ada di antara mereka yang tetap berpendapat bahwa spesies dengan tiba-tiba saja telah melahirkan bentuk-bentuk baru yang sceuruhnya berbeda satu sama lain, melalui sarana-sarana yang tidak dapat dijelaskan. Tetapi, sebagaimana telah saya coba tunjukkan, pembuktian berbobot yang saya ajukan dapat bertahan terhadap ide modifikasi-modifikasi dasar dan mendadak. Dari sudut pandang ilmiah, dan mengarah pada penyelidikan lebih lanjut, hanya sedikit kemajuan yang dicapai bila kita percaya bahwa bentuk be ntuk baru tiba-tiba dapat muncul dan berkembang dengan cara-cara yang tidak dapat dijelaskan, yang diturunkan dan bentuk lama dan sangat berbeda, meskipun pandangan itu sudah lebih maju ketimbang keyakinan lama tentang ciptanya spesies dan debu tanah.
Boleh dipertanyakan sejauh mana jangkauan saya dengan doktrin modifikasi spesies. Pertanyaan ini sulit dijawab, karena semakin banyak perbedsan perbedaan bentuk yang kita pertimbangkan, sebanyak itu pula argumen-argume pendukung komunitas keturunan menyusut dalam jumlah dan dayanya. Tetapi beberapa argumen yang berbobot paling berat dapat mencapai banyak sekali Semua anggota kelas-kelas utuh sating terkait oleh suatu rantai kedckatan/aflnitai dan semuanya dapat dikelaskan, berdasarkan prinsip yang sama. dalan~ kelompok-kelompok yang disubordinasikan pada kelompok-kelompok lain, Peninggalan-peninggalan fossil kadang cenderung mengisi interval lebar antara ordo-ordo yang ada.
Organ-organ dalam keadaan rudimenter jelas menunjukkan bahwa suatu nenek moyang purba memiliki organ demikian dalam kondisi berkembang penuh. Dalam beberapa kasus halini berarti pula bahwa sejumlah besar modifikasi telah terjadi pada keturunannya. Berbagai struktur telah terbentuk meliputi keseluruhan kelas-kelas berdasarkan pola yang sama, dan pada usia sangat dini embrio-embrionya sahinga bermiripan, amat dekat. Karena itu saya tidak. perlu meragukan bahwa teori “keturunan dengan modifikasi” mencakup semua anggota kelas besar atau dunia hewan yang sama. Saya yakin bahwa hewan hewan diturunkan oleh paling banyak hanya empat atau limna nenek moyang. sedangkan tanaman dan jumlah yang sama atau kurang danri itu.
Analogi membawa saya satu langkah lebih maju, yaitu pada keyakinan bahwa semua hewan dan tanaman diturunkan dan satu prototipe. Memang, boleh jadi analogi mungkin merupakan pemandu yang menyesatkan, namun semua makhluk hidup banyak bermiripan satu sama lain, dalam komposisi kimianya, struktur selnya, hukum-hukum pertumbuhan dan kerawanannya terhadap pengaruh -pengaruh yang merugikan. Kita melihat ini bahkan pada fakta yang begitu sepele seperti racun yang sama, secara bersamaan meracuni tanaman dan hewan. Atau bahwa racun yang dikeluarkan oleh lalat gall.fly memproduksi pertumbuhan-pertumbuhan mengerikan pada mawar liar atau pohon oak. Semua makhluk hidup mi, kecuali barangkali beberapa produk bentuk seksual yang terendah, rupanya benmiripan pada intinya. Pada kesemuanya, sejauh yang sekarang diketahui, veücle germinalnya adalah sama, sehingga semua organisme bermula dari.satu asal-üsul. Jika kita melihat dua pembagian utama, yaitu dunia hewan dan dunia tanaman — beberapa bentuk rendahan sangat berciri-transisi, sehingga para naturalis ramai memperdebatkan dalam dunia mana mereka intu termasuk. Sebagaimana dikatakan Profesor Au Gray, spora dan organ-organ reproduksi banyak Algae rendahan dapat dinyatakan mula- mula berciri hewan dan kemudian tak terbantahkan bensifat tetumbuhan”
Karena itu, berdasarkan seleksi alam dengan divergensi cin-ciri, agaknya tidaklah mustahil bahwa dan bentuk yang begitu rendah dan berisfat transisi,baik hewan dan tanaman dapat berkembang dan situ. Jika ini kita akui, maka kita juga harus akui bahwa semua makhluk hidup yang perah tinggal di bumi ini mungkin telah diturunkan oleh satu bentuk primordial (purba). Tetapi kesimpulan ini terutama didasarkan pada analogi dan tidak menjadi soal apakah diterima atau tidak. Sudah barang tentu, ada kemungkinan bahwa pada awal kehidupan tergelar, banyak aneka ragam bentuk telah berkembang sebagaimana dikemukakan Mr. G. H. Lewes. Tetapi kalau boleh kita simpulkan, hanya sedikit sekali di antaranya yang telah meninggalkan keturunan yang termodifikasi. Sebab, seperti tetah saya katakan berkenaan dengan anggota-anggota setiap kelas besar, seperti Vertebrata Argiculata dan sebagainya, kita punya bukti jelas pada struktur-struktur homolog dan rudimenter embrio dalam setiap kelas besar, semua anggotanya dkurunkan oleh nenek moyang yang tunggal.
Ketika pandangan-pandang dari yang saya ajukan dalam buku mi, juga pandangan Mr. Wallace, atau ketika pandangan-pandangan yang sejalan tentang asal-usul spesies diakui umum, kita dapat melihat masa depan remang-remang bahwa bakal tcrjadi revolusi yang cukup bcsar dalam sejarah alam. Para ahli sistematika akan dapat melanjutkan karya-karyanya seperti sekarang, tanpa harus terus-menerus dihantui keragu-raguan, apakah bentukini atau itu termasuk spesies yang sebenamya atau bukan. Hal ini, saya yakini dan saya bicara berdasarkan pengalaman, akan menjadi kelegaan yang tidak kecil artinya. Perdebatan sengit terus-menerus tanpa henti, tentang apakah sekitar lima puluh spesies bramble (semak.semak berdaun tajam) Inggris tergolong spesies atau bukan, akan berhenti. Para ahli sistematika akan hanya perlu menetapkan, (dan ini bukan tugas mudah) apakah suatu bentuk cukup konstan dan berbeda dengan bentuk-bentuk lain, untuk dapat didefinisikan. Jika dapat didefinisikan, apakah perbedaan-perbedaan itu cukup penting untuk dibeni nama-nama khusus. Dan pemberian nama-nama khusus mi akan lebih menjádi masalah pokok untuk dipertimbangkan daripada sekarang. Sebab perbedaan-perbedaan, betapapun kecilnya, antara dua bentuk mana pun, jika tidak dibaurkan (blended) melalui tingkat-tingkat perantara, akan dianggap oleh banyak naturalis, cukup penting untuk keduanya ditingkatkan ke taraf spesies.
Sesudah ini kita juga harusakui bahwa satu-satunya perbedaan antara spesies dan varietas yang memiliki tanda-tanda kuat adalah, bahwa yang disebut terakhir diketahui, atau dipercayai, dewasa ini berkaitan melalui tahap-tahap perantara, sedangkan spesies berkaitan dengan yang ada sebelumnya. Oleh sebab itu. tanpa menolak pertimbangan adanya tahap-tahap perantara sekarang, antara dua bentuk mana pun, kita mesti lebih hati-hati dalam menimbang dan menilai jumlah perbedaan aktual yang lebih tinggi antara keduanya. Sangat mungkin bahwa bentuk yang sekarang diakui secara umum hanya sebagai varietas, kelak akan dianggap pantas dibeni nama-nama khusus. Dalam hal ml bahasa ilmiah dan bahasa umum akan sejalan. Singkatnya, kita harus memperlakukan spesie dengan cara yang sama seperti para naturalis memperlakukan genera, dengai mengakui bahwa genera merupakan sekedar kombinasi-kombinasi yang dibuat untuk memudahkan saja. Hal ini mungkin bukan prospek yang menggembirakan tetapi setidaknya kita akan terbebas dan pencarian sia-sia istilah-istilah untuk esensi spesies yang belum ditemukan dan tak dapat ditemukan.
Perhatian pada bidang-bidang sejarah alam yang lain dan lebih umum bakal sangat meningkat. Istilah-istilah yang digunakan oleh para naturalis, yaitu afinitasi kedekatan hubungan, komunitas tipe, patemitas, morfologi, ciri-ciri yang adaptif, rudimenter, dan organ-organ yang gagal, akan tidak metaforis lagi dan memiliki makna yang jelas. Ka!au kita tidak lagi memandang suatu makhluk hidup seperti seorang barbar untuk pertama kali melihat kapal, sebagai sesuatu yang sima sekali berada di luar jangkauan nalar; bila kita menganggap setiap produk alam sebagai sesuatu yang punya sejarah panjang dan merenungkan setiap struktur dan naluri yang kompleks sebagai kumpulan banyak perlengkapan yang masing -masing berguna bagi si pemilik, sama seperti setiap penemuan mekanik besar merupakan kumpulan dan jerih payah, pengalaman, pikiran, bahkan kesalahan -kesalahan bodoh para pekerjanya; apabila kita memandang setiap makhluk hidup secara demikian, maka betapa akan lebih menarik — dan saya bicara menurut pengalaman — studi sejarah alam nantinya!
Suatu ladang penyelidikan yang luar biasa luas dan nyaris belum pemah dijelajahi bakal terbuka, mengenal sebab-sebab dan hukum-hukum variasi, tentang korelasi, tentang dampak-dampak penggunaan dan tidak digunakannya organ tubuh tertentu, âtas tindakan langsung kondisi-kondisi eksternal, dan seterusnya Studi tentang produk-produk peliharaan kita akan sangat meningkat. Suatu varietas baru yang diciptakan manusia akan menjadi obyek studi yang makin penting dan menarik ketimbang tambahan satu atau lebih spesies pada jumlah tak terhingga spesics yang sudah dicatat. K)asifikasi.klasifikasi kita bakal disusun menurut silsilah (genealogi) dan akan benar-benar menyumbang pada apa yang disebut rencana penciptaan (plan of creation), sejauh dapat dibuat demikian.. Aturan-aturan untuk klasifikasi, sudah pasti, akan menjadi lebih sederhana kalau kita mempunyui sasaran yang pasti. Kita tidak memiliki tempat berpijak untuk menentukan silsilah asal-usul atau berlindungini, maka kita harus menemukan dan melacak bányak garis-garis keturunan dalam silsilah alam, melalul ciri-ciri apapun yang telah lama diwarisi. Organ-organ rudimenter akan bicara tanpa meleset mengenai sifat struktur-struktur yang telah lama hilang. Spesies dan kelompok spesies yang disebut aberrant (menyimpang) dan yang secara ringan dapát disebut.fosil-fosil hidup, bakal memandu kita membuat gambaran, tentang bentuk-bentuk purba kehidupan. Embriologi akan mengungkapkan pada kita struktur prototipe setiap kelas besar, yang sampait taraf tertentu masih samar-samar kepada kita. Bila kita merasa yakin bahwa semua individu dan spesies yang sama, dan semua spesies dan genera yang serumpun telah diturunkan oleh satu nenek moyang dalam periode yang tidak terlampau jauh, telah bermigrasi dan satu tempat kelahiran, dan bila kita mengetahui banyak sarana imigrasi secara lebih baik, maka dengan cahaya yang sekarang disinarkan oleh geologi yang akan terus menerangi perubahan-perubahan iklim dan permukaan tanah zaman dahulu, kita pasti akan mampu melacak imigrasi-imigrasi seluruh penghuni bumi masa lampau secara mengagumkan. Bahkan sekarang pun, dengan membandingkan perbedaan antara penghuni lautan di sisi-sisi benua yang berlainan, dan sifat berbagai penghuni benua tersebut, dalam hubungan dengan sarana imigrasi yang tampak, seberkas cahaya akan menerangi geografi purba.
Gengsi Ilmu Geologi bakal kehilangan wibawa karena amat tidak sempuma cacatannya. Kulit bumi dengan penginggalan-peninggalan yang terpendam di dalamnya, hendaknya tidak dipandang sebagai museum yang penuh isi, tetapi scbagai koleksi miskin yang dibuat alam secara sambil lalu berikut interval- intervalnya yang jarang. Akumulasi setiap formasi besar yang benisi banyak fossil, hendaknya dipandang sebagal tergantung pada kejadian luar biasa rangkaian keadaan-keadaan yang menguntungkan. Sedangkan interval-inter val kosong antara tahap-tahap yang berlapis-lapis hendaknya dianggap berlangsung lama. Tetapi kita akan mampu menjajaki secara cukup aman berapa panjangj angka waktu interval-interval ini dengan memperbandingkan bentuk bentuk kehidupan yang mendahului dan menyusulnya. Kita harus berhati-hati dalam mengkorelasikan dua formasi sebagae kontemporer semata, dan tidak mencakup banyak spesies identik, menurut suksesi umum bentuk-bentuk kehidupan. Karena spesies diproduksi dan lenyap oleh penyebab-penyebab yang bertindak lambat dan masih tetap ada, bukan karena tindakan-tindakan ajaib penciptaan; dan karena semua penyebab yang terpenting nyaris tidak tergantung pada kondisi-kondisi fisik yang berubah, atau yang mungkin secara tiba-tiba berubah, yaitu saling hubungan antara organisme dengan organisme — yang kemajuan pada satu organisme mengakibatkan kemajuan atau lenyapnya organisasi lain, — makajumlah perubahan makhluk hidup pada fossil dad formasi formasi yang mengikutinya mungkin berlaku sebagal suatu alat ukur yang memadai atas kurun waktu yang telah berlalu, meskipun relatif, bukan aktual. Akan tetapi, sejumlah spesies yang tetap tinggal di tempatnya dan tidak mengalami perubahan untuk periode yang panjang, sedangkan dalam periode yang panjang itu, berbagai spesies tersebut yang pergi bermigrasi ke tempat -tempat baru dan bersaing dengan spesies-spesies asing, mungkin menjadi termodifikasi. Sehingga kita tidak boleh menilai terlalu tinggi kepastian perubahan organ sebagai pengukur waktu.Di masa depan saya melihat lapangan-lapangan terbuka bag! jauh. lebib banyak lagi penelitian. Psikologi akan dengan aman didasarkan pada fondasi yang sudah diletakkan secara baik oleh Mr. Herbert Spencer, yaitu tentang perolehan setiap daya kekuatan dan kemampuan mental yang pasti secara bertahap. Banyak titik terang akan terungkap tentang asal-usul manusia dan sejarahnya.
