Evolusi-Teori Evolusi Darwin Bab 12
Penyebaran Geografis
Distribusi yang sekarang ada tidak dapat dijelaskan berdasarkan perbedaan-perbedaan kondisi fisik -- Pentingnya batas-batas -- Kekerabatan produksi-produksi benua yang sama -- Pusat-pusat ciptaan -- Sarana penyebaran melalui perubahan iklim dan ketinggian tanah, dan sarana yang bersifat kadangkala -- Penyebaran selama Zaman Es -- Periode-periode silih berganti antara Utara dan Selatan.
Dalam melihat penyebaran makhluk-makhluk hidup di muka bumi, fakta besar pertama yang mencolok adalah bahwa baik kemiripan ataupun ketidakmiripan penghuni berbagai kawasan tidak dapat dijelaskan sepenuhnya menurut kondisi kondisi iklim dan fisik lainnya. Akhir-akhir ini, hampir setiap penulis yang telah menyelidiki topik ini telah sampai pada kesimpulan tersebut. Kasus Amerika saja cukup untuk membuktikan kebenarannya. Sebab, jika kita tidak memperhitungkan, kawasan Arktik dan kawasan iklim sedang di Utara, semua penulis sepakat bahwa salah satu dari pembagian fundamental dari penyebaran geografis adalah antara Dunia Baru dan Dunia Lama. Namun, jika kita menjelajahi benua Amerika yang luas itu, dari bagian tengah Amerika Serikat sampai ujung selatannya, kita menjumpai kondisi-kondisi yang sangat beraneka ragam: daerah-daerah lembab, lautan pasir gersang, gunung tinggi, dataran-dataran rumput, hutan-hutan, rawa-rawa, danau, sungai-sungai besar, dalam berbagai temperatur. Hampir tidak ada iklim atau kondisi di Dunia Lama yang tidak dapat disejajarkan dengan yang ada di Dunia Baru -- setidaknya sedekat yang dibutuhkan spesies yang sama pada umumnya. Sudah pastilah, ada daerah- daerah kecil dapat ditunjukkan di Dunia Lama yang lebih panas ketimbang yang ada di Dunia Baru. Tetapi daerah-daerah ini tidak dihuni oleh suatu fauna yang berbeda dengan yang ada di daerah sekelilingnya. Sebab sangat jarang dapat ditemukan kelompok organisme yang terbatas pada daerah kecil, yang berkondisi khusus, walau hanya dalam derajat kecil. Sekalipun terdapat paralelisme umum dalam kondisi-kondisi Dunia Lama dan Dunia Baru ini, betapa jauh berbeda produksi-produksi mereka yang hidup.
Di belahan bumi Selatan, jika kita bandingkan lajur-lajur luas di Australia, Afrika Selatan, dan Amerika Selatan bagian barat antara Lintang 25° dan 35°, kita akan menemukan bagian-bagian yang sangat serupa dalam segala kondisinya namun mustahil untuk menunjukkan tiga fauna dan flora yang saling berbedanya lebih jauh atau, sekali lagi, kita dapat membandingkan produksi-produksi Amerika Selatan bagian selatan pada Lintang 35° dengan produksi-produksi di 25° bagian utara yang tentunya terpisah oleh jarak sepuluh derajat Lintang dan menghadapi kondisi-kondisi yang cukup berlainan. Namun kekerabatan mereka jauh lebih dekat ketimbang produksi-produksi Australia atau Afrika dalam iklim yang hampir sama. Fakta-fakta analog dapat diberikan tentang penghuni lautan.
Sebuah fakta kedua yang besar dan mencolok dalam tinjauan umum kita adalah bahwa batas-batas macam apa pun, atau penghalang-penghalang yang menghadang migrasi bebas, berkaitan secara erat dan penting dengan perbedaan -perbedaan antara produksi-produksi berbagai kawasan. Kita melihat hal ini dalam hampir semua produksi-produksi bumi di Dunia Baru maupun Dunia Lama, kecuali di bagian-bagian utara tempat daratan hampir menyatu, dan dalam iklim yang sedikit berbeda, di sana mungkin terjadi migrasi bebas ke bentuk-bentuk utara yang beriklim sedang, sebagaimana yang sekarang tetjadi dengan produksi- produksi arktik. Kita melihat fakta yang sama dalam perbedaan besar antara penghuni Australia, Afrika, dan Amerika Selatan pads Lintang yang sama, sebab negara-negara ini hampir dapat dikatakan terisolasi satu sama lain. Juga pada setiap benua kita melihat fakta yang sama, sebab pada sisi berseberangan dari gugusan tinggi gunung-gunung yang sambung-menyambung dari samudera- samudera pasir yang luas dan bahkan dari sungai-sungai yang besar, kita menemukan produksi-produksi yang berbeda, walaupun barisan gunung-gunung, samudera pasir, dan sebagainya, tidak seperti samudera yang memisahkan benua- benua, perbedaan-perbedaan ini sangat rendah derajatnya dibandingkan perbedaan-perbedaan yang menjadi ciri benua-benua yang berjauhan.
Di laut kita menemukan hukum yang sama. Penghuni laut di pantai-pantai timur dan barat Amerika Selatan sangat berbeda, dengan sangat sedikit kerang Crustacea atau Echinodermata yang sama. Tetapi Dr. Gunther baru-baru ini menunjukkan bahwa sekitar 30 persen dari ikan-ikan yang menghuni sisi-sisi berseberangan isthmus (tanah genting) Panama adalah sama. Fakta ini telah menggiring para naturalis untuk percaya, bahwa dahulu tanah genting itu terbuka. Ke arah barat, pantai-pantai Amerika, terdapat bentangan luas samudera yang terbuka, tanpa ada pulau sebagai tempat perhentian emigran-emigran. Di sini kita melihat batas yang beragam lain, dan segera setelah ini dilalui, kita jumpai fauna yang sama sekali berbeda di pulau-pulau sebelah timur Pasifik. Dengan demikian tiga fauna laut ini berada jauh di sebelah utara dan selatan dalam garis-garis paralel, tidak sating berjauhan, dalam iklim yang sesuai. Tetapi mereka dipisahkan satu sama lain oleh penghalang-penghalang yang tidak dapat diterobos, baik berwujud daratan atau laut terbuka. Di sisi lain, lebih jauh lagi ke barat dari pulau-pulau sebelah timur bagian tropis Pasifik, kita tidak menjumpai batas batas yang tidak dapat ditembus, dan tak terhitung pulau-pulau sebagai tempat tempat perhentian, atau pantai-pantai yang sambung-menyambung, setelah menjelajahi suatu belahan bumi, kita sampai di pantai-pantai Afrika. Di atas jarak yang luas ini kita tidak menemui fauna laut yang terdefinisi secara pasti dan jelas. Meskipun begitu sedikit hewan laut yang sama dengan ketiga fauna yang diperkirakan berada di Amerika Timur, Amerika Barat, dan pulau-pulau Pasifik Timur, namun banyak ikan menjangkau kisaran dari Pasifik ke Samudera India, dan banyak kerang terdapat umum di pulau-pulau sebelah timur Pasifik serta pantai-pantai timur Afrika, di tempat hampir persis berseberangan dengan garis bujur meredian.
Fakta agung ketiga, sebagian telah tercakup dalam pernyataan di atas, adalah kedekatan produksi-produksi benua yang sama atau laut yang sama, meskipun spesies itu sendiri berbeda di berbagai titik dan tempat. Itu merupakan hukum yang sangat universal dan setiap benua menyediakan banyak contoh. Namun demikian, sang naturalis dalam melakukan perjalanan dari utara ke selatan, misalnya, tak akan luput dari merasa terpana oleh cara bagaimana kelompok- kelompok makhluk berturut-turut, terutama yang berbeda walaupun berkerabat dekat, saling menggantikan. Dia mendengar tentang macam-macam burung yang berkerabat, tetapi berbeda, melihat hal-hal yang hampir serupa, dan sarangnya di bangun mirip, namun tidak persis sama, berisi telur-telur yang warnanya hampir sama.
Dataran-dataran dekat Selat Magellan dihuni oleh suatu species Rhea (burung Onta Amerika) dan ke arah utera dataran-dataran La Plata oleh spesies yang sama dari genus yang lain. Bukannya dihuni burung Onta yang asli atau enu, seperti yang menghuni Afrika dan Australia pada Lintang yang sama. Di dataran-dataran La Plata yang sama ini kita menjumpai Agouti dan Bizcacha, hewan-hewan yang mempunyai kebiasaan yang hampir sama dengan kelinci besar dan kelinci terwelu kita, dan termasuk binatang pengerat, tetapi jelas menunjukkan struktur tipe Amerika. Kita mendaki puncak-puncak gunung tinggi Cordillera dan menemukan species Bizcacha pegunungan Alpen. Kita melihat perairannya dan tidak menemukan berang-berang atau Musk-rat, tetapi Coypu dan Caybara, yaitu pengerat-pengerat tipe Amerika Selatan. Tak terhitung contoh-contoh lain dapat diberikan. Jika kita melihat di pulau-pulau lepas pantai Amerika, betapa pun berbeda struktur geologinya, sifat dasar penghuninya berbasis Amerika, walaupun semuanya dapat terdiri dari spesies-spesies khusus. Kita dapat menengok ke abad-abad silam, sebagaimana ditunjukkan di halaman terakhir dan kita menemukan tipe-tipe Amerika yang ketika itu berada di benua dan laut-laut Amerika. Dalam fakta-fakta ini kita melihat suatu ikatan organik yang mendasar, menembus ruang dan waktu, di atas kawasan daratan dan perairan yang sama, tanpa tergantung kondisi-kondisi fisik. Seorang naturalis yang tidak terdorong untuk melihat seperti apakah ikatan itu, adalah naturalis yang dungu.