Para penulis yang paling terkemuka tampaknya sangat puas dengan pandangan bahwa setiap spesies telah tercipta secara mandiri. Pada hemat saya, akan lebih sesuai dengan pemahaman kita tentang hukum-hukum yang diberlakukan pada masalah itu oleh Sang Pencipta, bahwa muncul dan lenyapnya penghuni bum! dahulu dan sekarang tentunya berkat penyebab-penyebab sekunder, seperti hukum untuk menentukan kelahiran dan kematian individu. Apabila saya memandang semua makhluk bukan sebagai ciptaan istimewa, melainkan sebagai keturunan-keturunan lineal dan beberapa makhluk hidup, jauh sebelum lapisan pertama sistem Cambria diendapkan, di mata saya mereka menjadi lebih luhur. Dinilai dan masa lampau, kita boleh menyimpulkan dengan aman bahwa tak satupun spesies yang hidup akan meneruskan (transmit) kemiripannya secara persis pada spesies keturunannya di masa depan yang sangat jauh. Dan spesies-spesies yang sekarang hidup, sangat sedikit yang akan meneruskan keturunannya hingga ke bentuk kehidupan yang jauh di masa depan. Sebab cara penggolongan semua kelompok makhluk hidup menunjukkan bahwa sejumlah besar spesies dalam setiap genus dan semua spesies dalam banyak genera, tidak meninggalkan keturunan, tetapi telah punah sepenuhnya. Sejauh ini kita dapat melihat secara ramalan ke masa depan bahwa kelak spesies- spesies yang umum dan tersebar luas, dan termasuk kelompok-kelompok dasar dan dominan dalam setiap kelaslah, yang akhirnya bakal bertahan dan menurunkan spesies-spesies baru yang dominan.
Karena semua bentuk kehidupan merupakan keturunan lineal dan yang hidup jauh sebelum era Cambria, kita boleh merasa pasti bahwa suksesi biasa melalui generasi tak kan pernah putus, dan bahwa tak ada bencana alam yang pernah mengosongkan selurub bumi. Oleh sebab itu kita dapat memandang penuh percaya ke masa depan yang aman untuk waktu lama. Dan karena seleksi alam semata-mata bekerja bersama dan demi kebaikan setiap makhluk, semua karunia lahiriah dan mental cenderung akan maju terus ke arah kesempumaan..
Sangatlah menarik untuk merenungkan sebuah tebing yang rimbun ditumbuhi banyak tanaman aneka ragam, dengan burung-burung beryanyi di semak- semaknya, dengan berbagai serangga beterbangan kian-kemari, dan cacing- cacing merayapi tanah yang lembab; lalu menggambarkan bahwa bentuk-bentuk yang terkonstruksi rumit, dan sangat berbeda satu sama lain, namun saling tergantung secara begitu kompleks, kesemuanya itu dihasilkan oleh hukum -hukuin yang bekerja di sekitar kita. Hukum-hukum inii, dalam arti luas, adalah Pertumbuhan dengan Reproduksi; Pewarisan yang nyaris berarti sama dengan reproduksi; Variabilitas dan tindakan langsung dan tidak langsung kondisi-kondisi kehidupan; dan keadaan digunakan atau tidak digunakan; Rasio Peningkatan jumlah scperti deret ukur akan bermuara pada Struggle for Life, sebagai akibat dari Seleksi Alam, yang menyangkut Divergensi Ciri-ciri dan Kepunahan bentuk bentuk yang kurang maju.
Demikianlah, dari pertarungan di alam, dari kelaparan dan kematian, objek paling luhur yang mampu kita pahami, yaitu produksi hewan-hewan yang tingkatnya lebih tinggi, menjadi akibat langsungnya. Ada suatu keagungan dalam pandangan hidup ini, dengan berbagai daya kekuatannya, yang pada mulanya dihembuskan oleh Sang Pencipta, menjadi beberâpa bentuk atau berbentuk tunggal. Dan bahwa, sementara planet ini terus berputar sesuai dengan hukum pasti gaya gravitasi, dan suatu awal yang begitu sederhana, kini sudah tak terbilang bentuk yang paling indah dan paling mengagumkan, telah dan masih sedang berevolusi di haribaannya.
SELESAI
Rekapitulasi dan Kesimpulan
Rekapitulasi keberatan-keberatan atas teori seleksi alam —Rekapirulasi keadaan-keadaan umum dan khusus: yang menguntungkannya — Penyebab-penyebab keyakinan umum pada kekekalan (immutabilitas) spesies — Seberapa jauh teori seleksi alam dapat diperluas ~- Dampak adopsi teori ini ke dalam studi sejarah alam — Kesimpulan-kesimpulan.
Karena keseluruhan buku mi merupakan satu argumen panjang, mungkin akan Lebih memudahkan pembaca bila fakta-fakta dan kesimpulan-kesimpulan utama direkapitulasi secara ringkas.
Saya tidak menyangkat bahwa banyak keberatan serius dialamatkan pada teori saya tentang “keturunan dengan modifikasi melalui variasi dan seleksi alam”. Saya telah berusaha memberikan sebanyak mungkin peluang pada penyangkal. Pada mulanya, tidak ada yang tampak lebih sulit dipercaya. bahwa organ-organ, yang lebih kompleks dan naluri-naluri dapat dan telah disempumakan, bukan melalui sarana yang lebih unggul daripada — walaupun analog dengan — nalar manusia, tetapi melalui akumulasi variasi-variasi kecil yang tak terhitung banyaknya, yang masing-masing~ berguna bagi pemilik individualnya. Namun kesulitan mi, meskipun tampak besar tiada tara bagi imajinasi kita, tidak dapat dianggap nyata jika kita tidak mengakui proposisi proposisi berikut, yaitu bahwa semua bagian organisasi dan naluri-naluri, sedikitnya menawarkan perbedaan-perbedaan individual, bahwa ada suatu struggle for existence yang bermuara pada pelestarian derivasi-derivasi struktur atau naluri. Dan akhimya, bahwa gradasi-gradasi pada keadaan sempurna setiap organ mungkin telah ada, masing-masing baik bagi jenisnya. Pada hemat saya, kebenaran proposisi-proposisi ini tidak dapat diperdebatkan.
Sudah pasti, sangatlah sulit, bahkan untuk sekedar membayangkan, melalui gradasi-gradasi bagaimana struktur-struktur yang banyak itu telah disempurnakan. Terutama di antara kelompok makhluk hidup yang terputus atau gagal, yang banyak mengalami kepunahan. Tetapi kita melihat begitu banyak gradasi aneh-aneh di alam, sehingga kita harus ekstra hati-hati dalam mengatakan bahwa setiap organ atau naluri, atau struktur utuh mana pun tidak bakal dapat sampai pada keadaannya sekarang, karena banyak langkah-langkah bertahap.
Haruslah diakui, bahwa ada kasus-kasus dengan tingkat kesulitan khusus bila dihadapkan dengan teori seleksi alam. Salah satu di antaranya yang paling mengherankan adalah terdapatnya dua atau tiga kasta semut pekerja atau semut betina yang steril di dalam komunitas yang sama. Tetapi saya telah berupaya untuk menunjukkan bagaimana kesulitan-kesulitan ini dapat diatasi.
Berkenaan dengan sterilitas spesies-spesies yang hampir universal ketika pertama kali disilangkan, yang begitu mencolok kontrasnya dengan fertilitas var: etas yang hampir universal ketika juga disilangkan, saya harus mengajak pembaca untuk kembali pada rekapitulasi fakta-fakta yang dipaparkan pada akhir Bab 9. Di sana, pada hemat saya. secara konklusif ditunjukkan bahwa sterilitas mi tidak lebih daripada suatu keistimewaan khusus (endowment) ketimbang ketidakmampuan dua jenis pohon berbeda untuk dicangkokkan satu sama lain; tetapi ini bersifat insidental dalam perbedaan yang terbatas pada sistem reproduksi spesies-spesies yang saling disilangkan. Kita melihat kebenaran kesimpulan mi dalam perbedaan besar hasil penyilangan dua spesies yang sama secara timbal balik. — yaitu saat spesies pertama kali digunakan sebagai pejantan kcmudian scbagai induk betina. Analogi pertimbangan-pertimbangan dimorfik dan trimorfik jelas mengarah pada kesimpulan yang sama, sebab bila bentuk bentuknya secara tidak afdol dipersatukan. mereka tidak akan menghasilkan biji atau hanya sedikit sekali. dan keturunannya akan kurang lebih steril. Bentuk bentuk ini termasuk spesies yang tak diragukan sama. dan tidak saling berbeda dalam segi apa pun kecuali pada organ-organ dan fungsi reproduksinya.
Meskipun fertilitas varietas ketika dikawin-silangkan serta keturunan campurannya (mongrel) dibenarkan oleh begitu banyak penulis sebagai univer sal.
hal ini sidak dapa dianggap benar sepenuhnya sesudah fakta-fakta diberikan oleh kewibawaan otoritatif Gartner dan Kölreuter. Kebanyakan varietas yang telah dibuat eksperimentasinya, dihasilkan setelah dijinakkan/dipelihara. Dan karena penjinakan (bukan sekedar pengurungan) hampir pasti cenderung menghilangkan sterilitas yang jika dilihat dan analogi, bakal berdampak pada spesies induknya bila saling dikawin-silangkan, kita tidak boleh berharap bahwa penjinakun serupa menycbabkan sterilitas pada keturunannya yang termodifikasi bila dikawin-silangkan. Penghapusnn sterilitas mi rupanya diakibatkan oleh satu penyebab, yang memungkinkan hewan-hewan peliharaan kita berkembangbiak bebas dalam keadaan-keadaan yang berlainan. Hal ini pun lagi-lagi akibat dan perubahan-perubahan yang secara gradual dibiasakan dalam kondisi-kondisi kehidupan.
Suatu rangkaian fakta-fakta rángkap dan paralel rupanya telah banyak memperjelas sterilitas spesies ketika pertama kali disilangkan, serta keturunan hibridanya. Pada satu sisi, terdapat cukup alasan untuk percaya bahwa perubahan-perubahan kecil pada kondisi kehidupan memberikan kekuatan dan fertilitas pada semua makhluk hidup. Kita juga tahu, bahwa suatu persilangan antara individu-individu yang berjauhan dan varietas yang sama, dan antara varietas-varietas yang berjauhan. Meningkatkan jumlah keturunannya dan pasti menambah besar ukuran dan kekuatan pada mereka. Hal ini terutama karena bentuk-bentuk yang dikawin-silangkan telah mengalami kondisi-kondisi kehidupan yang agak berlainan. Saya telah memastikan hal Itu lewat serangkaian ekspenimen yang melelahkan, bahwa jika semua individu dari varietas yang sama selama beberapa generasi tunduk kepada kondisi-kondisi kchidupan yang sama, maka kebaikan-kebaikan yang dihasilkan dad persilangan sering sangat diperkecil atau sama sekali lenyap. Ini satu sisi kasus.
Pada sisi lain, kita tahu bahwa spesies-spesies yang telah lama dihadapkan pada kondisi-kondisi yang hampir sama, lalu mereka dimasukkan ke dalam kondisi-kondisi baru dan sangat berubah, Ia akan binasa, atau. jika bertahan hidup pun akan steril, meskipun kesehatannya sempuma. Hal ml tidak berlaku, atau hanya sangat jarang, pada hewan dan tumbuhan yang kita pelihara, yang telah lama terbiasa dengan kondisi-kondisi yang berfluktuasi. Itulab scbabnya, jika kita temukan bahwa hibrida-hibrida yang dihasilkan oleh persilangan antara dua spesies yang berbeda tak banyak jumlahnya, itu karena mereka segera binasa setelah pembuahan atau pada usia sangat dini. Jika bertahan hidup pun dianggap kurang lebih steril. Sangat mungkin bahwa hasil ini lebih disebabkan karena sebenarnya mereka telah mengalami perubahan besar dalam koñdisi -kondisi hidupnya, ketimbang karena terdiri dan dua organisasi yang berbeda. Orang yang bisa menjélaskan secara meyakinkan mengapa misalnya, seekor gajah atau musang tidak mau berkembang biak dalam kurungan di daerahnya sendini, sementata babi atau anjing peliharaan mampu berkembangbiak dalam kondisi yang bermacam ragam, akan mampu juga menjawab secara meyakinkan pertanyaan, mengapa dua spesies yang berbeda, apabila disilangkan, maupun hibrida keturunannya, pada umumnya kurang lebih steril, sedangkan dua varietas peliharaan apabila disilangkan, serta keturunannya, sempurna fertilitasnya.