Ikatan tersebut sederhana saja, yaitu warisan, penyebab yang sendiri mampu, sejauh pengetahuan kita, menghasilkan organisme-organisme yang bermiripan satu sama lain, atau seperti kita lihat dalam kasus varietas, hampir sama. Ketidaksamaan penghuni berbagai kawasan mungkin disebabkan oleh modifikasi melalui variasi dan seleksi alarn, dan mungkin pada derajat rendah oleh pengaruh tertentu beragam kondisi. Derajat ketidaksamaan akan tergantung pada migrasi bentuk-bentuk kehidupan yang lebih dominan dari satu kawasan ke kawasan lain, yang dalam periode-periode yang sedikit lebih jauh di masa silam, mengalami sedikit atau banyak halangan. Juga pada sifat dan jumlah imigran-imigran yang lalu -- dan pada kegiatan yang dilakukan penghuni yang satu terhadap yang lain, yang menggiring ke pelestarian aneka ragam modifikasi.
Hubungan satu organisme lain dalam perjalanan hidupnya, merupakan yang paling penting dari segala hubungan, seperti telah sering saya kemukakan. Maka sangat penting peran halangan-halangan yang menghambat migrasi, sebagaimana peran waktu dalam proses lambatnya modifikasi melalui seleksi alam. Spesies-spesies yang berkisaran luas, yaitu yang telah mengalahkan banyak pesaingnya di tempat tinggalnya sendiri yang sangat luas, akan berpeluang terbaik untuk menduduki tempat-tempat baru, ketika mereka menyebar ke wilayah-wilayah baru. Di tempat tinggalnya yang baru itu mereka akan menghadapi kondisi-kondisi baru, dan akan sering mengalami modifikasi dan perbaikan. Dengan demikian mereka akan terus menjadi pemenang dan akan menghasilkan kelompok-kelompok keturunan yang termodifikasi. Berdasarkan prinsip "Pewarisan dengan Modifikasi" ini, kita dapat mengerti apa sebabnya bagian-bagian dari genera, seluruh genus, bahkan famili, tinggal di daerah yang sama, seperti begitu umum kita saksikan.
Tidak ada bukti, seperti telah dikemukakan dalam bab terdahulu, tentang adanya suatu hukum mengenai perkembangan yang pasti. Karena variabilitas setiap spesies merupakan ciri yang mandiri dan akan dimanfaatkan oleh seleksi alam hanya sebatas itu menguntungkan setiap individu dalam perjuangan hidupnya yang kompleks, maka jumlah modifikasi pada berbagai spesies bukanlah kuantitas yang seragam. Jika sejumlah spesies, setelah bersaing lama di tempat tinggal yang lama, akan bermigrasi secara utuh dan serentak ke negeri yang baru dan kemudian terpencil, mereka tidak begitu cenderung bermodifikasi, sebab baik migrasi maupun isolasi itu sendiri tidak berdampak sesuatu apa. Prinsip-prinsip ini berperan hanya dengan membawa organisme-organisme pada antarhubungan yang baru dalam derajat lebih rendah, dengan kondisi-kondisi fisik sekitarnya. Sebagaimana telah kita lihat dalam bab terdahulu, bahwa beberapa bentuk telah mempertahankan ciri-ciri yang hampir sama sejak periode geologi yang sangat lama di masa silam. Demikianlah beberapa spesies telah bermigrasi mengarungi jarak-jarak yang luas dan tidak mengalami modifikasi besar atau sama sekali tidak termodifikasi.
Sejalan dengan pandangan ini, jelaslah bahwa berbagai spesies dari genus yang sama, meski menghuni bagian-bagian dunia yang paling berjauhan sekalipun, pada mulanya tentulah berangkat dari sumber yang sama, karena telah diturunkan dari nenek moyang yang sama. Dalam kasus spesies yang telah menjalani modifikasi-modifikasi kecil selama periode-periode geologi, tidak banyak kesulitan untuk mempercayai bahwa mereka telah bermigrasi dari kawasan yang sama. Sebab selama terjadi perubahan-perubahan iklim yang sangat luas. yang telah berlangsung sejak zaman purba, dapat dikatakan bahwa berapapun jumlah migrasi mungkin terjadi. Tetapi dalam banyak kasus lain, yang di dalamnya ada alasan kita untuk percaya bahwa spesies suatu genus telah diproduksi dalam zaman yang komparatif dapat disebut masa kini, terdapat banyak kesulitan. Juga jelas bahwa individu-individu dari spesies yang sama, meskipun sekarang menghuni kawasan-kawasan yang jauh dan terpencil, telah berangkat dari tempat yang sama, tempat nenek moyangnya pertama lahir. Sebab, seperti telah dijelaskan sebelumnya, sangat mustahil bahwa individu-individu yang identik akan diproduksi oleh nenek moyang yang berbeda jauh.
PUSAT-PUSAT TUNGGAL PENCIPTAAN YANG DIANDAIKAN
Dengan demikian kita telah tergiring masuk ke masalah yang sebagian besar telah didiskusikan oleh para naturalis, yaitu, apakah spesies telah tercipta di satu atau lebih titik pada permukaan bumi. Tak diragukan, terdapat banyak kasus yang sangat pelik, bagaimana spesies yang sama dapat bermigrasi dari satu titik ke berbagai titik lain yang jauh dan terpencil, sebagaimana sekarang ditemukan. Namun, kesederhanaan pandangan bahwa setiap spesies semula diproduksi dalam satu kawasan tunggal memang menggelitik nalar kita. Bagi yang menolaknya, menolak vera causa (penyebab pokok) generasi biasa dengan migrasi sesudahnya, melibatkan perantaraan suatu keajaiban. Diakui secara universal bahwa dalam banyak kasus, daerah yang dihuni spesies adalah bersambungan, dan bila suatu tanaman atau hewan menghuni dua tempat yang begitu saling berjauhan, atau dengan interval yang sedemikian rupa sehingga jaraknya tidak dapat dengan mudah dilalui oleh migrasi, fakta itu dianggap sebagai aneh dan luar biasa.
Ketidakmampuan bermigrasi melalui lautan luas, lebih jelas dalam kasus mamalia darat, ketimbang barangkali makhluk-makhluk hidup lain. Sesuai dengan itu, kita tidak menemukan contoh-contoh yang tidak dapat diterangkan, mengenai sejenis mamalia yang menghuni tempat-tempat yang saling berjauhan di dunia. Tidak ada ahli geologi yang merasa sulit memahami bahwa Britania Raya memiliki hewan-hewan berkaki empat (quadrupeds) yang sama dengan bagian Eropa Daratan yang lain, sebab tak diragukan mereka pernah menyatu. Tetapi kalau spesies yang sama dapat diproduksi di dua tempat yang terpisah, mengapa tidak kita temukan satu pun mamalia yang sama di Eropa dan Australia atau Amerika Selatan? Kondisi-kondisi kehidupan yang hampir sama membuat banyak sekali tanaman dan hewan berhasil dinaturalisasi di Amerika dan Aus tralia. Namun mengapa beberapa tanaman asli dapat identik di tempat-tempat yang saling berjauhan di belahan utara dan selatan bumi. Jawabannya, pada hemat saya, adalah bahwa mamalia dahulu memang tidak mampu bermigrasi, sedangkan beberapa tanaman, karena berbagai sarana penyebarannya, dapat bermigrasi melalui ruang-ruang antara yang sangat luas. Pengaruh-pengaruh besar dan mencolok dari segala macam halangan dapat dimengerti berdasar pandangan bahwa mayoritas spesies telah diproduksi di satu sisi dan tidak mampu bermigrasi ke sisi seberangnya. Beberapa famili, banyak sub-famili, banyak sekali genera dan lebih banyak lagi bagian-bagian genera, terkungkung dalam satu kawasan. Telah diamati oleh berbagai naturalis bahwa genera yang paling alami, atau genera yang di dalamnya spesies-spesiesnya sangat erat berkerabat, umumnya berada terbatas dalam negara yang sama. Atau jika mereka menghuni cakupan ruang yang luas, cakupan ruang itu tadinya bersambungan. Betapa anehnya anomali yang terjadi, jika hukum yang berlaku adalah persis sebaliknya, ketika kita mundur satu tangga lebih rendah dalam seri ini, yaitu pada individu- individu dari spesies yang sama, dan mereka ini, setidaknya pada mulanya, tinggal terbatas pada satu kawasan saja!