Beralih ke distribusi geografis, kesulitan-kesulitan yang dijumpai pada teori keturunan dengan modifikasi cukup serius. Semua individu dari spesies yang sama, dan semua spesies dari genus yang sama, atau bahkan dari kelompok yang lebih tinggi, diturunkan dari nenek moyang yang sama. Karena itu betapa pun jauh dan terisolirnya tempat-tempat mereka ditemukan, mereka tentulah telah melakukan perjalanan dan satu tempat ke segala penjuru sepanjang banyak generasi terus-menerus. Kita sering tidak mampu sama sekali, bahkan untuk sekedar membayangkan, bagaimana hal tersebut dapat terjadi. Namun, karena ada alasan untuk percaya bahwa beberapa spesies telah mempertahankan bentuk spesifiknya yang sama selama periode waktu yang sangat panjang, dan itu sangat lama bila diukur dalam tahun, seharusnya tidak perlu diberi penekanan terlalu banyak pada penyebaran spesies yang sama yang kadang terlalu jauh. Sebab periode waktu yang panjang itu selalu membawa peluang terbaik untuk migrasi luas melalui berbagai sarana. Suatu ruang lingkup yang terputus atau terganggu sering dapat ditemukan alasannya dalam kepunahan spesies di daerah-daerah antara. Tidak dapat dipungkiri bahwa selama ini kita masih belum memahami sejauh mana jangkauan bçrbagai perubahan iklim dan geografis telah berdampak pada bumi selama periode modern, sebab perubahan-perubahan demikian sering mendorong migrasi. Sebagai contoh, saya telah berupaya menunjukkan betapa kuatnya pengaruh periode zaman es pada distribusi spesies yang sama dan yang serumpun ke seluruh dunia. Sampai kini kita masih belum tahu pasti tentang sarana-sarana transpontasi apa yang mengantarkannya. Mengenai spesies spesies berbeda dan genus yang sama, yang menghuni kawasan-kawasan jauh dan terisolasi, karena proses modifikasinya tentu lambat, semua sarana migrasi akan dimungkinkan selama periode sangat panjang itu akibatnya, kesulitan tentang terjadinya difusi (penyebaran) luas spesies dan genus yang sama dapat berkurang beberapa tingkat.
Karena menurut teori seleksi alam, suatu jumlah takterbatas bentuk-bentuk transisi tentunya telah terjadi. yang mengkaitkan semua spesies dan kelompok yang sama menurut gradasi-gradasi setipis varietas-vanietas yang ada sekarang, maka dapatlah dipertanyakan: mengapa kita tidak melihat bentuk-bentuk transisi ini di sekitar kita? Mengapa semua makhluk hidup tidak bercampur-baur dalam chaos yang tak teruraikan? Mengenai bentuk-bentuk yang ada, harus kita ingat bahwa kita tidak usah berharap (kecuali dalam kasus-kasus yang sangat langka) untuk langsung.menemukan kaitan-kaitan yang menghubungkan mereka, tetapi hanya antara masing-masing bentuk dengan bentuk yang sudah punah dan sudah berganti. Bahkan pada wilayah yang luas, yang selama periode panjang tetap berkesinambungan, dan yang kondisi-kondisi iklim dan lain-lain dalam kehidupannya berubah-ubah tak menentu, berawal dan sebuah kawasan yang dihuni suatu spesies dan kawasan lain yang dihuni spesies lain yang serumpun, kita tidak berhak untuk mengharapkan bahwa akan sening menemukan varietas varietas-transisi di zona-zona-pertengahan. Sebab kita punya alasan untuk percaya bahwa hanya beberapa spesies dan suatu genus yang pemah mengalami perubahan, sedangkan spesies-spesies yang lain punah sama sekali, tanpa meninggalkan keturunan yang termodifikasi. Dan spesies-spesies yang benar benar telah berubah itu, hanya sedikit dalam daerah yang sama berubah pada waktu yang sama; dan semua modifikasi terjadi dengan lambat. Saya pun telah menunjukkan bahwa varietas-varietas-transisi yang pada awalnya mungkin ada di zona-zona pertengahan akan cenderung digantikan oleh bentuk-bentuk yang serumpun pada kedua sisi. Sebab bentuk-bentuk serumpun itu, karena berada dalamjuinlah lebih besar, umumnya akan dimodifikasi dan disempurakan dalam tempo lebih cepat ketimbang varietas-varietas transisi, yang lebih sedikit ju mlahnya. Dengan demikian varietas-varietas transisi, dalam jangka panjang, akan tergantikan dan musnah.
Berdasarkan doktrin kemusnahan varietas-varietas transisi yang tak terhitung banyaknya — antara penghuni-penghuni bumi yang hidup maupun yang sudah punah. dan pada setiap periode berturut-turut antara spesies yang punah dan yang lebih tua lagi, mengapa formasi geologis tidak memberi petunjuk-petunjuk tentang kaitan-kaitan tersebut? Mengapa setiap koleksi peninggalan fosil tidak memberikan bukti jelas tentang gradasi dan mutasi bentuk-bentuk kehidupan? Meskipun riset-riset geologis sudah pasti telah mengungkapkan keberadaan banyak kaitan terdahulu yang mendekatkan banyak sekali bentuk-bentuk kehidupan. riset itu tidak menghasilkan banyak gradasi tipis yang tak terhitung jumlahnya di antara spesies-spesies yang hidup dahulu dan sekarang, seperti yang diperlukan dalam teori kita. lnilah yang paling mencolok dan banyak keberatan yang muncul. Sekali lagi, mengapa keseluruhan kelompok spesies yang serumpun tampil, meskipun tampilannya itu sering semu, seolah tiba-tiba muncul pada tahap-tahap geologis berturut-turut? Walaupun kita sekarang tahu bahwa makhluk-makhluk hidup muncul di muka bumi ini dalam periode yang jauhnya dan sekarang hampir tak dapat dikalkulasi lamanya, sebelum lapisan terendah sistem Cambria terbentuk, mengapa kita tidak menemukan tumpukan tumpukan strata besar dalam sistem ini yang tersimpan bersama pcninggalan para nenek moyang fosil-fosil Cambria? Sebab menurut teori, Strata seperti itu tentunya tclah dideposit di suatu tempat dalam kurun-kurun zaman yang sama sekali tak dikenal dalam sejarah dunia.
Saya hanya dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berada keberatan ini berdasar dugaan saja, bahwa laporan geologis jauh ditri scmpuma kctimbang anggapan banyak ahli geologi. Jumlah contoh-contoh (specimen) dalam semua museum kita sama sekali bukan apa-apa dibandingkan generasi-generasi tak terhitung spesies yang pasti pemah hidup. Bentuk nenek moyang setiap dua atau lebih spesies tidak akan mempunyai semua karakter yang langsung memperantarai keturunannya yang termodifikasi, sebagaimana burung dara karang bukan perantara langsung menurut témbolok dan buntutnya. antara keturunan-keturunannya, burung data pouter dan burung dara ekor kipas. Kita tak akan dapat begitu saja mengenali suatu spesies sebagai nenek moyang spesies lain yang termodifikasi, sekalipun kita meneliti keduanya sangat seksama. kecuali kita mempunyai sebagian besar kaitan-kaitan antara; dan karena ketidak sempurnaan catatan geologis, kita tidak berhak mengharapkan kaitan sebanyak itu.
Jika dua atau tiga atau bahkan lebih bentuk-bentuk kaitan ditemukan, kaitan- kaitan tersebut hanya akan disejajarkan dengan sebanyak spesies baru oleh para naturalis. Lebih-lebih jika ditemukan dalam berbagai sub-tahapan geologis, betapapun kecil perbedaan di antaranya. Banyak “bentuk-bentuk meragukan” yang ada sekarang dapat disebut, mungkin sebagai varietas, tetapi siapa yang tahu di abad-abad mendatang begitu banyak kaitan fosil bakal ditemukan, sehingga pars naturalis mungkin harus berhitung lagi untuk menentukan benar tidaknya bentuk-bentuk meragukan mi seharusnya disebut varietas? Hanya sebagian kecil bumi telah dijelajahi secara geologis. Hanya makhluk-makhluk hidup kelas-kelas tertentu saja yang dapat dilestarikan dalam kondisi fosil, setidaknya data jumlah tertentu. Banyak spesies, ketika terbentuk tidak pernah mengalami perubahan-perubahan lebih lanjut, tetapi menjadi punah tanpa meninggalkan keturunan yang termodifikasi. Peniode-periode yang dilewati spesies untuk menjalani modifikasi, meskipun panjang menurut ukuran abad, mungkin sekali pendek juga jika dibandingkan dengan periode-periode mereka dalam mempertahankan bentuk-bentuk yang sama. Spesies-spesies dominan dun berjangkauan luaslah yang paling sening muncul dalam banyak variasi, dan variasi-variasinya sehingga dimulai secara lokal — kedua kasus mi membuat penemuan kaitan-kaitan antara bentuk apa pun kurang mungkin terjadi. Varietas -varietas lokal tidak akan menyebar ke kawasan-kawasan jauh sampai merekacukup termodifikasi dan makin sempuma. Kalau mereka sudah menyebar dan ditemukan dalam formasi geologis, mereka muncul seolah tiba-tba tercipta di situ dan begitu saja dimasukkan kelas spesies bam. Kebanyakan bentuk sebentar sebentar berakumulasi, dan lam~nya akumulasi mi mungkin lebih pendek ketimbang rata-rata lamanya waktu untuk terjadi bentuk-bentuk khusus. Bentuk berturut-turut dalam kebanyakan kasus terpisah antara satu dengan lainnya oleh interval-interval waktu yang kosong dan panjang sekali. Pembentukan fos il-fosil yang cukup tebal untuk menahan degradasi masa datang pada umumnya hanya dapat terjadi kalau banyak sedimen dideposit pada dasar laut yang menyurut. Selama periode-periode silih berganti antara pasang naik dan tetapnya permukaan, catatan geologis pada umumnya kosong. Selama periode yang kosong ini, mungkin sekali terdapat lebih banyak variabilitas dalam bentuk-bentuk kehidupan dan ketika periode surut tiba, lebih banyak terjadi kepunahan.
Berkenaan dengan ketiadaan strata yang kaya akan fosil di bawah formasi Cambria. saya hanya dapat merujuk pada hipotesis yang terdapat dalam Bab 10, yaitu bahwa, meskipun benua-benua dan samudra-samudra kita telah bcrtahan dalam periode panjang sekali pada posisi relatifnya sekarang, kita tidak punya cukup alasan untuk berasumsi bahwa selamanya akan demikian keadaannya. Jadi, formasi-formasi yang jauh lebih tus ketimbang yang diketahul siapa pun, mungkin terkubur di bawab samudra-samudra beur. Mengenai hal bahwa berlalunya waktu tidak cukup, karena planet kita dikonsolidasikan untuk jumlah perubahan hidup yang diperkirakan, dan keberatan ini. sebagaimana diungkapkan Sir William Thompson, barangkali merupakan salah satu yang paling serius yang pemah diajukan. Saya hanya dapat mengatakan: pertama, bahwa kita tidak tahu secepat apa spesies dapat berubah dalam ukuran abad. Kedua, bahwa banyak filsuf sekarang ini sudah cukup mengetahui banyak tentang konstitusi alam semesta dan keadaan perut bumi, untuk masih berspekulasi dengan aman tentang berapa lama zaman lampaunya.
Bahwa catatan geologis tidak sempuma, semua orang mengakuinya, tetapi bahwa ketidak sempumaan itu baru sampai pada derajat terendah dan persyaratan teori kita, hanya beberapa gelintir orang yang mau mengakuinya. Jika kita melihat panjangnya interval-interval waktu geologi ini jela.s menyatakan bahwa semua spesies telah berubah; dan mereka telah berubah menurut cara yang dipersyaratkan oleh teori, sebab perubahannya berlangsung lambat dan bertahap. Kita jelas melihat ini dalam peninggalän fosil dan formasi-formasi yang berkesinambungan yang senantiasa erat berkaitan, ketimbang fosil-fosil dan formasi-formasi yang terpisah jauh.
Demikianlah keberatan-keberatan utama dan kesulitan-kesulitan yang mungkin dapat dipertentangkan dengan teori saya, dan saya secara singkat telah meringkaskan jawaban-jawaban dan penjelasan-penjelasan, yang pada hemat saya, dapat diberikan. Saya sangat merasakan kesulitan-kesulitan tersebut selama bertahun-tahun dan meragukan bobot teoni saya sendiri mi. Tetapi patut diperhatikan secara khusus bahwa makin pentinglah bobot keberatan yang terkait dengan pertanyaan-pertanyaan yang kita tahu jawabannya. Kita tidak tahu sebetapa parab keawaman kita. Kitajuga tidak tahu semua gradasi transisional yang mungkin terjadi, mulai dan organ-organ paling sederhana sampai organ organ yang paling sempuma. Kita tidak bisa berpura-pura seolah kits mengetahut semua aneka ragam sarana distnibusi selama berlalunya abad-abad yang panjarig, juga bahwa kita tidak tahu seberapa jauh ketidaksempumaan catatan geologis itu. Betapa pun seniusnya berbagai keberatan ml, pads hemat saya keberatan keberatan itu sama sekali tidak cukup untuk menumbangkan teori “keturunan dengan modifikasi terus-menerus” yang saya ajukan.