Oleh karena itu, pada hemat saya, seperti juga pendapat banyak naturalis yang lain, pandangan bahwa setiap spesies telah diproduksi di satu daerah saja. kemudian bermigrasi dari daerah tersebut -- sejauh kemampuan bermigrasi dan ketahanan hidupnya mengizinkan dalam kondisi masa lampau dan sekarang -- adalah yang paling mungkin. Tak diragukan banyak kasus terjadi, yang tidak memungkinkan kita menjelaskan bagaimana spesies yang sama dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Tetapi perubahan-perubahan geografis dan iklim yang pasti telah terjadi dalam kurun-kurun waktu geologi mutakhir, telah membuat terputus rangkaian banyak spesies yang dahulu bersatu. Sehingga kita hanya dapat menduga-duga apakah anomali-anomali pada kesinambungan rangkaian begitu banyak dan begitu serius, membuat kita harus. melepaskan keyakinan, yang dianggap paling mungkin menurut pertimbangan umum, bahwa setiap spesies telah diproduksi dalam satu wilayah dan kemudian bermigrasi sejauh kemampuannya.
Akan sangat menjemukan, untuk mendiskusikan semua kasus anomali tentang spesies yang sama, yang sekarang hidup di tempat-tempat yang berjauhan dan terpisah. Saya pun tidak berpretensi sedikit pun bahwa sembarang penjelasan dapat diberikan atas banyak contoh. Tetapi, setelah beberapa kata pendahuluan, saya akan mendiskusikan beberapa kelas fakta yang paling mencolok, yaitu keberadaan spesies yang sama di puncak barisan gunung-gunung yang jauh dan di tempat-tempat kawasan Arktik dan Antartika. Lalu kedua (dalam bab berikut), penyebaran luas produksi-produksi air tawar; dan ketiga, terdapatnya spesies-spesies bumi di pulau-pulau dan di tanah daratan terdekat, meski dipisahkan oleh ratusan mil lautan terbuka. Jika keberadaan spesies yang sama di tempat-tempat yang jauh dan terpencil di muka bumi, dalam banyak contoh dapat dijelaskan berdasar pandangan bahwa setiap spesies telah bermigrasi dari satu tempat kelahiran tunggal, maka, mengingat ketidaktahuan kita tentang perubahan-perubahan iklim dan geografis dan berbagai sarana yang kadang kala dipakai untuk transportasi, keyakinan bahwa satu tempat kelahiran tunggal merupakan hukumnya, pada hemat saya, paling aman.
Dalam mendiskusikan soal ini, kita juga perlu mempertimbangkan soal lain yang sama pentingnya, yaitu apakah berbagai spesies dari satu genus yang menurut teori kita harus diturunkan semuanya dari satu nenek moyang, mungkin telah bermigrasi, dan mengalami modifikasi selama migrasi itu dari satu kawasan. Jika, dalam hal bahwa kebanyakan spesies yang menghuni satu kawasan berbeda dengan spesies-spesies dari kawasan lain, meskipun erat berkerabat dengannya, dan dapat ditunjukkan migrasi dari kawasan yang satu ke kawasan lain mungkin terjadi dalam periode lebih dahulu, maka pandangan umum kita sangat diperkuat. Sebab penjelasan ini sudah gamblang berdasarkan prinsip keturunan dengan modifikasi. Sebuah pulau Vulkanik, misalnya, yang dimunculkan dan terbentuk pada jarak sejauh beberapa ratus mil dari suatu benua, dalam perjalanan waktu mungkin menerima dari benua tersebut beberapa koloni, dan keturunan -keturunannya, meskipun termodifikasi, akan masih tetap berkerabat karena pewarisan dengan penghuni benua. Kasus-kasus seperti ini umum terjadi dan seperti akan kita lihat nanti, tidak dapat diterangkan berdasar teori penciptaan secara mandiri. Pandangan tentang hubungan spesies dari satu kawasan dengan spesies di kawasan lain tidak banyak berbeda dari pandangan yang diajukan oleh Mr. Wallace, yang menyimpulkan bahwa "setiap spesies telah terwujud secara coincident (bersamaan terjadi) baik dalam ruang mau pun waktu, dengan spesies serumpun yang ada sebelumnya". Dan sekarang cukup diketahui bahwa dia mengalamatkan "peristiwa kebetulan" ini pada "pewarisan dengan modifikasi".
Masalah pusat-pusat penciptaan tunggal atau jamak, berbeda dengan masalah yang lain walau berkaitan --, yaitu apakah semua individu dari spesies yang sama ditanamkan oleh satu pasangan nenek moyang, atau hermafrodit tunggal, ataukah dari banyak individu diciptakan sekaligus, seperti dugaan banyak penulis. Makhluk-makhluk yang tak pernah saling bersilang, jika ada, setiap spesiesnya tentu diturunkan dari varietas-varietas termodifikasi berturut-turut yang telah saling menggantikan, tetapi tidak pernah berbaur dengan individu-individu atau varietas-varietas lain dari spesies yang sama. Sehingga, pada setiap tahap modifikasi berikutnya, semua individu dari bentuk yang sama diturunkan dari satu nenek moyang. Tetapi dalam mayoritas besar kasus, yaitu dalam hal semua organisme yang biasanya bersatu untuk setiap kelahiran, atau yang kadang bersilangan, individu-individu spesies tersebut yang menghuni daerah yang sama, akan tetap hampir seragam melalui persilangan. Sehingga banyak individu akan terus berubah serentak dan segenap modifikasi yang terjadi pada setiap tahap tidak disebabkan karena keturunan dari nenek moyang yang sama. Untuk mengilustrasikan maksud saya: kuda balap Inggris kita berbeda dengan kuda- kuda peliharaan mana pun. Tetapi perbedaan dan keunggulan mereka tidak disebabkan karena keturunan dari nenek moyang tunggal mana pun, tetapi karena kecermatan terus-menerus dalam menyeleksi dan melatih banyak individu spesies itu dalam setiap generasi oleh manusia.
Sebelum mendiskusikan tiga kelas fakta yang telah saya pilih, mewakili jumlah terbesar kesulitan tentang teori "pusat-pusat tunggal penciptaan", perlu saya sampaikan beberapa hal tentang sarana-sarana penyebaran.
SARANA-SARANA PENYEBARAN
Sir C. Lyell dan penulis-penulis lain telah mengupas subyek ini secara tangguh. Di sini saya hanya akan memberikan abstrak yang sangat ringkas tentang fakta- fakta yang lebih penting. Perubahan iklim tentu telah berdampak kuat pada migrasi. Sebuah kawasan yang sekarang tidak dapat dilalui beberapa organisme karena keadaan iklimnya, mungkin pernah menjadi lintasan ramai dalam migrasi, ketika iklim itu berbeda. Namun, sekarang saya harus mendiskusikan sub-tema ini secara agak rinci. Perubahan permukaan tanah tentu juga sangat berpengaruh. Sebuah tanah genting yang sempit sekarang memisahkan dua fauna laut, menenggelamkannya, atau katakanlah pernah menenggelamkannya, dan kedua fauna itu akan membaur, atau mungkin pernah membaur. Wilayah yang sekarang diliputi laut, dahulu mungkin berupa tanah yang menghubungkan pulau-pulau, atau mungkin bahkan menyambung benua-benua menjadi satu, dengan demikian memungkinkan produksi-produksi terestrial lalu-1alang di atasnya. Tidak ada ahli geologi yang memperdebatkan bahwa telah terjadi mutasi permukaan tanah besar-besaran dalam periode organisme-organisme yang ada.
Edward Forbes berpendapat, bahwa semua pulau-pulau Atlantik pasti pernah terkait dengan Eropa atau Afrika belum lama berselang, demikian pula Eropa dengan Amerika. Penulis-penulis lain secara hipotetis telah menjembatani setiap samudera dan mengkaitkan hampir semua pulau dengan tanah daratan. Jika asumsi-asumsi Forbes dapat dipercaya, harus diakui bahwa hamper tidak ada pulau di dunia ini yang sampai belum lama berselang tidak menyatu dengan sebuah benua. Pandangan ini mematahkan “simpul Gordian” (memecahkan masalah sulit) tentang penyebaran spesies yang sama ke segala penjuru yang jauh, dan menyingkirkan banyak kesulitan. Tetapi sejauh pertimbangan saya, kita tidak berhak menerima perubahan-perubahan geografis sebesar itu dalam periode spesies-spesies yang ada. Pada penglihatan saya, kita mempunyai sangat banyak bukti terjadinya oscillations (gelombang-gelombang naik-turun) pada permukaan daratan dan laut, tetapi bukan perubahan yang begitu besar dalam posisi dan perluasan benua-benua, sehingga dapat menyatukan satu sama lain dalam periode akhir-akhir ini, serta berbagai pulau-pulau samudera yang ada di sela-selanya.