Kini marilah kita berpa1ing ke sisi lain argumen. Pada hewan peliharaan kita melihat banyak variabilitas yang disebabkan, atau setidaknya dipicu, oleh kondisi -kondisi kehidupán yang berubah, namun sering begitu samar, sehingga kita tergesa-gesa untuk menganggap variasi-variàsi itu sebagai terjadi spontan.. Variabilitas dikendalikan oleh banyak hukum yang kompleks sepenti pert umbuhan yang berkorelasi, kompensasi, digunakan atau tidak digunakannya bag ian-bagian tubuh dan tidak menentunya kondisi-kondisi lingkungan. Ada ban yak kesulitan dalam memastikan seberapa besar modifikasi yang dialami pro Juk-produk hewan peliharaan kita. Tetapi kita dapat menyimpulkan dengan aman, bahwa jumlahnya itu besar, dan bahwa modifikasi-modifikasi dapat diwarisi selama periode-periode panjang. Selama kondisi kehidupan masih tetap, kita punya alasan untuk percaya bahwa suatu modifikasi yang telah diwarisi bergenerasi-generasi, dapat terus diwarisi oleh banyak generasi yang tak terhingga jumlahnya. Sebaliknya, kita mempunyai bükti bahwa variabilitas, sekali terwujud, tidak berhenti meskipun dalam pemeliharaan selama periode sangat panjang. Kita pun tidak tahu apakah suatu saat akan berhenti, sebab varietas- varietas baru sesekali dihasilkan oleh produk-produk peliharaan kita yang pa lingtua.
Variabilitas sebenarnya tidak disebabkan oleh manusia; manusia hanya tanpa sengaja menghadapkan makhluk-makh)uk hidup pada kondisi-kondisi kehidupan yang baru, kemudian alamlah yang bertindak pada organisasi dan menyebabkannya bervariasi. Tetapi manusia mampu dan memang menyeleksi variasi-variasi yang diberikan alam padanya, dengan demikian mengaku mulasikannya menurut cara apa pun yang diinginkannya.. Jadi manusia meng adaptasikan hewan dan tanaman demi keuntungan atau kesenangan dirinya. Dia mungkin melakukannya secara metodis atau mungkin tanpa disadari, dengan melestarikan individu-individu yang paling berguna atau paling menyenangkan baginya, tanpa maksud mengubahnya. Sudah pasti bahwa manusia dapat sangat mempengaruhi sifat suatu peliharaan dengan menyeleksi perbedaan-perbedaan individual yang begitu kecil hingga tak kasat mata dalam setiap generasi berikut, kecuali oleh mata seorang ahli yang awas. Proses seleksi tanpa sengaja ini merupakan agen besar dalam pembentukan hewan peliharaan yang amat berbeda dan berguna. Bahwa banyak peliharaan yang diproduksi manusia memiliki sifat sifat atau ciri-cini spesies alami, sampai sebegitu jauh, ditunjukkan dalam keraguan-keraguan yang tak dapat dihilangkan, apakah banyak di antara peliharaan itu merupakan varietas, ataukah spesies ash yang jauh.
Tidak terdapat alasan mengapa prinsip-prinsip yang telah berlaku begitu efisien dalam hewan peliharaan, tidak berlaku dalam alam. Dalam bertahan hidup, individu-individu dan ras-ras yang unggul selama struggle for existence senantiasa kembali. Kita lalu melihat sebentuk seleksi alam yang kuat dan senantiasa benlaku. Struggle for existence, tak dapat dihindarkan, ia merupakan konsekuensi logis peningkatan deret ukur yang biasa terjadi pada semua makhluk hidup. Rasio deret ukur mi dapat dibuktikan dengan kalkulasi, ole peningkatàn pesat banyak hewan dan tanaman di musim-musim tertentu, dan bila dinaturalisasi ke negeri-negeri yang baru, lebih banyak individu dilahirkan ketimbang yang dapat bertahan hidup. Sebuah kerikil dalam timbangan dapat menentukan individu mana saja yang akan hidup terus dan mana yang akan mati; varietas atau spesies mana yang akan meningkat jum!ahnya dan mana yang berkurang dan akhirnya punah. Karena individu-individu dan spesies yang sama akan saling bersaing ketat dalam segala hal, pertarungan itu bakat sangat seru. Hampir sama serunya aitara virietas-varietas dan spesies yang sama, dan sedikit kurang antara spesies-spesies dan genus yang sama. Pertarungan itu sering kejam di antara makhluk-makhluk pada skala alam. Sedikit saja kelebihan yang tampil pada individu-individu tertentu, pada umur berapa pun atau di musim apapun mengungguli individu lain pesaingnya, atau dia teradaptasi selangkah kecit saja lebih balk pada kondisi-kondisi fisik lingkungannya, dalam jangka panjang bakal membalikkan keadaan.
Pada hewan-hewan yang berbeda jenis kelamin, dalam banyak kasus, terjadi pertarungan di antara hewan-hewan jantan demi mcmperebutkan hewañ betina. Jantan-jantan yang paling perkasa atau paling berhasil dalam menguasai lingkungan hidupnya, pada umumnya paling banyak meninggalkan keturunan Tetapi suksesnya sering tergantung pada senjata-senjata khusus hewan jantan yang handal. Senjata-senjata atau sarana pertahanan, ataupun daya tarik penampilannya — suatu kelebihan yang sangat kecil pun — akan membawanya pada kemenangan.
Sebagaimana dengan gamblang dinyatakan oleh geologi, bahwa karena setiap kawasan mengalami perubahan-perubahan fisik yang besar, kita boleh berharap dapat menentukan bahwa makhluk-makhluk hidup telah bervariasi dalam alam, sama seperti mereka telah bervariasi dalam pemeliharaan. Dan bila telah ada suatu variabilitas dalam alam, ini akan menjadi fakta yang tidak masuk akal jika tidak terjadi seleksi alam. Sudah sering dinyatakan, tetapi peryataan itu tidak mampu dibuktikan, bahwa jumlah variasi dalam alam sangat terbatas. Manusia, melalui tindakannya atas ciri-cini ekstenal saja, yang scring semaunya, dapat menghasilkan suatu hasil besar dalam waktu singkat dengan mcnambahkan sekedar perbedaan-perbedaan dalam produksi-produksi peliharaan, dan setiap orang mengakui bahwa spesies menampilkan perbedaan-perbedaan individual. Tetapi disamping perbedaan-perbedaan tersebut, semua naturalis mengakui bahwa varietas-varietas alami ada yang dipandang cukup jauh bedanya, sehingga pantas untuk dicatat dalam karya-karya sistematik. Tak seorang pun perah menarik garis pemisah yang tegas antara perbedaan-perbedaan individual dan variasi-variasi kecil, atau antara varietas-varietas yang lebih jelas tandanya dengan sub-spesies dan spesies. Pada benua-benua yang dipisahkan oleh laut dan di bagian-bagian berlainan dan benua yang sama, apabila dipisahkan dengan batas-batas berwujud apa pun, juga pada pulau-pulau yang terletak di luarnya betapa banyak bentuk-bentuk yang terdapat di sana . Sebagian naturalis berpengalaman mcmasukkannya dalam jajaran varietas, yang lain sebagai ras geografis atau sub-spesies, dan yang lain lagi sebagai spesies yang sama sekali lain, walaupun berkerabat dekat.
Maka jiks hewan dan tanaman memang bervariasi, betapa pun kecilnya atau tambahnya, mengapa variasi-vaniasi atau perbedaan-perbedaan individual yang bagimanapun juga menguntungkan itu, tidak dilestarikan dan diakumulasikan melalui seleksi alam atau survival of the fittest? Jika manusia, melalui kesabarannya, menyeleksi variasi-vaniasi yang berguna baginya, mengapa, dalam kondisi-kondisi kehidupan yang berubah-ubah dan kompleks, variasi-variasi yang tidak berguna bagi produk-produk alam yang hidup sering timbul dan ikut dilestarikan atau ikut terseleksi? Pembatas apa yang dapat dibenikan pada daya kekuatan mi, yang telah bekerja selama abad-abad yang panjang serta sangat memperhatikan seluruh konstitusi, struktur dan kebiasaan-kebiasaan setiap makhluk? Sebab, mengutamakan yang baik dan menolak yang buruk-buruk saja tidak dapat menjadi kriteria batas dalam daya kekuatan mi, yang secara perlahan lahan dan indah menyesuaikan setiap bentuk kehidupan pada Iingkungan hingkungan hidupnya yang paling kompleks. Teori seleksi alam, kalau pun kita
mehihatnya tidak Jebih jauh dan ini, tampak berada pada derajat kemungkinan yang paling tinggi.
Akhimya, telah saya rekapitulasi, sejujur mungkin, kesulitan-kesu1itan dan keberatan-keberatan yang menentang teori saya mi. Kini marilah kita berpaling ada fakta dan argumen-argumen khusus yang membela teori tersebut.
Berdasar pandangan bahwa spesies hanya merupakan varietas yang bertanda cuat dan permanen, dan bahwa setiap spesies pertama kali tampil sebagai varietas, kita dapat melihat bahwa suatu ganis pemisah tak dapat ditarik antara spesies-s pesies yang biasanya dianggap hash tindakan penciptaan tersendini dan varietas ‘anietas yang diakui telah dihasilkan oleh hukum-hukum sekunder. Berdasar pandangan yang sama, kita dapat mengerti apa sebabnya maka dalam sebuah kawasan, tempat banyak spesies dari satu genus dihasilkan dan merekã subur I dalsmnya, spesies ml seharusnya menyajikan banyak varietas Karena ilamana tempat yang menghasilkan spesies itu aktif, dapat kita harapkan, sebagai turan umum, bahwa produksi spesies mi masih terus benlangsung. Dan inilah ang terjadi jika varietas-vanietas merupakan “spesies yang baru jadi.”
Tambahan pula, spesies dan genera yang lebih besar, memungkinkan jumlah besar varietas atau spesies yang baru jadi, sampai derajat tertentu masih mempertahankan ciri-ciri varietas, karena perbedaan antara mereka ini lebih keci1 ketimbang perbedaan antara spesies-spesies dan genera yang lebih kecil.sedangkan spesies-spesies yang erat serumpun, juga dan genus yang (lebih besar, panya beruang lingkup terbatas, dan dalam kekerabatannya mereka berkelompok dalam gugus-gugus kccil di sekitar spesies-spcses yang lain dalam kedua hal ini mirip varietas.Hubungan-hubungan yang aneh ini, berdasar pandangan bahwa setiap spesies diciptakan tanpa ketergantungan satu sama lain, tetapi dapat dimengerti jika masing-masing pada mulanya adalah varietas.
Karena setiap spesies cenderung meningkat jumlahnya menurut ras reproduksi deret ukur, dan karena keturunan termodifikasi setiap spesies akan mampu meningkat menurut seberapa jauh mereka terdiversifikasi dala kebiasaan dan struktur, maka utnuk mampü menduduki berbagal tempat yang luas dan berbeda da1am ekonomi alam, ada kecenderungan terus-menerus dalam seleksi alam untuk melestarikan keturunan yang paling berbeda (divergent) dari setiap spcsies. Karena itu, sepanjang berlangsungnya modifikasi, perbedas ciri-ciri kecil varietas dan spesies yang sama, cenderung diperbesar (augmentec menjadi perbedaan cini-ciri spesies dan genus yang sama. Varietas-vanieta baru dan lebih maju, secara tak terhindarkan akan menggantikan da~ mempunahkan yang lebih tua dan kurang berkembang, juga varietas transisi dengan demikian spesies dianggap objek-objek yang terdefinisi dan berbeda dalam arti luas.
Spesies-spesies dominan yang tergolong kelompok-kelompok lebih besar dalam setiap ketas cenderung melahirkan bentuk-bentuk baru dan dominan pun sehingga setiap kelompok yang besar cenderung untuk menjadi lebih besar lagi, dan bersamaan dengan itu cini-cirinya menjadi lebih divergent. Tetapi karena, tidak semua kelompok dapat terus bentambah besar dengan carsa demikian, sebab bumi tidak bakal mampu memuatnya, maka kelompok yang dominan akan mengalahkan yang kurang dominan. Kecenderungan kehompok-kclompok besar untuk terus bertambah besar dalam jumlah dan saat ini, bersama dengan kemungkinan terjadinya banyak kepunahan yang tak terelakkan, dapat menjelaskan tata-susunan semua bentuk kehidupan kelompok-kclompok yang disubordinasi oleh kelompok-kelompok. Kesemuanya dalam beberapa kelas besar yang tak banyak, telah berlangsung sepanjang masa. Fakta agung pengelompokan segala makhluk hidup di bawah apa yang disebut Sistem Alam (Natural System), tidak dapat dijelaskan sama sekahi berdasarkan teori penciptaan.
Karena seleksi alam hanya bertindak dengan semata-mata mengakumulasi kan variasi-variasi kecil, berkesinambungan dan menguntungkan, maka seleksi alam tersebut tidak dapat menghasilkan modifiksi-modikasi yang besar atau mendadak. Dia hanya dapat bertindak dengan langkah-langkah kecil dan lambat. Karena itu, semboyan “Natura non facit saltum: yang cenderung selalu dikonfirmasikan dalam setiap pengetahuan kita yang bertambah, menurut teori ini tak dapat dimengerti. Kita dapat melihat mengapa di seluruh alam tujuan umum yang sama dicapai oleh hampir. tak terhingga anekaragam cara, sebab setiap kekhususan, begitu sekali terjadi, akan diwarisi untuk waktu lama. Dan struktur-struktur yang sudah termodifikasi, dalam berbagai cara akan diadapasikan demi tujuan umum yang sama. Ringkasnya, kita dapat melihat mengapa alam begitu boros dalam varietas, meskipun kikir dalam inovasi. Tetapi mengapa mi harus merupakan hukum alam,jika setiap spesies telah diciptakan secara sendiri-sendiri, tak seorang pun dapat menjelaskannya.