Dengan jujur saya akui pernah ada banyak pulau, yang sekarang terkubur dalarn laut, yang mungkin pernah menjadi tempat transit bagi tanaman dan banyak hewan selama mereka bermigrasi. Dalam samudera-samudera penghasil koral, pulau-pulau tenggelam demikian sekarang ditandai oleh cincin-cincin koral atau atol yang timbul di atasnya. Apabila itu diakui sepenuhnya -- yang suatu hari akan terlaksana -- bahwa setiap spesies telah berangkat dari satu tempat kelahiran, dan bila dalam perjalanan waktu kita ketahui sesuatu yang pasti tentang sarana penyebaran, maka kita bakal mampu berspekulasi tentang perluasan daratan dengan aman. Tetapi saya tidak yakin akan pernah terbukti bahwa dalam periode akhir-akhir ini sebagian besar benua kita, yang sekarang cukup terpisah satu sama lain, pernah bersambungan atau hamper bersambungan, saling menyatu dengan pulau-pulau samudera yang ada. Berbagai fakta dalam distribusi -- seperti perbedaan besar fauna laut di sisi berlawanan hampir semua benua -- ikatan dekat penghuni Tertier berbagai daratan, bahkan lautan, dengan penghuninya yang sekarang -- derajat kekerabatan antara mamalia penghuni pulau-pulau dengan mamalia penghuni benua terdekat, yang untuk sebagian ditentukan oleh kedalaman samudera yang menyelanya (seperti akan kita lihat nanti), dan fakta-fakta lain semacam itu, bertentangan dengan pengakuan terjadinya revolusi-revolusi geografis yang begitu hebat dalam periode mtakhir. Hal ini diperlukan oleh pandangan yang dikemukakan Forbes dan diakui oleh para pengikutnya. Sifat dan proporsi-proporsi relatif penghuni pulau-pulau samudra juga berlawanan dengan keyakinan pada kesinambungannya dengan benua-benua. Pengakuan bahwa komposisi vulkanik yang hampir universal di pulau-pulau semacam itu, menguntungkan pengakuan bahwa pulau-pulau tersebut merupakan puing-puing benua yang tenggelam. Jika pulau itu semula berupa barisan gunung-gunung kontinental, maka setidaknya beberapa pulau telah dibentuk, sebagaimana puncak-puncak gunung yang lain, dari granit schistts (batu karang yang mudah terbelah-belah menjadi lempengan-lempengan tipis) yang metamorfik, karang-karang fosil tua dan karang lain, bukan hanya terdiri dari tumpukan-tumpukan bahan vulkanik belaka.
Sekarang saya harus mengutarakan beberapa kata tentang apa yang disebut "sarana-sarana kebetulan (accidental means)”, tetapi sebenarnya lebih tepat disebut "sarana penyebaran yang kadangkala (occasional means of distribu tion)”. Di sini saya akan membatasi diri pada tanaman. Dalam karya-karya botani, tanaman ini atau itu, sering dinyatakan tidak teradaptasi baik untuk penyebaran luas. Tetapi banyak atau sedikitnya fasilitas transportasi untuk menyeberangi samudera dapat dikatakan hampir tidak diketahui. Sampai ketika saya mencoba melakukan beberapa eksperimen dengan bantuan Mr. Barkeley, bahkan belum diketahui seberapa kuat biji-biji dapat bertahan terhadap pengaruh air laut yang merusak itu. Dengan tercengang saya menemukan, bahwa dari 87 macam, 64 bersemi setelah direndam air laut selama 28 hari, dan beberapa bertahan hidup dalam rendaman sampai 137 hari. Perlu diperhatikan bahwa ordo-ordo tertentu jauh lebih rusak daripada yang lain. Sembilan Leguminosa telah dicoba dan kecuali satu, tidak bertahan dalam air asin. Tujuh spesies ordo-ordo yang serumpun, Hydrophyllacea dan Polemoniacea, semuanya mati setelah sebulan direndam. Demi mudahnya, saya terutama mencoba biji-biji kecil tanpa kapsul atau buah dan karena semuanya ini tenggelam dalam beberapa hari, tentu saja tidak mengambang mengarungi jarak-jarak luas lautan, baik rusak atau tidak karena air asin. Setelah itu saya mencoba buah-buahan yang lebih besar, kapsul- kapsul dan sebagainya dan beberapa di antaranya mengambang untuk waktu lama.
Sudah cukup diketahui orang, betapa besar perbedaan yang ada dalam daya apung kayu hijau dan kayu olahan. Pada pengamatan saya, banjir darat sering membuang ke laut tanaman-tanaman kering atau dahan-dahan dengan kapsul -kapsul biji atau buah-buahan menggantung padanya. Karena itu saya tergiring untuk mengeringkan dahan-dahan dan ranting-ranting 94 tanaman yang digantungi buah-buahan matang dan meletakkannya dalam air laut. Mayoritasnya cepat tenggelam, tetapi beberapa yang sementara masih hijau, mengambang untuk waktu singkat, ketika kering mengambang lebih lama. Misalnya, (sejenis) kemiri yang matang cepat tenggelam, tetapi bila dikeringkan mengambang 90 hari, kemudian ketika ditanam, berkecambah. Sebuah tanaman asparagus dengan buah-buah beri matang mengambang selama 23 hari, bila dikeringkan mengambang 85 hari, kemudian bijinya berkecambah. Biji-biji matang Heloscadium tenggelam dalam dua hari, bila dikeringkan mengambang sampai lebih dari 90 hari, kemudian berkecambah. Kesemuanya, dari 94 tanaman dikeringkan, 18 yang mengambang lebih dari 28 hari. Beberapa dari yang 18 mengambang jauh lebih lama. Sehingga, karena 64/ 87 macam biji telah berkecambah setelah direndam 28 hari, dan karena 18/ 94 spesies berlainan dengan buah-buah matang (tetapi bukan dari satu spesies saja seperti dalam eksperimen sebelumnya), ternyata mengambang setelah dikeringkan, lebih dari 28 hari, maka dapat kita katakan, sejauh yang dapat disimpulkan dari fakta- fakta yang sedikit ini, bahwa biji-biji 14/ 100 macam tanaman dari negara mana pun, mungkin pernah diambangkan oleh arus-arus laut selama 28 hari, dengan tetap mempertahankan kemampuan berkecambah. Dalam Johnson's Physical Atlas, berbagai arus Atlantik berkecepatan rata-rata 33 mil per hari (ada di antaranya yang mencapai 60 mil per hari). Pada kecepatan rata-rata ini, biji-biji 14/ 100 tanaman yang berasal dari satu negara dapat mengambang mengarungi 924 mil lautan ke negara lain, dan setelah mencapai pantai, bila ditiup oleh angin darat ke tempat yang subur, ia bakal berkecambah.
Sebagai kelanjutan eksperimen-eksperimen saya, M. Martens mencoba eksperimen serupa, tetapi dengan cara yang jauh lebih baik. Dia menempatkan biji-biji dalam kotak yang dihanyutkan ke laut sebenarnya, sehingga silih berganti basah dan terpapar pada udara seperti tanaman-tanaman yang mengambang. Dia mencoba 98 biji, kebanyakan berbeda dengan biji-biji saya, tetapi ia memilih banyak buah-buahan besar, demikian pula biji-biji tanaman yang hidup dekat laut. Cara ini akan menguntungkan, baik dalam rata-rata panjang waktu mengambangnya, maupun ketahanannya terhadap pengaruh air laut yang merusak. Sebaliknya, dia tidak mengeringkan tanaman atau ranting-ranting berisi buah sebelumnya, dan ini, seperti telah kita lihat, akan membuat beberapa diantaranya mengambang jauh lebih lama. Hasilnya adalah, bahwa 19/ 98 biji-biji aneka ragam ini mengambang 42 hari dan kemudian mampu berkecambah.
Tetapi saya tidak meragukan bahwa tanaman yang terpapar pada gelombang laut akan mengambang lebih singkat ketimbang tanaman yang dilindungi dari hempasan-hempasan keras seperti dalam eksperimen kita. Karena itu barangkali lebih aman untuk berasumsi, bahwa biji-biji kurang lebih 10/ 100 tanaman suatu flora, setelah dikeringkan, dapat mengambang menyeberangi lautan selebar 900 mil. kemudian mampu berkecambah. Fakta bahwa buah-buahan yang lebih besar dapat mengambang lebih lama ketimbang yang kecil, menarik sekali. Karena tanaman dengan biji-biji atau buah yang besar pada umumnya mempunyai kisaran terbatas, seperti ditunjukkan oleh Alph de Candolle. Mereka hampir tidak dapat ditransportasikan dengan sarana lain apa pun.