Banyak fakta lain, dalam penglihatan saya, dapat diterangkan berdasar teori ini. Betapa aneh, bahwa seekor burung pelatuk (woodpecker—pematuk pohon). makan serangga-serangga tanah, bahwa angsa di dataran tinggi yang jarang sekali atau tidak pemah berenang memiliki kaki-kaki yang berselaput. Bahwa burung yang mirip thrush (burung penyanyl, bul-bul) harus menyelam dan makan serangga sub-akuatik, dan bahwa petrel (burung laut hitam-putih bersayap panjang) harus memiliki kebiasaan-kebiasaan dan .struktur-struktur yang hanya cocok bagi seekor auk (burung laut besar bersayap pendek)! Demikian seterusnya dengan kasus-kasus tak terhingga. Tetapi berdasarkan pandangan bahwa setiap spesies senantiasa berusaha meningkatkanjum!ahnya, dan seleksi alam selalu slap untuk mengadaptasikan keturunan dan masing-masing secara perlahan-lahan, secara bervariasi terhadap tempat yang tak dihuni atau dihuni dalam alam, fakta-fakta mi tidak lagi ganjil, atau bahkan dapat diantisipasi. Sampai batas tertentu, kita dapat mengerti mengapa begitu banyak keindahan dalam alam. Sebab hal ini sebagian besar adalah karena adanya agen seleksi. Bahwa keindahan itu, menurut pengindraan kita, tidak universal, harus diakui oteh siapa pun yang memandang ular-ular berbisa, beberapa jenis ikan dan be’erapa kelelawar yang buruk sekali penampilannya, dengan kemiripan yang terdistorsi dengan wajah manusia. Seleksi jenis kelamin telah memberikan warna-warni yang paling cemerlang, pola-pola anggun, dan hiasan-hiasan lain pada hewan jantan, dan kadang pada kedua jenis kelamin, pada berbagai macam burung, kupu-kupu dan hewan-hewan lain. Pada burung, seleksi tersebut telah memberikan nada-nada musik merdu untuk burung jantan yang ditujukan bagi betina, maupun bagi telinga kita. Bunga-bunga dan buah-buahan telah dibuat mencocok dengan wara-wami yang cemerlang, kontras dengan dedaunan yang hijau, supaya bunga-bunga segera tampak, dan dikunjungi dan dibuahi melalui serangga, dan biji-biji didiseminasi oleh burung-burung. Mengapa beberapa warna, suits, dan bentuk tertentu menyenangkan manusia dan hewan-hewan yang lebih rendah? Maksudnya, bagaimana rasa kepekaan terhadap keindahan dalam bentuknya yang paling sederhana pertama ka1i diperoleh — kita tidak tahu lebih banyak ketimbang bagaimana bau-bauan dan aroma tertentu pertama kali dianggap menyenangkan.
Karena seleksi alam bertindak melalul kompetisi, dia mengadaptasi dan menyempurnakan penghuni setiap kawasan hanya dalam hubungan sesama penghuninya. Dengan demikian kita tidak perlu heran melihat spesies negara lain, meskipun pada pandangan umum telah tercipta dan teradaptasi khusus untuk negeri itu, bisa kalah dan digantikan oleh produksi-produksi yang sudah dinaturalisasi dan negeri lain. Tidak perlu heran juga jika semua buatan alam tidak sepenuhnya sempuma menurut pendapat kita, sebagaimana pula keadaan manusia, bahkan kalau beberapa di antaranya mengerikan bagi ide kita tentang kekuatan (fitness), Kita tidak perlu heran pada sengatan lebah apabila digunakan terhadap musuh, dan menyebabkan kematian lebah itu sendiri. Juga pada lebah jantan yang diproduksi dalam jumlah sebesar itu, demi satu lngkah saja, kemudian dibantai oleh saudara-saudara betinanya yang steril. Demikian pula pada kejadian pemborosan serbuk pohon-pohon cemara kita yang mencengangkan; pada kebencian naluriah ratu lebah pada anak-anak betinanya sendiri yang subur; pada cara makan iclmeunzonidae (makan dagingnya sendiri) dalam tubuh ulat hidup, atau kasus-kasus lain serupa itu. Yang menakjubkan sesungguhnya adalah, menurut teori seleksi alam, bahwa lebih banyak kasus kekurang sempurnaan yang absolut, yang belum terdeteksi.
Sejauh pandangan kami, hukum-hukum yang mengatur produksi varietas yang kompleks dan sedikit sekali diketahui adalah sama dengan hukum-hukum yang telah mengatur produksi spesies-spesies lain. Dalam kedua kasus mi, kondisi- kondisi fisik agaknya telah menghasilkan beberapa dampak langsung dan pasti, tetapi kita tak dapat mengatakan seberapa banyak. Jadi, ketika varietas-varietas memasuki suatu liugkungan baru, mereka kadang mcngambil beberapa ciri yang scbenarnya milik spesies lain dalam lingkungan tersebut. Pada keduanya, varietas dan spesies, digunakan atau tidak digunakannya suatu organ rupanya dan menghasilkan dampak yang perlu diperhitungkan. Sebab tidak mungkin kita menolak kesimpulan ini, apabila kita melihat misalnya, bebek berkepala bentuk kampak (logger-headed duck), yang memiliki sayap tanpa mampu terbang, kondisinya hampir sama dengan bebek peliharaan. Atau jika kita melihat tucu-tucu yang menggali hang dalam tanah yang sering buta; kcmudian mata bebrapa mole (tikus mondok) tertentu, yang biasanya terbalut kulit, atau hewan-hewm buta yang menghuni gua-gua gelap Amerika dan Eropa.
Pada varietas dan spesies, variasi-variasi yang saling berkaitan, rupanya telah memainkan peran penting, sehingga jika satu bagian telah dimodifikasi, bagian-bagian lain pun tentu termodifikasi juga. Pada varictas maupun spesies, kadang-kadang terjadi bahwa ciri-ciri yang sudah lama hilang, muncul kembali Sejauh mana kemungkinan pemunculan garis-garis pada pundak dan kaki bcrbagai genus kuda dan hibridanya, dapat dijelaskan berdasarkan teoril penciptaan? Betapa sederhana fakta mi dapat dijelaskan jika kita percaya bahwa spesies ini semuanya diturunkan oleh nenek moyang yang bergaris-garis. mirip dengan cara berbagai pe1iharaan burung dara jinak diturunkan dan burung dara karang biru yang bergaris-garis!
Berdasarkan pandangan umum yang lazim bahwá setiap spesies telah tercipta secara sendiri-sendiri, maka mengapa ciri-ciri khusus, atau yang membedakan spesies dan genus yang sama, dapat berbeda satu dengan yang lainnya, Iebih bervariasi ketimbang ciri-ciri genetis, yang di dalamnya mereka semua satu? Mengapa, misalnya warna suatu bunga cenderung lebih bervariasi pada suatu spesies dalam satu genus, jika spesies yang lain memiliki bunga-bunga yang berbeda-beda waranya, ketimbang kalau semua memiliki bunga-bunga yang sama warnanya? Jika spesies hanya merupakan varietas-varietas yang jelas; yang ciri-cirinya telah permanen pada derajat tinggi, kita dapat mengerti fakta ini.,sebab mereka telah bervariasi sejak bercabang dahulu dan satu nenek moyang dalam beberapa ciri tertentu, dengan demikian menjadi saling berbeda. Karena itu cini-ciri yang ini akan cenderung lebih bervariasi lagi ketimbang ciri -ciri genetis yang telah diwarisi tanpa perubahan untuk jangka waktu yang sangat lama. Tidak dapat dijelaskan berdasarkan teori penciptaan, mengapa suatu bagian bcrkembang dengan cara yang sangat luar biasa hanya pada suatu spesies saja dan genus itu, dan oleh karenanya sebagaimana dapat. kita simpulkan. sangat penting bagi spesies tersebut. Mengapa dia harus sangat cenderung bervariasi. Tetapi bérdasarkan pandangan kami, sejak berbagai spesies telah bercabang dan nenek moyang yang sama, bagian ini telah mengalami sejumlah variabilitas dan modifikasi luar biasa. Karena itu dapat kita harapkan bahwa bagaimana tubuh tersebut pada umumnya masih dapat bervariasi. Sebagian mungkin berkembang secara sangat luar biasa, seperti sayap kelelawar, namun tidak lebih bervariasi daripada struktur lain mana pun, jika bagian dimaksud biasa bagi banyak bentuk bentuk subordinat. Maksudnya,jika telah diwarisi sejak periode yang panjang, kasus ini akan dianggap konstan melalui seleksi alam yang berskesinambungan.
Kembali pada naluri, betapa pun menakjubkan beberapa di antaranya, hal itu tidak memberikan kesulitan-kesulitan besar ketimbang struktur-struktur badaniah pada teori seleksi alam tentang “modifikasi-modifikasi kecil tetapi menguntungkan”. Dengan demikian kita mengerti mengapa alam bergerak dengan Iangkah-langkah bertahap datlm memberi aneka ragam naluri pada berbagal hewan dan kelas yang sama. Saya telah berupaya untuk menunjukkan berapa banyak kejelasan yang diberikan oleh prinsip gradasi pada daya arsitek yang mengagumkan dan lebah. Kebiasaan, sudah pasti , sering berperan dalam memodifikasi naluri, dan tanpa itu tidak jatan, sebagaimna akan kita lihat dalam kasus insekta neuter (tanpa jenis kelamin), yang tidak meninggalkan keturunan untuk mewarisi dampak-dampak kebiasaan yang telah lama bertangsung. Berdasarkan pandangan bahwa semua spesies dan genus yang sama telah diturunkan oleh nenek moyang yang sama, dan telah mewarisi banyak persamaan. kita dapat mengerti apa sebabnya maka spesies-spesies yang serumpun, bila ditempatkan dalam kondisi-kondisi kehidupan yang sangat berbeda, masih mengikuti naluri-naluri yang sama. Mengapa burung-burung but-but di Amerika yang beriklim tropis dan Amerika Selatan yang bermusim sedang, misalnya, melapisi sarangnya dengan lumpur seperti spesies Inggris. Berdasar pandangan bahwa naluri secara perlahan-lahan diperoleh melalui seleksi alam, kita tidak perlu heran bahwa beberapa naluri tidak sempurna dan mungkin keliru dan banyak naluri lain yang membuat hewan lain mendenita.
Jika spesies hanya merupakan varietas dengan tanda-tanda jelas serta permanen, kita langsung dapat melihat mengapa keturunan silangnya harus mengikuti hukum-hukum kompleks yang sama, dalam tingkat dan ragam kemiripan, dengan nenek moyangnya — dengan saling terserap antara yang satu dengan yang lain melalui persilangan dan hal-hal lain seperti itu —sebagaimana dilakukan keturunan silang varietas-varietas yang telah dikenal, Keserupaan ini merupakan fakta yang ganjil, apabila spesies-spesics tehah diciptakan secara sendiri-sendiri dan varietas dihasilkan melalui hukum-hukum sekunder.
Jika kita mengakui bahwa catatan geologi tidak sempurna sampai ke tingkat yang ekstrem, maka fakta-fakta yang diberikan olehh laporan itu sangat mendukung teori “pewarisan dengan modifikasi”. Spesies-spesics baru telah muncul di panggung sejarah secara lambat dan pada interval-interval tertentu, danjumlah perubahan, setelah interval waktu yang sama, sangat jauh berlainan pada berbagai kelompok. Kepunahan spesies dan kelompok utuh spesies yang telah memainkan peran begitu mencolok dalam sejarah dunia organik. hampir pasti adalah akibat prinsip seleksi alam. Sebab bentuk-bentuk lama digantikan oleh yang baru dan lebih sempura. Baik spesies-spesies tunggal maupun kelompok-kelompok spesies tidak akan muncul kembali, begitu rantai generasi umum terputus. Difusi gradual bentuk-bentuk dominan, dengan modifikasi lambat keturunan mereka, menyebabkan bentuk-bentuk kehidupan, seolah-olah telah berubah secara simultan di seluruh bumi setelab interval-interval waktu yang lama. Fakta peninggalan-peninggalan fosil setiap formasi yang pada tingkat tertentu bersifat menjembatani antara fosil-fosil dalam formasi atas dan bawah, dengan sederhana dijelaskan oleh posisinya yang di tengah rantai keturunan.
Fakta agung ini, bahwa semua makhluk yang punah dapat dikelaskan dengan makhluk-makhluk yang kini masih ada, secara alamiah menjadi akibat wajar dan kenyataan bahwa makhluk-makhluk yang ada dan yang iclab punab berasat dan nenek moyang yang sama. Karena pada umumnya spesies telah berdivergensi dalam ciri-ciri dan modifikasinya sepanjang perjalanan mereka turun-temurun, kita dapat mengerti apa sebabnya bentuk-bentuk yang lebih kuno atau nenek moyang awal setiap kelompok, begitu sering menempati posisi yang, sampai tingkat tertentu, menjembatani kelompok-kelompok yang ada sekarang. Bentuk-bentuk mutakhir rata-rata lebih tinggi kedudukannya dalam skala organisasi, ketimbang bentuk-bentuk kuno. Tingkat mereka pun tentu lebih tinggi. sejauh bentuk-bentuk yang mutakhir itu lebih maju, setelah menaklukkan bentuk -bentuk tua yang terbelakang dalam perjuangan hidup. Pada umumnya bentuk bentuk mutakhir juga mempunyai organ-organ yang lebih terspesialisasi untuk fungsi-fungsi berbeda. Fakta ini sangat sesuai diterapkan untuk banyak makhluk yang masih mempertahankan struktur-struktur sederhana, yang hanya sedikit saja mengalami kemajuan namun cukup memadai untuk kondisi-kondisi kehidupan yang sederhana. Juga sangat sesuai berlaku untuk beberapa bentuk yang mundur dalam organisasinya, dengan setiap tahap keturunan menjadi lebih cocok bagi kebiasaan-kebiasaan hidup yang baru meskipun telah merosot derajatnya. Akhimya, hukum menakjubkan tentang ketahanan bentuk-bentuk serumpun dalam benua yang sama — Marsupial di Australia, Edetania di Amerika. dan kasus-kasus lain seperti itu dapat dimengerti, sebab di dalam negeri yang sama, makhluk yang ada dan yang punah akan sangat erat bersekutu karena keturunan.