Biji-biji kadang dapat ditransportasi secara lain. Kayu apung sering terdampar di banyak pulau, bahkan pulau-pulau yang berada di tengah-tengah samudera terluas. Dan penduduk asli pulau-pulau koral di Pasifik saat mencari batu untuk alat-alat mereka, terpaksa hanya memanfaatkan akar-akar pohon yang terdampar, karena batu-batu ini merupakan pajak kerajaan yang berharga. Saya berpendapat bahwa, jika batu-batu yang berbentuk tak menentu bersarang dalam akar pohon, gumpalan-gumpalan kecil tanah yang terbungkus begitu sempurna oleh akar-akar pohon oak setua ± 50 tahun, tiga tanaman Dicotyledonus akan berkecambah. Saya yakin akan kecermatan observasi ini. Saya pun dapat menunjukkan bukti lain, bahwa bangkai-bangkai burung, bila mengambang di laut, kadang-kadang lolos dari di mangsa langsung. Dan banyak jenis biji-bijian dalam tembolok burung-burung yang mengambang itu, dapat bertahan hidup lama. Kacang polong dan Vetches (semacam buncis), misalnya mati setelah di rendam air laut hanya beberapa hari saja. Tetapi beberapa yang diambil dari tembolok burung merpati yang telah mengambang di air laut buatan selama 30 hari, mengejutkan saya karena hampir semuanya berkecambah.
Burung-burung hidup hampir tak pernah gagal sebagai perantara yang sangat efektif dalam transportasi biji-bijian. Saya dapat memberikan banyak fakta yang menunjukkan betapa sering berbagai macam burung tertiup angin kencang ke tempat-tempat yang sangat jauh di seberang samudera. Kita dapat berasumsi dengan aman bahwa dalam keadaan demikian, kecepatan terbang mereka sering sampai 35 mil per jam. Beberapa penulis bahkan memberikan perkiraan yang jauh lebih tinggi. Saya belum pernah menjumpai contoh adanya biji-biji yang bergizi tinggi melalui usus burung, tetapi biji-biji buah keras pun dapat melewati usus pencerna burung kalkun tanpa rusak. Dalam jangka waktu dua bulan, saya mengambil 12 macam biji-bijian dari kebun saya, dari kotoran burung- burung kecil, dan tampaknya ini sempurna, lalu beberapa diantaranya yang dicoba, berkecambah. Tetapi fakta berikut lebih penting: tembolok burung-burung tidak mengeluarkan cairan gastris, dan sebagaimana saya ketahui dari percobaan, sedikit pun ia tidak merusak kemampuan biji untuk berkecambah.
Sekarang, setelah burung menemukan dan memakan pakan yang banyak, dapat dibuktikan secara positip bahwa semua butir pakan tidak melewati usus pencernaannya, sampai 12 atau bahkan 18 hari kemudian. Seekor burung dalam interval ini mudah ditiup angin sejauh 500 mil dan burung elang terkenal mengintai burung-burung yang lelah, dan isi tembolok mereka terobek dengan demikian mudah berceceran. Beberapa burung elang dan burung hantu memangsa korbannya secara bulat-bulat dan setelah interval 12 - 20 jam, mengeluarkan pelet pelet berisi biji-biji yang mampu berkecambah. Hal ini saya ketahui dari ekseprimen-eksperimen yang dibuat di taman-taman Zoologi. Beberapa biji gandum, terigu, padi-padian, kenari, rami, semanggi, dan bit berkecambah setelah berada dalam perut berbagai burung pemangsa selama 12 - 20 jam. Dua biji bit tumbuh setelah tersimpan demikian, dua hari dan empat belas jam kemudian. Saya lihat ikan air tawar memakan biji-bijian banyak tanaman darat dan air, dengan demikian biji-bijian itu mungkin ditransportasikan dari satu tempat ke tempat lain. Saya pun telah banyak memasukkan berbagai macam bijian ke dalam perut ikan-ikan mati, kemudian memberikan ikan-ikan tersebut pada burung rajawali, bangau, dan pelikan. Burung-burung ini, setelah interval berjam- jam, akan memuntahkan biji-biji ini dalam bentuk pelet-pelet, atau membuangnya melalui kotoran, dan beberapa biji-biji masih mempertahankan kemampuannya untuk berkecambah. Namun biji-biji tertentu selalu mati dalam proses itu.
Locust (belalang) kadang tertiup angin ke tempat-tempat yang sangat jauh dari daratan. Saya sendiri pernah menangkap seekor 370 mil dari pantai Afrika dan mendengar berita orang-orang lain menangkapnya pada jarak yang lebih jauh lagi. Pendeta R.T. Lowe memberitahu Sir Lycll bahwa pada bulan No vember 1844, belalang berbondong-bondong tiba di Pulau Madeira. Jumlahnya tak terhitung, setebal hujan salju dalam badai salju paling dahsyat, dan membumbung ke atas setinggi jangkauan pandangan teleskop. Selama tiga atau empat hari mereka perlahan-lahan berputar-putar dalam elips raksasa yang berdiameter sedikitnya lima atau enam mil. Di malam hari mereka hinggap di pohon-pohon tinggi, menjadikan pohon-pohon itu hampir total terselubungi belalang. Kemudian belalang-belalang itu menghilang di seberang samudera, semendadak kedatangannya, dan sejak itu tidak pernah mendatangi pulau itu lagi.
Sekarang di bagian-bagian pulau Natal, beberapa petani percaya, sekalipun tidak berdasarkan bukti yang cukup, bahwa biji-biji yang rusak, ditinggalkan di padang-padang rumput mereka dalam kotoran badai belalang yang sering mendatangi negeri itu. Sebagai kelanjutannya, Mr. Weale mengirim surat kepada saya dalam bingkisan yang berisi pula sebungkus pelet kering. Dari pelet itu saya mengeluarkan berbagai biji-bijian dengan bantuan mikroskop; ada tujuh macam rumput yang termasuk dua spesies, dari dua genera. Karena itu, serombongan belalang, seperti yang pernah mendatangi Madeira itu, mungkin sekali menjadi sarana pembawa berbagai tanaman ke sebuah pulau yang jauh dari daratan.
Walaupun paruh dan kaki-kaki burung umumnya bersih, kadang sempat juga dilekati tanah. Dalam satu kasus, saya mengangkat enam puluh satu biji, dan dalam kasus lain dua puluh dua biji, dari tanah kering Argillacea di kaki ayam hutan. Dalam tanah tersebut terdapat kelereng sebesar biji Vetch. Ada sebuah kasus yang lebih menarik lagi: sebuah kaki Woodcock di kirim kepada saya o1eh seorang teman, dengan sekeping tanah kering terlekat pada tulang keringnya, yang hanya seberat sembilan grain (± gram Inggris). Ini berisi sebuah benih tanaman Juncus bufonius yang berkecambah dan berbunga.
Mr. Swaysland dari Brighton, yang selama 40 tahun menjadi pengamat yang teliti burung-burung bermigrasi kita, memberitahu saya bahwa dia sering menembak Wagtails (Motacillae), Weatears dan, Whinchats (Saxicola) saat pertama kali datang di pantai-pantai kita, sebelum naik ke darat. Beberapa kali dia melihat kepingan-kepingan tanah kecil melekat pada kakinya.
Jadi, cukup banyak fakta dapat diberikan, yang menunjukkan betapa seringnya tanah terisi biji-biji. Misalnya, Prof. Newton telah mengirimkan pada saya sebuah kaki ayam hutan berkaki merah (Caccabis rufa) yang telah terluka dan tak dapat terbang, disertai segumpal tanah keras, seberat enam setengah ons. Tanah itu telah disimpan tiga tahun, tetapi ketika dipecah, mengeluarkan air. Ketika dilihat melalui kaca pembesar, tidak kurang dari 82 tanaman muncul darinya terdiri dari 12 Monocotyledon, termasuk gandum biasa, setidaknya satu macam rumput dan 70 Dicotyledon yang mengandung sedikitnya 3 spesies berbeda, terlihat dari daun-daun muda yang tumbuh.
Dengan fakta-fakta ini di hadapan kita, masihkah diragukan bahwa banyak burung yang setiap tahun ditiup angin laut dapat menyeberangi laut Mediterania --tentunya kadang-kadang mentransportasi beberapa biji yang terlekat pada kaki atau paruhnya. Tetapi saya akan kembali pada soal ini.
Karena gunung-gunung es dikenal memuat tanah dan batu-batuan, bahkan membawa serta semak belukar, tulang-tulang, dan sarang burung darat, nyaris tak dapat diragukan bahwa kadang-kadang ini tentulah ditransportasi dari satu kawasan Arktik dan Antartika ke yang lain, sebagaimana dikatakan Lyell. Dan selama zaman Es (Glacial period), dibawa dari satu kawasan yang kini beriklim sedang ke kawasan lain. Di Azora, sejumlah besar tanaman yang biasa terdapat di Eropa, bila dibandingkan dengan spesies yang tumbuh di pulau-pulau lain Atlantik yang lebih dekat ke daratan Eropa dan dari cirinya yang agak bersifat utara (seperti dikatakan Mr. H. Watson), saya menduga keras bahwa pulau pulau ini, untuk sebagian telah disebari biji-biji yang terbawa es, selama kurun Zaman Es. Atas permintaan saya, Sir. C. Lyell menulis surat kepada M. Hartung untuk menanyakan apakah dia telah melihat batu-batu yang tidak pada tempatnya berada di pulau-pulau ini dan di jawab bahwa dia telah menemukan pecahan pecahan besar granit dan batu-batu lain, yang tidak terdapat di kepulauan itu. Karena itu kita dapat menyimpulkan dengan aman bahwa gunung-gunung es dahulu mendaratkan bebatuannya di pantai-pantai pulau tengah samudera ini, dan setidaknya dimungkinkan bahwa mereka telah membawa beberapa biji tanaman kawasan utara ke sana.