Melihat distribusi geografis,jika kita mengakui bahwa sepanjang perjalanan abad-abad telah terjadi banyak migrasi dan satu bagian bumi ke bagian yang lain, berkat perubahan iklim dan geografis dahulu, dan banyaknya sarana-sarana penyebaran bersifat kadangkala dan tak diketahui, maka kitadapat memahami sebagian besar fakta utama penyebaran. Berdasarkan ‘4teori keturunan dengan modiflkasi” kita dapat melihat. mengapa ada paralelisme yang begitu mencolok pada distribusi makhluk-makhluk hidup di ruang semesta dan suksesi geologisnya sepanjang zaman. Sebab dalam kedua kasus itu, makhluk-makhluk telah dikaitkan dengan tali penghubung kelahiran biasa, dan sarana modifikasinya adalah sama. kita menangkap makna sepenuhnya dan fakta menakjubkan, yang telah mempesona setiap pengembara, yaitu bahwa di benua yang sama, di bawah k mdisi yang berbeda-beda, dalam cuaca panas dan dingin, di gunung dan dataran rendah, di gurun pasir dan rawa-rawa, kebanyakan penghuni dalam setiap kelas besar jelas berkerabat. Mereka adalah keturunan dan nenek moyang yang sama dan kolonis pertama.
Atas dasar prinsip migrasi sebelumnya, yang dalam kebanyakan kasus dikombinasikan dengan modifikasi, kita memahami identitas beberapa tanaman dan sekutu dekat banyak tanaman lain, di gunung-gunung yang paling jauh, di zona-zona Utara dan Selatan yang beriklim sedang dengan bantuan zaman Es. ‘Demikian juga persekutuan dekat beberapa penghuni Laut pada ganis lintang iklim sedang Utara dan Selatan, walaupun dipisahkan oteh samudra luas. Meskipun dua negara mungkin mempunyal kondisi-kondisi fisik yang dekat sekali kemiripannya, sedekat yang dibutuhkan oleh spesies yang sama, kita tidak perlu heran bahwa penghuninya sangat berbeda bila mereka telah sama sekali dipisahkan satu sama lain sejak lama. Karena hubungan antar organisme merupakan hubungan yang paling penting dan segala hubungan, dan karena kedua negara tentunya sudah menerima koloni-koloni di berbagai periode dalam berbagai proporsinya, dan suatu negara atau saling menerima, maka jalannya modifikasi di kedua kawasanitu secara tak terelakkan berbeda.
Berdasarkan pandangan migrasi déngan modifikasi yang mengikutinya itu, kita lalu paham mengapa pulau-pulau samudra hanya dihuni oleb sedikit spesies. Tetapi dan yang sedikit ini, mengapa banyak yang berbentuk khusus atau endemik. Kita jelas melihat, mengapa spesies yang termasuk golongan hewan yang tidak dapat menyeberangi jarak-jarak luas samudra, seperti katak dan mamalia terestrial, tidak menghuni pulau-pulau samudra. Sebaliknya, mengapa spesies-spesies kelelawar yang baru dan khusus, hewan-hewan yang dapat menyeberangi samudra, terdapat di pulau-pulau yang terletak sangat jauh dan benua mana pun. Kasus-kasus demikian, seperti kehadiran spesies kelelawar khusus di pulau-pulau samudra dan tidak terdapatnya semua mamalia terestrial yang lain, adalah fakta yang sungguh tak dapat diterangkan berdasarkan teori penciptaan secara sendiri-sendiri.
Keberadaan spesies-spesies yang serumpun atau spesies-spesies di setiap dua kawasan mengandung arti, bahwa berdasarkan “teori keturunan dengan modifikasi”, bentuk-bentuk nenek moyang yang sama pernah tinggal di kedua kawasan tersebut. Kita hampir selalu mendapati, bahwa di lempat banyak spesies yang serumpun menduduki dua kawasan, beberapa spesies yang identik umumnya berada di antara keduanya. Di tempat terdapat banyak spesies yang serumpun namun berbeda, maka banyak bentuk-bentuk yang meragukan dan varietas- varietas yang tergolong kelompok yang sama muncul pula. Merupakan suatu hukum generalitas tinggi, bahwa penghuni setiap kawasan berkaican dengan penghuni terdekatnya, tempat imigran-imigran mungkin berasal. Kita melihat ini dalam hubungan mencolok antara hampir semua tanaman dan hewar di kepulauan Galapagos, dan Juan Fernandez dan pulau-pulau Amerika lainnya, dengan tan aman-tanaman dan hewan daratan Amerika yang adalah tetangganya. Juga tanaman dan hewan kepulauan Cape de Verde, dan pulau-pulau Afrika lainnya dengan yang berada di daratan Afrika. Haruslah diakui, bahwa fakta- fakta ini tidak dapat dijelaskan berdasarkan teori penciptaan.
Seperti yang kita lihat, fakta bahwa semua makhluk hidup masa lampau dan sekarang dapat ditata dalam bebèrapa kelas besar, dalam kelompok-kelompok di bawah kelompok-kelompok dan dengan kelompok-kelompok punah yang sering tergolong berada di tengah kelompok yang ada sekarang, dapat dipahami berdasarkan teori seleksi alam, dengan kemungkinan-kemungkinan kepunahan dan divergensi ciri-cirinya. Berdasar prinsip yang sama kita melihat, apa sebab maka kedekatan bentuk dalam setiap kelas begitu kompleks dan berputar. Kita melihat mengapa ciri-ciri tertentu jauh lebih berguna ketimbang yang lain untuk klasifikasi. Mengapa ciri-ciri adaptif, meskipun sangat penting artinya bagi makhluk itu sendiri, nyaris tak berarti bagi klasifikasi; mengapa ciri-ciri yang benasal dan bagian-bagian rudimenter, sering bemilai tinggi dalam klasifikasi dan mengapa ciri-ciri embriologis sering merupakan yang paling berharga.daripada semuanya. Kedekatan sesungguhnya dan semua makhluk hidup, yang kontras dengan kemiripan adaptifnya, disebabkan oleh pewarisan atau komunitas keturunan. Sistem Alam (Natural System) merupakan tatanan genealogis dengan tingkat-tingkat perbedaan yang diperoleh, ditandai oleh istilah-istilah: varietas, spesles, genus. famili, dan seterusnya; dan kita harus mencari garis keturunannya lewat ciri-ciri yang paling permanen. apa pun ciri itu dan betapa kecil pun arti vitalnya.
Kerangka kerja serupa pada tulang-tulang pada tangan manusia, pada sayap kelelawar, sirip ikan lumba-lumba dan kaki kuda —jumlah vertebrae yang sama membentuk leher jerapah dan gajah dan tak terhitung fakta lain seperti itu, sekaligus menjelaskan dininya berdasar teori keturunan dengan modifikasi lambat dan sedikit demi sedikit namun terus-menerus. Kemiripan pola pada sayap dan kaki kelelawar, meskipun dipakai untuk tujuan-tujuan yang begitu berbeda, —pada rahang dan kaki kepiting — dalam daun bunga, dapat dipahami sampai jang kauan luas berdasar pandangan modifikasi gradual bagian-bagian atau or gan .organ, yang asal mulanya sama dan sama nenek moyang dalam masing- masing kelas. Berdasarkan prinsip variasi beturut-turut yang tidak selalu muncul di usia dini, dan karena diwarisi dalam periode yang sejajar dengan periode awal kehidupannya, kita jelas dapat mengerti mengapa embrio-embrio mamalia, bunting, reptilia dan ikan begitu dekat kemiripannya, dan begitu berbeda dalam bentuk-bentuk dewasanya. Kita boleh menghentikan ketakjuban kita pada embrio eekor mamalia yang benafas di udara tetapi memiliki celah-celah insang dan arteri-arteri yang berikal-ikal, seperti milik ikan yang harus bemafaskan udara yang larut dalam air dengan bantuan insang yang berkembang baik.
Organ yang tidak dipakai, sering dibantu oleh seleksi alam untuk diperkecil, bila dianggap tanpa guna dalam kebiasaan atau kondisi-kondisi kehidupan yang telah berubah, dan kita dapat memahami berdasarkan pandangan mi, apa arti organ-organ rudimenter. Tetapi keadaan tak dipakai dan seleksi, umumnya berlaku pada setiap makhluk bila mencapai kedewasaan dan harus memainkan peran penuh dalam struggle for existence. Dengan demikian hanya sedikit dapat mempengaruhi organ selama peniode kehidupan awal. Karena itu, organ tersebut tidak akan diperkedil atau dianggap rudimenter pada peniode awal mi. Anak sapi, misalnya, telah mewarisi gigi, yang tidak pemah muncul keluar di gusi rahang atas, dan nenek moyang purba yang mempunyai gigi yang berkembang penuh. Kita boleh percaya, bahwa gigi pada hewan dewasa mula-mula diperkecil melalui seleksi alam karena tidak dipakai, karena lidah dan langit-langit. atau bibirya, sudah sangat memadai untuk makan rumput, tanpa bantuan gigi rahang atas tersebut. Sedangkan pada anak sapi, giginya oleh seleksi alam dibiarkan begitu saja dan berdasarkan prinsip pewárisan telah diterimanya pada usia sejajar sejak periode zaman dahulu sampai sekarang
Mengenai pandangan bahwa setiap organisme dengan semua bagian bagiannya yang terpisah telah diciptakan secara khusus, betapa mustahil menjelaskan bahwa organ-organ yang mendapat cap tak berguna, seperti gigi pada embrio sapi, atau sayap-sayap yang menciut di bawah penutup-penutup sayap banyak kumbang, begitu sering terjadi. Alam mungkin dapat dikatakan telah bersusah payah untuk mengungkapkan skema modifikasi, struktur-struktur embriologis dan homologis melalui organ-organ rudimenter, tetapi kita terlalu picik untuk menangkap maksudnya.
Sekarang saya telah merekapitulasi fakta-fakta dan pertimbangan-pertimbangan yang telah sangat meyakinkan saya, bahwa spesies-spesies telah mengalami modifikasi selama periode panjang turun-temurun. Hal ini terutama terjadi melalui seleksi alam atas berbagai variasi menguntungkan yang banyak, berkesinambungan dan sedikit-demi-sedikit, dibantu secara sangat berarti oleh dampak pewarisan bagian-bagian tubuh yang dipakai maupun yang tidak terpakai. Secara kurang berarti, yaitu dalam hubungan dengan struktur-struktur yang adaptif, baik yang lampau maupun yang sekarang, dibantu oleh tindakan langsung kondisi-kondisi ekstenal, dan oleh variasi-variasi yang dalam pandangan mata awam kita seolah timbul spontan.
Rupanya, saya dahulu kurang mementingkan frekuensi dan nilai bentuk bentuk variasi yang disebut terakhir ini, yang menggiring ke modifikasi permanen struktur, tanpa tergantung pada seleksi alam. Tetapi, karena kesimpulan kesimpulan saya akhir-akhir mi telah banyak keliru diinterpretasikan orang, dan dikatakan bahwa saya secara eksklusif hanya mengalamatkan modifikasl spesies pada jasa seleksi alam, maka izinkan saya mengatakan bahwa dalam edisi pertama karya saya mi, dan selanjutnya, saya telah memposisikan diri secara amat tegas, yaitu pada akhir Pendahuluan di depan — kata-kata seperti berikut:
“Saya yakin bahwa seleksi alam telah menjadi sarana utama, tetapi bukan satu satunya (exclusive) sarana modifikasi.” ini teryata tidak mencapai sasaran. Daya kekeliruan interpretasi yang ada memang besar, tetapi sejarah ilmu pengetahuan menunjukkan, bahwa syukurlah, kekuatan ini tidak bertahan lama.
Nyaris tidak dapat dibayangkan bahwa teori yang salah akan menjelaskan secara begitu memuaskan, dengan berbagai kelas-kelas besar fakta terinci di atas seperti teori seleksi alam. Baru-baru ini ada keberatan yang diajukan, bahwa ini merupakan cara berargumentasi yang tidak aman, tetapi inilah suatu metode yang digunakan dalam menilai peristiwa-peristiwa biasa dalam kehidupan dan telah sering digunakan oleh para filsuf alam yang terbesar sekalipun. Teori cahaya yang jatuh bangun (undulatory) diperoleh secara demikian, dan keyakinan pada rotasi bumi pada porosnya sendiri sampai akhir-akhir ini nyaris tidak didukung oleh bukti langsung apa pun. Bukanlah keberatan yang sahih, bila sains sampai sekarang belum dapat menjelaskan problema yang jauh lebih penting tentang intisari atau asal-mula kehidupan. Siapa yang dapat menjelaskan apa intisari daya gravitasi bumi? Tak seorang pun sekarang berkeberatan untuk mengikuti hasil-hasil yang menjadi konsekuensi unsur daya tarik yang tak dikenal ini, sekalipun Leibniz dahulu perah menuduh Newton cuma memperkenalkan ‘Sifat-sifat kienik dan gambaran-gambaran ajaib ke dalam filsafat”.
Saya tidak melihat alasan yang kuat, mengapa pandangan-pandangan yang diberikan dalam buku ini harus menggoncang rasa keagamaan seseorang. Adalah memuaskan. dalam menunjukkan betapa transient (sementara) kesan-kesan demikian, mengingat temuan terbesar yang perah dibuat manusia yang berama Newton, juga telah diserang oleh Leibniz “sebagai subversif terhadap agama yang natural dan secara inferensial (tak langsung) juga terhadap agama yang diwahyukan.” Seorang pengarang yang tersohor dan suci hidupnya telah menyurati saya bahwa “secara bertahap dia telah belajar melihat, bahwa merupakan konsep Keillahian yang sama luhurnya untuk dipercaya bahwa Dia (Tuhan) telah menciptakan beberapa bentuk-bentuk asli yang mampu berkembang mandiri ke bentuk-bentuk lain yang dibutuhkan, karena Dia memerlukan langkah langkah penciptaan baru untuk mengisi kekosongan-kekosongan yang ditinggalkan oleh hukum-hukumNya”
Dapat dipertanyakan mengapa, sampai belakangan mi, hampir semua pakar naturalis dan geologi terkemuka tidak mempercayai kecenderungan spesies untuk berubah? Sebab tidak dapat diperoleh kepastian bahwa makhluk-niakhluk hidup dalam keadaan alamiah tidak akan mengalami variasi. Tidak dapat dibuktikan bahwa jumlah variasi sepanjang abad-abad perjalanan sejarah kualitasnya terbatas; tidak ada garis tegas yang dapat ditarik antara spesies dan vanietas -varietas yang memiliki tanda-tanda kuát. teori bahwa spesies, bila dikawin silangkan selalu mandul dan varietas-varietas senantiasa subur, atau bahwa kemandulan merupakan karunia khusus dan tanda penciptaan tidak dapat dipertahankan. Keyakinan bahwa spesies merupakan hasil-hasil yang tak dapat berubah, nyaris tak terelakkan, jika sejarah bumi dianggap tidak berlangsung lama. Sekarang, setelah kita memperoleh gambaran tentang kurun waktu yang berlalu, kita terlalu gegabah untuk berasumsi tanpa bukti, bahwa catatan geologi sudah begitu sempurna, sehingga tentunya télah memberi kita bukti jelas tentang mutasi spesies, itupun kalau mereka mengalami perubahan.
Tetapi, penyebab utama keengganan kita untuk mengakui bahwa satu spesies tetah melahirkan spesies-spesies yang jelas dan berbeda-beda adalah, bahwa kita senantiasa lamban mengakui adanya perubahan-perubahan besar, yang langkah-Iangkahnya tidak kita hihat. Kesulitannya sama dengan yang dirasakan oleh begitu banyak ahli geologi, ketika Lyell. pertama kali meñgatakan bahwa garis-garis panjang pada karang daratan telah terwujud dan jurang-jurang besar telah terjadi, oleh agen-agen yang sekarang masih dapat kita libat bekerja. Nalar tidak mungkin mampu mencakup makna penuh istilah sejuta tahun sekali pun; nalar tidak dapat menjumlah dan memuat dampak-dampak penuh dan banyak variasi-variasi kecil, yang terakumulasi selama jumlah generasi-generasi yang hampir tak terhingga.
Meskipun saya meyakini sepenuhnya kebenaran pandangan-pandangan yang saya sampaikan dalam buku ini dalam bentuk abstrak. Saya sama sekali tidak mau memaksakan diri untuk meyakinkan para pakar naturalis berpengalaman, yang pikirannya dipenuhi dengan sejumlah besar fakta-fakta yang kesemuanya berangkat dan sudut pandang yang berlawanan total dengan sudut padang saya. Begitu mudah kita menyembunyikan kebodohan dengan ungkapan-ungkapan seperti: “rencana penciptaan”, “kesatuan desain”, dan seterusnya. Lalu merasa bahwa kita telah memberi pcnjelasan, padahal kita hanya mengulang-ulang dalam menjelaskan suatu fakta. Siapa pun yang tergiring untuk memberi bobot lebih berat pada kesulitan-kesulitan yang tidak terjelaskan ketimbang pada sejumlah fakta tertentu, pasti akan menolak teori yang saya ajukan. Beberapa pakar naturalis yang dikarunia kelenturan cara berpikir, dan mulai menyangsikan hukum immutabilitas spesies yang mereka yakini, mungkin akan terpengaruh oleh buku ini. Tetapi saya melihat dengan yakin ke masa depan, — para naturalis muda yang lagi menanjak, akan mampu melihat kedua sisi permasalahan secara objektif. Siapapun yang telah membaca teori saya mi dengan teliti, lalu terdorong untuk berkeyakinan bahwa spesies cenderung berubah, akan sangat berjasa bila mau menyatakan keyakinannya itu secara bertanggungjawab. Sebab hanya dengan demikianlah, beban praduga yang melanda masalah ini dapat disingkirkan.
Beberapa naturahis terkemuka akhir-akhir ini telah mempubhikasikan keyakinan mereka bahwa sejumlah besar dan apa yang dianggap spesies dalam setiap genus, sebenarya bukanlah spesies yang sesungguhnya. Tetapi bahwa spesies lainlah yang benar, yaitu, telah diciptakan sàcara sendiri-sendiri. Menurut saya, pandangan mi aneh sekali. Mereka mengakui bahwa sejumlah besar bentuk bentuk yang oleb mereka sendiri dianggap ciptaan-ciptaan khusus dan masih dipandang demikian oleh mayoritas naturalis, dan akibatnya memiliki ciri-ciri di luar spesies yang sesungguhnya — yang ini mereka akui dihasilkan oleh variasi, tetapi mereka menolak meluaskan pandangan yang sama ini pada bentuk-bentuk lain yang sedikit berbeda. Namun demikian mereka tidak dapat mendefinisikan, atau bahkan memperkirakan, mana bentuk-bencuk kehidupan yang diciptakan langsung dan mana yang dihasilkan melalui hukum-hukum sekunder. Mereka mengakui variasi sebagai vera causa (penyebab pertama) dalam satu kasus tetapi secara semena-mena menolaknya dalam kasus lain, tanpa memberikan distingsi apapun antara kedua kasus itu.
Saatnya akan tiba, dan mi akan diberikan sebagai ilustrasi yang mengundang rasa ingin tahu tentang kebutaan opini yang terbentuk sebelumnya. Penulis -penulis ini rupanya lebih tercengang melihat tindakan penciptaan yang ajaib timbang kelahiran biasa. Tetapi benarkah mereka sungguh-sungguh yakin bahwa dalam periode tak terhitung dalam sejarah bumi, beberapa unsur atom tentu tiba-tiba telahdi perintahkan untuk memasuki jaringan tubuh yang hidup? akan mereka percaya bahwa setiap hal yang dianggap tiñdakan penciptaan, menghasilkan satu individu atau banyak? Segala macam hewan dan tanaman yang tak terhingga jumlahnya diciptakan sebagai telur atau benih, ataukah dewasa hidup? Dan dalam kasus mamalia, apakah mereka tercipta dengan menyandang tanda-tanda semu pemberian makan dalam rahim induknya? Sudah pasti berapa di antara pertanyaan-pertanyaan ini tidak dapat dijawab oleh mereka yang meyakini kemunculan ciptaan hanya pada beberapa bentuk kehidupan Itu satu bentuk saja. Telah dinyatakan oleh beberapa penulis bahwa sama indahnya untuk mempercayai penciptaan sejuta makhluk ketimbang penciptaan makhluk saja. Tetapi aksioma filosofis Maupertuis tentang “tindakan sekecil-ke cilnya” menggiring nalar kita untuk lebih bersedia menerima jumlah yang masih kecil. Sudah pasti kita tidak perlu mempercayai bahwa tak terhitung makhluk-makhluk dalam setiap kelas besar telah diciptakan dengan tanda-tanda asal, tetapi memperdayakan (deceptive) dan nenek moyang yang satu.
Sebagai catatan dan keadaan sebelumnya, dalam paragraf-paragraf di depann di tempat lain, saya telah mempertahankan beberapa kalimat yang mgandung arti. bahwa para naturalis mempercayai penciptaan yang terpisah untuk setiap spesies, dan saya banyak dikecam karena mengekspresikannya carâ demikian. Tetapi tanpa diragukan lagi, hal ini merupakan keyakinan umum kita ketika edisi pertama karya saya ini terbit. Dahulu saya bicara dengan banyak nauralisme Mengenai subyek evolusi dan tidak perah sekalipun menjumpai sikap persetujuan yang simpatik. Mungkin sekàli beberapa naturalis ketika itu percaya dengan teori evolusi yang saya ajukan, tetapi mereka berdiam diri saja, atau mengekspresikannya secara ambigu, sehingga tidak mudah ditangkap maksudnya. Sekarang keadaan sudah sangat berubah dan hampir setiap naturahis mengakui prinsip agung evolusi. Namun, masih ada di antara mereka yang tetap berpendapat bahwa spesies dengan tiba-tiba saja telah melahirkan bentuk-bentuk baru yang sceuruhnya berbeda satu sama lain, melalui sarana-sarana yang tidak dapat dijelaskan. Tetapi, sebagaimana telah saya coba tunjukkan, pembuktian berbobot yang saya ajukan dapat bertahan terhadap ide modifikasi-modifikasi dasar dan mendadak. Dari sudut pandang ilmiah, dan mengarah pada penyelidikan lebih lanjut, hanya sedikit kemajuan yang dicapai bila kita percaya bahwa bentuk be ntuk baru tiba-tiba dapat muncul dan berkembang dengan cara-cara yang tidak dapat dijelaskan, yang diturunkan dan bentuk lama dan sangat berbeda, meskipun pandangan itu sudah lebih maju ketimbang keyakinan lama tentang ciptanya spesies dan debu tanah.
Boleh dipertanyakan sejauh mana jangkauan saya dengan doktrin modifikasi spesies. Pertanyaan ini sulit dijawab, karena semakin banyak perbedsan perbedaan bentuk yang kita pertimbangkan, sebanyak itu pula argumen-argume pendukung komunitas keturunan menyusut dalam jumlah dan dayanya. Tetapi beberapa argumen yang berbobot paling berat dapat mencapai banyak sekali Semua anggota kelas-kelas utuh sating terkait oleh suatu rantai kedckatan/aflnitai dan semuanya dapat dikelaskan, berdasarkan prinsip yang sama. dalan~ kelompok-kelompok yang disubordinasikan pada kelompok-kelompok lain, Peninggalan-peninggalan fossil kadang cenderung mengisi interval lebar antara ordo-ordo yang ada.
Organ-organ dalam keadaan rudimenter jelas menunjukkan bahwa suatu nenek moyang purba memiliki organ demikian dalam kondisi berkembang penuh. Dalam beberapa kasus halini berarti pula bahwa sejumlah besar modifikasi telah terjadi pada keturunannya. Berbagai struktur telah terbentuk meliputi keseluruhan kelas-kelas berdasarkan pola yang sama, dan pada usia sangat dini embrio-embrionya sahinga bermiripan, amat dekat. Karena itu saya tidak. perlu meragukan bahwa teori “keturunan dengan modifikasi” mencakup semua anggota kelas besar atau dunia hewan yang sama. Saya yakin bahwa hewan hewan diturunkan oleh paling banyak hanya empat atau limna nenek moyang. sedangkan tanaman dan jumlah yang sama atau kurang danri itu.
Analogi membawa saya satu langkah lebih maju, yaitu pada keyakinan bahwa semua hewan dan tanaman diturunkan dan satu prototipe. Memang, boleh jadi analogi mungkin merupakan pemandu yang menyesatkan, namun semua makhluk hidup banyak bermiripan satu sama lain, dalam komposisi kimianya, struktur selnya, hukum-hukum pertumbuhan dan kerawanannya terhadap pengaruh -pengaruh yang merugikan. Kita melihat ini bahkan pada fakta yang begitu sepele seperti racun yang sama, secara bersamaan meracuni tanaman dan hewan. Atau bahwa racun yang dikeluarkan oleh lalat gall.fly memproduksi pertumbuhan-pertumbuhan mengerikan pada mawar liar atau pohon oak. Semua makhluk hidup mi, kecuali barangkali beberapa produk bentuk seksual yang terendah, rupanya benmiripan pada intinya. Pada kesemuanya, sejauh yang sekarang diketahui, veücle germinalnya adalah sama, sehingga semua organisme bermula dari.satu asal-üsul. Jika kita melihat dua pembagian utama, yaitu dunia hewan dan dunia tanaman — beberapa bentuk rendahan sangat berciri-transisi, sehingga para naturalis ramai memperdebatkan dalam dunia mana mereka intu termasuk. Sebagaimana dikatakan Profesor Au Gray, spora dan organ-organ reproduksi banyak Algae rendahan dapat dinyatakan mula- mula berciri hewan dan kemudian tak terbantahkan bensifat tetumbuhan”
Karena itu, berdasarkan seleksi alam dengan divergensi cin-ciri, agaknya tidaklah mustahil bahwa dan bentuk yang begitu rendah dan berisfat transisi,baik hewan dan tanaman dapat berkembang dan situ. Jika ini kita akui, maka kita juga harus akui bahwa semua makhluk hidup yang perah tinggal di bumi ini mungkin telah diturunkan oleh satu bentuk primordial (purba). Tetapi kesimpulan ini terutama didasarkan pada analogi dan tidak menjadi soal apakah diterima atau tidak. Sudah barang tentu, ada kemungkinan bahwa pada awal kehidupan tergelar, banyak aneka ragam bentuk telah berkembang sebagaimana dikemukakan Mr. G. H. Lewes. Tetapi kalau boleh kita simpulkan, hanya sedikit sekali di antaranya yang telah meninggalkan keturunan yang termodifikasi. Sebab, seperti tetah saya katakan berkenaan dengan anggota-anggota setiap kelas besar, seperti Vertebrata Argiculata dan sebagainya, kita punya bukti jelas pada struktur-struktur homolog dan rudimenter embrio dalam setiap kelas besar, semua anggotanya dkurunkan oleh nenek moyang yang tunggal.