Dengan melihat bahwa berbagai sarana transportasi ini, juga sarang-sarang lain yang tak diragukan masih tetap ditemukan, telah berjalan tahun demi tahun selama puluhan ribu tahun, saya pikir, akan menjadi fakta yang mengherankan apabila banyak. tanaman tidak secara demikian terbawa menyebar luas. Sarana transportasi ini kadang disebut kebetulan, tetapi ini tidak benar. Sebab arus-arus lautan bukanlah kebetulan, arah angin laut yang selalu ada, juga bukan kebetulan. Hendaknya di ingat bahwa hampir tidak ada sarana transportasi yang akan mampu membawa biji-bijian ke tempat-tempat yang sangat jauh, sebab biji tidak bertahan hidup jika terpapar pengaruh air laut untuk waktu yang lama. Biji-biji itu juga tidak dapat berlama-lama dalam tembolok atau usus burung. Namun, sarana-sarana ini akan cukup memadai untuk "transportasi kadangkala", menyeberangi jalur-jalur laut selebar beberapa ratus mil, atau dari pulau ke daratan, dari sebuah benua ke pulau-pulau yang berdekatan, tetapi tidak dari satu benua ke benua lain. Flora benua-benua yang berjauhan tidak akan bercampur 1ewat sarana-sarana demikian. Mereka akan tetap berlainan seperti keadaannya sekarang. Arus-arus laut, dari jalur-jalurnya, tidak akan pernah membawa biji-bijian dari Amerika Utara ke Inggris meskipun mungkin membawa biji-bijian dari India Barat ke pantai-pantai barat Eropa. Di sana, jika tidak terbunuh oleh rendaman air laut yang lama sekali, mereka tidak bertahan dalam iklim Barat.
Hampir setiap tahun, satu atau dua burung darat dihalau angin menyeberangi seluruh samudera Atlantik, dari Amerika Utara ke pantai-pantai barat Irlandia dan Inggris. Tetapi biji-bijian ditransportasikan oleh pengembara-pengembara langka ini hanya dengan satu cara, yaitu tanah yang melekat pada kaki atau paruhnya, yang merupakan suatu kebetulan langka tersendiri. Bahkan kalaupun ini yang terjadi, betapa kecil kemungkinannya bahwa sebuah biji akan jatuh di tanah subur dan tumbuh hingga mencapai kedewasaan! Tetapi akan salah besar untuk berdalih bahwa sebuah pulau yang subur seperti Britania Raya, tidak pernah menerima imigran dari Eropa dan benua-benua lain melalui sarana-sarana transportasi yang kebetulan. Juga salah, dugaan bahwa sebuah pulau yang gersang, meskipun letaknya terpencil dari daratan, tidak menerima kolonis-kolonis dengan sarana yang serupa.
Dari seratus macam biji atau hewan yang di transportasi ke sebuah pulau, sekalipun jauh kurang subur daripada Britania, barangkali tidak lebih dari satu yang cocok dengan tempat tinggalnya yang baru, sehingga dapat bernaturalisasi. Tetapi ini bukan argumen, yang sahih dibandingkan hasil sarana-sarana transportasi kebetulan, selama jangka panjang waktu geologis, sementara pulau tersebut baru muncul dari permukaan laut, sebelum penuh berisi penghuni. Di atas tanah yang hampir seluruhnya gersang, tanpa beberapa serangga destruktif atau burung-burung hidup di atasnya, hampir setiap biji yang kebetulan tiba, bila sesuai dengan iklimnya, bakal berkecambah dan bertahan hidup.
PENYEBARAN SELAMA ZAMAN ES
Identitas banyak tanaman dan hewan di puncak-puncak gunung yang saling terpisah oleh dataran-dataran sepanjang ratusan mil, tempat spesies-spesies pegunungan tidak mungkin hidup, merupakan salah satu kasus paling mencolok yang diketahui, tentang spesies tertentu yang hidup di tempat-tempat berjauhan, tanpa kemungkinan mereka pernah bermigrasi dari satu tempat ke tempat yang lain. Adalah fakta yang patut diperhatikan, melihat begitu banyak tanaman spesies tertentu yang hidup di kawasan-kawasan bersalju di puncak gunung dan di bagian bagian paling ujung utara Eropa. Tetapi yang jauh lebih menarik adalah bahwa tanaman-tanaman di White Mountains Amerika Serikat, kesemuanya sama dengan yang tumbuh di Labrador, dan hampir sama dengan yang berada di gunung-gunung yang paling tinggi di Eropa, sebagaimana kita dengar dari Asa Gray. Bahkan jauh lama berselang, tahun 1747, fakta-fakta seperti itu telah menggiring Gmelin untuk menyimpulkan bahwa spesies yang sama tentulah diciptakan secara sendiri-sendiri di banyak tempat-tempat yang berjauhan.
Kita mungkin masih akan mempercayai hal ini, andaikata Agassiz dan lain-lain tidak meminta perhatian khusus pada zaman Es, yang seperti segera akan kita lihat, memberikan penjelasan sederhana tentang fakta-fakta ini. Kita mempunyai hampir semua macam bukti yang dapat diterima, baik organik maupun anorganik, bahwa dalam periode geologis yang belum lama, Eropa Tengah dan Amerika Utara dilanda iklim arktik yang membuatnya menderita. Puing-puing sebuah rumah yang terbakar, tidak memberikan sebuah cerita yang lebih jelas ketimbang punggung gunung-gunung Skotlandia dan Wales yang hangus, permukaannya licin tandas dan cara batu-batuannya bertengger, juga parit-parit es yang mengisi lembah dan jurangnya. Begitu besar perubahan iklim di Eropa itu, sehingga di Italia Utara, gumpalan-gumpalan tanah raksasa yang ditinggalkan gunung-gunung es lama, sekarang ditumbuhi tanaman merambat dan jagung. Meliputi sebagian besar Amerika Serikat, batu-batu yang tidak pada tempatnya dan karang-karang hangus jelas mengungkapkan suatu periode dingin dahulu.
Pengaruh lampau iklim es pada penyebaran penghuni Eropa, sebagaimana dijelaskan Edward Forbes, garis besamya sebagai berikut. Tetapi kita akan mengikuti perubahan-perubahan itu lebih mudah, dengan mengandaikan suatu Zaman Es baru pelan-pelan akan tiba, kemudian berlalu, seperti terjadi dahulu. Dengan datangnya hawa dingin dan karena zona yang lebih ke selatan hanya cocok untuk penghuni dari utara, mereka ini akan mengambil tempat-tempat penghuni lampau kawasan-kawasan iklim sedang, bersamaan itu akan berjalan makin lama makin ke selatan, hanya berhenti kalau dicegat penghalang penghalang, yang membuat mereka binasa. Gunung akan tertutup oleh salju dan es, dan penghuni pegunungan yang semula akan turun ke dataran. Ketika iklim dingin mencapai puncaknya, kita akan melihat fauna dan flora Arktik, bertumbuhan di bagian-bagian Eropa Tengah, ke selatan sejauh di pegunungan Alpen dan Pyrenee, bahkan meluas ke Spanyol. Kawasan-kawasan Amerika Serikat yang kini beriklim sedang akan juga dihuni oleh tanaman dan hewan Arktik dan ini akan hampir serupa dengan yang ada di Eropa. Sebab penghuni sekitar kutub yang sekarang yang kita anggap telah pergi ke arah selatan, mencolok seragam di seluruh dunia.
Dengan kembalinya musim panas, bentuk-bentuk Arktik akan mundur ke utara, diikuti kemunduran produksi-produksi kawasan yang beriklim sedang. Dan ketika salju meleleh dari dasar gunung-gunung, bentuk-bentuk kehidupan Arktik akan berhadapan dengan tanah-tanah yang telah dibersihkan, lelehan salju terus bergerak naik. Sementara panas meningkat dan salju makin hilang, makin lama semakin tinggi, saudara-saudara mereka berusaha mencari jalan ke arah utara. Karena itu, ketika panas telah sepenuhnya kembali, spesies yang sama, yang akhir-akhir ini hidup bersama di dataran-dataran rendah Eropa dan Amerika Utara, akan ditemukan kembali di kawasan-kawasan Arktik Dunia Lama dan Dunia Baru dan di banyak puncak-puncak gunung terpencil yang berjauhan.