Ketika pandangan-pandang dari yang saya ajukan dalam buku mi, juga pandangan Mr. Wallace, atau ketika pandangan-pandangan yang sejalan tentang asal-usul spesies diakui umum, kita dapat melihat masa depan remang-remang bahwa bakal tcrjadi revolusi yang cukup bcsar dalam sejarah alam. Para ahli sistematika akan dapat melanjutkan karya-karyanya seperti sekarang, tanpa harus terus-menerus dihantui keragu-raguan, apakah bentukini atau itu termasuk spesies yang sebenamya atau bukan. Hal ini, saya yakini dan saya bicara berdasarkan pengalaman, akan menjadi kelegaan yang tidak kecil artinya. Perdebatan sengit terus-menerus tanpa henti, tentang apakah sekitar lima puluh spesies bramble (semak.semak berdaun tajam) Inggris tergolong spesies atau bukan, akan berhenti. Para ahli sistematika akan hanya perlu menetapkan, (dan ini bukan tugas mudah) apakah suatu bentuk cukup konstan dan berbeda dengan bentuk-bentuk lain, untuk dapat didefinisikan. Jika dapat didefinisikan, apakah perbedaan-perbedaan itu cukup penting untuk dibeni nama-nama khusus. Dan pemberian nama-nama khusus mi akan lebih menjádi masalah pokok untuk dipertimbangkan daripada sekarang. Sebab perbedaan-perbedaan, betapapun kecilnya, antara dua bentuk mana pun, jika tidak dibaurkan (blended) melalui tingkat-tingkat perantara, akan dianggap oleh banyak naturalis, cukup penting untuk keduanya ditingkatkan ke taraf spesies.
Sesudah ini kita juga harusakui bahwa satu-satunya perbedaan antara spesies dan varietas yang memiliki tanda-tanda kuat adalah, bahwa yang disebut terakhir diketahui, atau dipercayai, dewasa ini berkaitan melalui tahap-tahap perantara, sedangkan spesies berkaitan dengan yang ada sebelumnya. Oleh sebab itu. tanpa menolak pertimbangan adanya tahap-tahap perantara sekarang, antara dua bentuk mana pun, kita mesti lebih hati-hati dalam menimbang dan menilai jumlah perbedaan aktual yang lebih tinggi antara keduanya. Sangat mungkin bahwa bentuk yang sekarang diakui secara umum hanya sebagai varietas, kelak akan dianggap pantas dibeni nama-nama khusus. Dalam hal ml bahasa ilmiah dan bahasa umum akan sejalan. Singkatnya, kita harus memperlakukan spesie dengan cara yang sama seperti para naturalis memperlakukan genera, dengai mengakui bahwa genera merupakan sekedar kombinasi-kombinasi yang dibuat untuk memudahkan saja. Hal ini mungkin bukan prospek yang menggembirakan tetapi setidaknya kita akan terbebas dan pencarian sia-sia istilah-istilah untuk esensi spesies yang belum ditemukan dan tak dapat ditemukan.
Perhatian pada bidang-bidang sejarah alam yang lain dan lebih umum bakal sangat meningkat. Istilah-istilah yang digunakan oleh para naturalis, yaitu afinitasi kedekatan hubungan, komunitas tipe, patemitas, morfologi, ciri-ciri yang adaptif, rudimenter, dan organ-organ yang gagal, akan tidak metaforis lagi dan memiliki makna yang jelas. Ka!au kita tidak lagi memandang suatu makhluk hidup seperti seorang barbar untuk pertama kali melihat kapal, sebagai sesuatu yang sima sekali berada di luar jangkauan nalar; bila kita menganggap setiap produk alam sebagai sesuatu yang punya sejarah panjang dan merenungkan setiap struktur dan naluri yang kompleks sebagai kumpulan banyak perlengkapan yang masing -masing berguna bagi si pemilik, sama seperti setiap penemuan mekanik besar merupakan kumpulan dan jerih payah, pengalaman, pikiran, bahkan kesalahan -kesalahan bodoh para pekerjanya; apabila kita memandang setiap makhluk hidup secara demikian, maka betapa akan lebih menarik — dan saya bicara menurut pengalaman — studi sejarah alam nantinya!
Suatu ladang penyelidikan yang luar biasa luas dan nyaris belum pemah dijelajahi bakal terbuka, mengenal sebab-sebab dan hukum-hukum variasi, tentang korelasi, tentang dampak-dampak penggunaan dan tidak digunakannya organ tubuh tertentu, âtas tindakan langsung kondisi-kondisi eksternal, dan seterusnya Studi tentang produk-produk peliharaan kita akan sangat meningkat. Suatu varietas baru yang diciptakan manusia akan menjadi obyek studi yang makin penting dan menarik ketimbang tambahan satu atau lebih spesies pada jumlah tak terhingga spesics yang sudah dicatat. K)asifikasi.klasifikasi kita bakal disusun menurut silsilah (genealogi) dan akan benar-benar menyumbang pada apa yang disebut rencana penciptaan (plan of creation), sejauh dapat dibuat demikian.. Aturan-aturan untuk klasifikasi, sudah pasti, akan menjadi lebih sederhana kalau kita mempunyui sasaran yang pasti. Kita tidak memiliki tempat berpijak untuk menentukan silsilah asal-usul atau berlindungini, maka kita harus menemukan dan melacak bányak garis-garis keturunan dalam silsilah alam, melalul ciri-ciri apapun yang telah lama diwarisi. Organ-organ rudimenter akan bicara tanpa meleset mengenai sifat struktur-struktur yang telah lama hilang. Spesies dan kelompok spesies yang disebut aberrant (menyimpang) dan yang secara ringan dapát disebut.fosil-fosil hidup, bakal memandu kita membuat gambaran, tentang bentuk-bentuk purba kehidupan. Embriologi akan mengungkapkan pada kita struktur prototipe setiap kelas besar, yang sampait taraf tertentu masih samar-samar kepada kita. Bila kita merasa yakin bahwa semua individu dan spesies yang sama, dan semua spesies dan genera yang serumpun telah diturunkan oleh satu nenek moyang dalam periode yang tidak terlampau jauh, telah bermigrasi dan satu tempat kelahiran, dan bila kita mengetahui banyak sarana imigrasi secara lebih baik, maka dengan cahaya yang sekarang disinarkan oleh geologi yang akan terus menerangi perubahan-perubahan iklim dan permukaan tanah zaman dahulu, kita pasti akan mampu melacak imigrasi-imigrasi seluruh penghuni bumi masa lampau secara mengagumkan. Bahkan sekarang pun, dengan membandingkan perbedaan antara penghuni lautan di sisi-sisi benua yang berlainan, dan sifat berbagai penghuni benua tersebut, dalam hubungan dengan sarana imigrasi yang tampak, seberkas cahaya akan menerangi geografi purba.
Gengsi Ilmu Geologi bakal kehilangan wibawa karena amat tidak sempuma cacatannya. Kulit bumi dengan penginggalan-peninggalan yang terpendam di dalamnya, hendaknya tidak dipandang sebagai museum yang penuh isi, tetapi scbagai koleksi miskin yang dibuat alam secara sambil lalu berikut interval- intervalnya yang jarang. Akumulasi setiap formasi besar yang benisi banyak fossil, hendaknya dipandang sebagal tergantung pada kejadian luar biasa rangkaian keadaan-keadaan yang menguntungkan. Sedangkan interval-inter val kosong antara tahap-tahap yang berlapis-lapis hendaknya dianggap berlangsung lama. Tetapi kita akan mampu menjajaki secara cukup aman berapa panjangj angka waktu interval-interval ini dengan memperbandingkan bentuk bentuk kehidupan yang mendahului dan menyusulnya. Kita harus berhati-hati dalam mengkorelasikan dua formasi sebagae kontemporer semata, dan tidak mencakup banyak spesies identik, menurut suksesi umum bentuk-bentuk kehidupan. Karena spesies diproduksi dan lenyap oleh penyebab-penyebab yang bertindak lambat dan masih tetap ada, bukan karena tindakan-tindakan ajaib penciptaan; dan karena semua penyebab yang terpenting nyaris tidak tergantung pada kondisi-kondisi fisik yang berubah, atau yang mungkin secara tiba-tiba berubah, yaitu saling hubungan antara organisme dengan organisme — yang kemajuan pada satu organisme mengakibatkan kemajuan atau lenyapnya organisasi lain, — makajumlah perubahan makhluk hidup pada fossil dad formasi formasi yang mengikutinya mungkin berlaku sebagal suatu alat ukur yang memadai atas kurun waktu yang telah berlalu, meskipun relatif, bukan aktual. Akan tetapi, sejumlah spesies yang tetap tinggal di tempatnya dan tidak mengalami perubahan untuk periode yang panjang, sedangkan dalam periode yang panjang itu, berbagai spesies tersebut yang pergi bermigrasi ke tempat -tempat baru dan bersaing dengan spesies-spesies asing, mungkin menjadi termodifikasi. Sehingga kita tidak boleh menilai terlalu tinggi kepastian perubahan organ sebagai pengukur waktu.Di masa depan saya melihat lapangan-lapangan terbuka bag! jauh. lebib banyak lagi penelitian. Psikologi akan dengan aman didasarkan pada fondasi yang sudah diletakkan secara baik oleh Mr. Herbert Spencer, yaitu tentang perolehan setiap daya kekuatan dan kemampuan mental yang pasti secara bertahap. Banyak titik terang akan terungkap tentang asal-usul manusia dan sejarahnya.
Para penulis yang paling terkemuka tampaknya sangat puas dengan pandangan bahwa setiap spesies telah tercipta secara mandiri. Pada hemat saya, akan lebih sesuai dengan pemahaman kita tentang hukum-hukum yang diberlakukan pada masalah itu oleh Sang Pencipta, bahwa muncul dan lenyapnya penghuni bum! dahulu dan sekarang tentunya berkat penyebab-penyebab sekunder, seperti hukum untuk menentukan kelahiran dan kematian individu. Apabila saya memandang semua makhluk bukan sebagai ciptaan istimewa, melainkan sebagai keturunan-keturunan lineal dan beberapa makhluk hidup, jauh sebelum lapisan pertama sistem Cambria diendapkan, di mata saya mereka menjadi lebih luhur. Dinilai dan masa lampau, kita boleh menyimpulkan dengan aman bahwa tak satupun spesies yang hidup akan meneruskan (transmit) kemiripannya secara persis pada spesies keturunannya di masa depan yang sangat jauh. Dan spesies-spesies yang sekarang hidup, sangat sedikit yang akan meneruskan keturunannya hingga ke bentuk kehidupan yang jauh di masa depan. Sebab cara penggolongan semua kelompok makhluk hidup menunjukkan bahwa sejumlah besar spesies dalam setiap genus dan semua spesies dalam banyak genera, tidak meninggalkan keturunan, tetapi telah punah sepenuhnya. Sejauh ini kita dapat melihat secara ramalan ke masa depan bahwa kelak spesies- spesies yang umum dan tersebar luas, dan termasuk kelompok-kelompok dasar dan dominan dalam setiap kelaslah, yang akhirnya bakal bertahan dan menurunkan spesies-spesies baru yang dominan.
Karena semua bentuk kehidupan merupakan keturunan lineal dan yang hidup jauh sebelum era Cambria, kita boleh merasa pasti bahwa suksesi biasa melalui generasi tak kan pernah putus, dan bahwa tak ada bencana alam yang pernah mengosongkan selurub bumi. Oleh sebab itu kita dapat memandang penuh percaya ke masa depan yang aman untuk waktu lama. Dan karena seleksi alam semata-mata bekerja bersama dan demi kebaikan setiap makhluk, semua karunia lahiriah dan mental cenderung akan maju terus ke arah kesempumaan..
Sangatlah menarik untuk merenungkan sebuah tebing yang rimbun ditumbuhi banyak tanaman aneka ragam, dengan burung-burung beryanyi di semak- semaknya, dengan berbagai serangga beterbangan kian-kemari, dan cacing- cacing merayapi tanah yang lembab; lalu menggambarkan bahwa bentuk-bentuk yang terkonstruksi rumit, dan sangat berbeda satu sama lain, namun saling tergantung secara begitu kompleks, kesemuanya itu dihasilkan oleh hukum -hukuin yang bekerja di sekitar kita. Hukum-hukum inii, dalam arti luas, adalah Pertumbuhan dengan Reproduksi; Pewarisan yang nyaris berarti sama dengan reproduksi; Variabilitas dan tindakan langsung dan tidak langsung kondisi-kondisi kehidupan; dan keadaan digunakan atau tidak digunakan; Rasio Peningkatan jumlah scperti deret ukur akan bermuara pada Struggle for Life, sebagai akibat dari Seleksi Alam, yang menyangkut Divergensi Ciri-ciri dan Kepunahan bentuk bentuk yang kurang maju.
Demikianlah, dari pertarungan di alam, dari kelaparan dan kematian, objek paling luhur yang mampu kita pahami, yaitu produksi hewan-hewan yang tingkatnya lebih tinggi, menjadi akibat langsungnya. Ada suatu keagungan dalam pandangan hidup ini, dengan berbagai daya kekuatannya, yang pada mulanya dihembuskan oleh Sang Pencipta, menjadi beberâpa bentuk atau berbentuk tunggal. Dan bahwa, sementara planet ini terus berputar sesuai dengan hukum pasti gaya gravitasi, dan suatu awal yang begitu sederhana, kini sudah tak terbilang bentuk yang paling indah dan paling mengagumkan, telah dan masih sedang berevolusi di haribaannya.
SELESAI
No comments:
Post a Comment