Demikianlah kita dapat mengerti identitas banyak tanaman di tempat-tempat yang begitu jauh seperti di gunung-gunung Amerika Serikat dan Eropa. Kita juga dapat memahami fakta bahwa tanaman-tanaman di pegunungan Alpen dan setiap gugusan gunung lebih khusus kaitannya dengan bentuk-bentuk Arktik yang hidup di sebelah utara atau condong di sebelah utaranya. Sebab migrasi pertama ketika cuaca dingin tiba dan migrasi balik ketika panas kembali, pada umumnya akan ke selatan dan utara. Tanaman-tanaman pegunungan Alpen, misalnya di Skotlandia, sebagaimana dikatakan Mr. H. C. Walson, dan dari Pyrenee, sebagaimana dikatakan Ramond, amat dekat dengan jenis tanaman dari Skandinavia Utara. Yang dari Amerika Serikat dekat dengan yang ada di Labrador, dari gunung-gunung Siberia dekat dengan yang ada di kawasan Arktik negara tersebut. Pandangan-pandangan ini, yang berlandaskan terjadinya Zaman Es yang sudah mantap dipastikan, bagi saya cukup menjelaskan secara memuaskan, distribusi produksi-produksi Alpen dan Arktik di Eropa dan Amerika, sehingga kalau di kawasan-kawasan lain kita temukan spesies yang sama di puncak-puncak gunung yang berjauhan, kita hampir dapat memastikan tanpa perlu pembuktian lain, bahwa suatu iklim yang lebih dingin pernah memungkinkan migrasi spesies-spesies tersebut menyeberangi dataran-dataran rendah di antaranya, yang sekarang sudah terlalu panas untuk dihuni.
Ketika bentuk-bentuk Arktik mula-mula bergerak ke Selatan kemudian kembali mundur ke Utara, seirama dengan perubahan iklim, mereka tidak harus menghadapi banyak ragam temperatur selama migrasinya yang panjang. Karena mereka bermigrasi serentak bersama-sama, hubungan timbal-baliknya tidak banyak terganggu. Karena itu, sesuai dengan prinsip yang dinyatakan dalam buku ini, bentuk-bentuk tersebut tidak akan mengalami banyak modifikasi. Tetapi mengenai produksi-produksi Alpen yang ditinggalkan terisolasi sejak saat kembalinya iklim panas, mula-mula di dasar dan akhimya di puncak-puncak gunung, kasusnya akan sedikit lain. Tidaklah banyak kemungkinan bahwa semua spesies Arktik yang sama akan tertinggal di gugusan gunung-gunung yang saling berjauhan letaknya dan telah bertahan hidup di sana sejak itu.
Juga banyak sekali kemungkinan bahwa mereka telah berbaur dengan spesies-spesies Alpen kuno yang tentunya ada di gunung-gunung itu sebelum Zaman Es tiba. Selama periode-periode terdingin mereka telah terhalau ke dataran rendah untuk sementara dan juga telah terpapar, kecuali yang berkesinambungan, pada pengaruh-pengaruh iklim yang agak berbeda. Antar hubungan mereka dengan demikian agak terganggu sampai derajat tertentu; akibatnya mereka cenderung bermodifikasi. Mereka memang termodifikasi, sebab kalau kita membandingkan tanaman dan hewan Alpen yang sekarang banyak di antara spesies-spesies itu meski banyak dari mereka yang identik tetap sama, ada yang tumbuh sebagai varietas, beberapa sebagai "bentuk-bentuk yang meragukan" atau sub-spesies dan beberapa sebagai spesies yang berjauhan tetapi serumpun erat, yang saling mewakili di berbagai gugusan gunung.
Dalam ilustrasi sebelumnya, saya telah mengasumsikan, bahwa pada saat Zaman Es imajiner kita terjadi, produksi-produksi Arktik sama seragamnya di seputar kawasan-kawasan kutub seperti keadaan mereka sekarang. Tetapi perlu pula kita asumsikan, bahwa banyak bentuk-bentuk sub-Arktik dan beberapa gelintir bentuk iklim sedang sama di seluruh dunia, sebab beberapa di antara spesies-spesies yang sekarang ada di bagian bawah sisi gunung dan di dataran dataran Amerika Utara dan Eropa adalah sama. Dapat dipertanyakan, bagaimana saya mampu menjelaskan tingkat keanekaragaman ini dalam bentuk bentuk sub-Arktik dan bentuk-bentuk iklim sedang di seluruh dunia pada waktu berlangsungnya Zaman Es yang sebenarnya. Dewasa ini, produksi-produksi iklim sedang sebelah utara Dunia Lama dan Dunia Baru dipisahkan oleh seluruh samudera Atlantik dan bagian utara Pasifik.
Selama Zaman Es, ketika penghuni-penghuni Dunia Lama dan Baru hidup lebih ke arah selatan dari pada sekarang, mereka tentu sudah saling terpisah sepenuhnya oleh jarak-jarak samudera yang luas. Dapat dipertanyakan bagaimana spesies yang sama waktu itu, atau sebelum itu, dapat memasuki kedua benua. Saya yakin, penjelasannya terdapat dalam sifat iklimnya sebelum berlangsung Zaman Es. Pada periode ini, yaitu periode Pliosen yang lebih mutakhir, mayoritas penduduk bumi secara khusus sama dengan yang sekarang dan kita punya cukup alasan untuk percaya bahwa iklim lebih panas ketimbang keadaannya sekarang. Karena itu kita boleh memperkirakan bahwa organisme-organisme yang kini tinggal pada Lintang 60°, dalam periode Pliosen hidup lebih jauh ke utara, dalam lingkaran kutub pada Lintang 66o – 67o, dan produksi-produksi Arktik sekarang ketika itu tinggal di tanah terputus lebih dekat lagi ke kutub. Sekarang, jika kita melihat pada bola dunia, di bawah Lingkaran Kutub, tampak bahwa ada tanah yang hampir sambung-menyambung dari Eropa Barat, lewat Siberia, sampai Amerika Timur. Kesinambungan tanah yang melingkari kutub ini, dengan akibat kebebasan iklim yang lebih nyaman untuk migrasi bolak-balik, dapat menjelaskan adanya dugaan keseragaman produksi-produksi sub Arktik dan iklim sedang Dunia-dunia Lama dan Baru, dalam periode sesudah Zaman Es.
Saya percaya, berdasarkan alasan-alasan yang telah saya sebut sebelumnya, bahwa benua kita telah berada dalam posisi yang relatif hampir sama untuk waktu yang lama, meskipun mengalami oskilasi-oskilasi besar permukaan, saya sangat cenderung untuk memperluas pandangan di atas, dan menyimpulkan bahwa selama periode yang lebih dini lagi dan lebih panas lagi, seperti periode Pliosen awal, sejumlah besar tanaman dan hewan menghuni tanah yang hampir utuh melingkari kutub. Kemudian bahwa tanaman dan hewan-hewan ini, baik di Dunia Lama maupun Dunia Baru, perlahan-lahan mulai bermigrasi ke Selatan karena iklim semakin kurang panas, jauh sebelum Zaman Es berlangsung. Sekarang dapat kita lihat, seperti saya yakini, keturunan mereka kebanyakan dalam kondisi termodifikasi di bagian-bagian Eropa Tengah dan Amerika Serikat.
Berdasarkan pandangan ini, kita dapat memahami hubungan dengan identitas sedikit sekali, antara produksi-produksi Amerika Utara dan Eropa, -- suatu hubungan yang sangat menarik, mengingat jauhnya jarak kedua kawasan, dan terpisah oleh samudera Atlantik. Kita selanjutnya dapat memahami fakta tunggal yang diungkapkan berbagai pengamat, bahwa produksi-produksi Eropa dan Amerika lebih akrab berkerabat selama tahap-tahap Zaman Es akhir, ketimbang keadaan mereka sekarang. Sebab, selama periode-periode lebih panas ini, bagian bagian utara Dunia Lama dan Baru telah hampir terus-menerus di sambung oleh tanah, yang berlaku sebagai jembatan, karena dianggap tidak dapat dilalui oleh migrasi bolak-balik penghuninya, karena dingin.
Selama hawa panas menurun perlahan dalam periode Pliosen, secepat spesies-spesies penghuni Dunia-dunia Baru dan Lama, serentak bermigrasi ke selatan Lingkaran Kutub, mereka akan sama sekali saling terpisah. Pemisahan ini, sejauh mengenai produksi-produksi iklim sedang, tentu telah terjadi berabad- abad lampau. Sementara tanaman-tanaman dan hewan bermigrasi ke selatan, mereka akan berbaur dalam satu kawasan besar dengan produksi-produksi asli Amerika dan harus bersaing dengan mereka di kawasan-kawasan besar lainnya, dengan mereka dari Dunia Lama. Akibatnya di sini kita jumpai segala sesuatu yang menguntungkan untuk banyak modifikasi, ketimbang produksi-produksi Alpen yang tinggal terisolasi dalam periode jauh lebih mutakhir, di berbagai barisan gunung-gunung serta tanah-tanah Arktik Eropa dan Amerika Utara. Itulah sebabnya, bahwa ketika kita membandingkan produksi-produksi yang sekarang hidup di kawasan-kawasan iklim sedang Dunia Lama dan Dunia Baru, kita menemukan sangat sedikit spesies yang identik (meskipun Asa Gray belakangan ini telah menunjukkan bahwa lebih banyak tanaman yang identik ketimbang yang di duga sebelumnya). Tetapi di setiap kelas besar kita temukan banyak bentuk yang tergolongkan ras-ras geografis yang oleh beberapa naturalis dan oleh yang lain dianggap sebagai spesies-spesies tersendiri dan sejumlah besar bentuk-bentuk yang erat serumpun, atau bentuk-bentuk representatif digolongkan pula sebagai spesies tersendiri oleh semua naturalis.
Seperti juga di daratan, suatu migrasi fauna laut telah merambat ke selatan. Selama periode Pliosen atau bahkan periode agak lebih dini, mereka hampir hampir seragam dan berjalan sepanjang pantai-pantai Lingkaran Kutub yang sambung menyambung. Hal ini dapat menjelaskan, berdasarkan teori modifikasi, adanya banyak bentuk-bentuk yang erat serumpun yang hidup di daerah-daerah laut yang sama sekali terpisah. Maka, saya kira, kita dapat mengerti keberadaan beberapa bentuk Tersier yang ada dan yang telah punah, di pantai-pantai Timur dan Barat Amerika Utara yang beriklim sedang. Juga fakta yang lebih menakjubkan (sebagaimana digambarkan dalam karya Dana yang mengagumkan), beberapa ikan dan hewan-hewan laut lainnya, yang menduduki laut Mediterania dan laut-laut Jepang. Kedua daerah ini sekarang telah sama sekali terpisah oleh lebar seluruh benua dan jarak-jarak luas samudera.
Kasus-kasus kekerabatan erat dalam spesies, apakah yang ada sekarang ataukah dahulu menghuni lautan-lautan pada pantai-pantai Timur dan Barat Amerika Utara, Mediteran dan Jepang, tidak dapat diterangkan berdasarkan teori penciptaan. Kita tidak dapat bersikukuh bahwa spesies-spesies tersebut telah diciptakan, sesuai dengan kondisi-kondisi fisik daerah-daerah itu yang hampir serupa. Sebab jika kita bandingkan, misalnya beberapa bagian Afrika Selatan atau Australia, kita melihat negara-negara yang sangat serupa dalam segala kondisi-kondisi fisiknya, penghuninya sangat berbeda sama sekali.
ZAMAN ES YANG SILIH-BERGANTI DI UTARA DAN SELATAN
Kita harus kembali ke pokok masalah kita. Saya yakin bahwa pandangan Forbas dapat sangat di perluas. Di Eropa kita menjumpai bukti yang paling gamblang tentang Zaman Es, mulai dari pantai-pantai Barat Inggris sampai jajaran pegunungan Ural, ke selatan sampai Pyrenee. Dari mamalia kutub dan sifat tetumbuhan gunung, kita dapat menyimpulkan, bahwa Siberia menerima dampak yang serupa. Di Lebanon, menurut Dr. Hooker, dahulu salju terus-menerus menyelimuti poros tengah gunung es dan membawa gletser-gletser yang menggelinding 400 kaki ke jurang-jurang di bawahnya. Pengamat yang sama baru-baru ini telah menemukan Moraines (gumpalan-gumpalan tanah besar yang ditinggalkan gletser) pada permukaan rendah di jajaran pegunungan At las, Afrika Utara. Sepanjang punggung Himalaya, pada titik-titik yang saling berjarak 900 mil, gletser-gletser telah meninggalkan jejak-jejak bahwa mereka telah turun ke bawah. Di Sikkin, Dr. Hooker melihat jagung tumbuh pada mo raine-moraine purba yang raksasa. Ke arah selatan Benua Asia, di seberang khatulistiwa, kita mengetahui dari riset-riset handal Dr. J. Haast dan Dr. Hec tor, bahwa di New Zealand gletser-gletser raksasa pernah meluncur ke permukaan rendah. Tanaman-tanaman serupa yang ditemukan Dr. Hooker di gunung-gunung yang saling jauh terpisah di pulau ini mengisahkan cerita yang sama tentang periode dingin yang pernah ada. Dari fakta-fakta yang diberikan kepada saya oleh Pendeta W.B. Clarke, rupanya terdapat juga jejak-jejak kegiatan gletser yang pernah berlangsung di gunung-gunung sebelah Tenggara Australia.
Melihat ke Amerika, di belahan utara, pecahan-pecahan karang telah dijumpai di bagian Timur benua itu, sejauh Lintang 36° - 37°, dan di pantai-pantai Pasifik, yang iklimnya sekarang begitu berbeda, sejauh Lintang 46°. Batu-batu besar yang bukan pada tempatnya juga telah terlihat di Rocky Mountains. Di Cordil lera, Amerika Selatan, hampir di bawah khatulistiwa, gletser-gletser pernah meluas jauh ke bawah permukaannya yang sekarang. Di Chili Tengah, saya menyelidiki sebuah gundukan besar detritus (pasir kerikil) dengan batu-batu besar, menyeberangi jurang Portillo. Nyaris tak dapat diragukan bahwa gundukan besar tersebut pernah berbentuk sebuah moraine raksasa. Mr. D. Forbes memberitahu saya, bahwa di berbagai bagian Cordillera, dari Lintang 13° sampai 30° , pada ketinggian karang lebih 12.000 kaki, dia telah menemukan batu-batu karang yang bergalur-galur dalam, mirip dengan yang biasa ditemukannya di Norwegia, juga gundukan-gundukan besar detritus, termasuk batu-batu kelereng yang bergalur-galur. Sepanjang keseluruhan wilayah Cordillera ini, gletser-gletser yang sesungguhnya tidak terdapat, bahkan pada ketinggian-ketinggian yang jauh lebih mungkin. Lebih jauh ke selatan di kedua sisi benua, dari Lintang 41o ke ujung paling selatan, kita menjumpai bukti yang paling jelas tentang pernah terjadinya kegiatan gletser, dari banyaknya batu-batu besar yang ditransportasi jauh dari sumber asalnya.
Dari berbagai fakta ini, yaitu kegiatan gletser yang telah meluas di seluruh kisaran belahan bumi Utara dan Selatan -- dari periode yang dalam pengertian geografis masih baru di kedua belahan bumi -- dari sangat lamanya berlangsung di kedua belahan, sebagaimana dapat disimpulkan dari hasil-hasil dampaknya -- dan akhirnya dari gletser-gletser yang baru meluncur ke permukaan rendah sepanjang seluruh sisi Cordillera, maka saya melihat, kita tidak dapat menghindar untuk menyimpulkan, bahwa temperatur seluruh dunia secara serentak anjlok selama Zaman Es. Tetapi sekarang Mr. Croll, dalam. memoarnya yang mengagumkan, telah mencoba menunjukkan bahwa kondisi es suatu iklim merupakan akibat dari berbagai penyebab fisik, yang terjadi oleh peningkatan eksentrisitas orbit bumi.
Semua penyebab ini cenderung mengarah ke tujuan yang sama. Tetapi agaknya yang paling kuat adalah pengaruh tak langsung eksentrisitas orbit pada arus-arus samudera. Menurut Mr. Croll, periode-periode dingin secara berkala terjadi setiap 10.000 atau 15.000 tahun, dan pada interval-interval yang panjang ini sangat luar biasa keras, disebabkan oleh beberapa kebetulan. Yang paling penting diantaranya, seperti ditunjukkan oleh Sir C. Lyell, adalah posisi relatif daratan dan perairan. Mr. Croll berpendapat bahwa periode besar Es terakhir terjadi sekitar 240.000 tahun yang lalu, dan dengan sedikit perubahan iklim berlangsung selama kurang lebih 160.000 tahun. Sehubungan dengan periode Zaman Es yang lebih dini, berbagai ahli geologi meyakini dari pembuktian langsung, bahwa itu telah terjadi selama formasi-formasi yang lebih purba. Tetapi hasil paling penting bagi kita yang dicapai oleh Mr. Croll adalah bahwa kapan pun belahan bumi Utara memasuki periode dingin, temperatur belahan bumi Selatan sebenamya naik, dengan musim-musim dingin lebih lunak, terutama karena perubahan-perubahan arah arus-arus samudera. Maka akan sebaliknyalah yang terjadi dengan belahan bumi Utara. Kesimpulan ini begitu memberi kejelasan pada distribusi geografis, sehingga saya cenderung sangat mempercayainya, tetapi saya akan memberi fakta-faktanya lebih dahulu, yang memerlukan penjelasan.
Di Amerika Selatan, Dr. Hooker telah menunjukkan bahwa di samping banyak spesies yang erat serumpun, antara empat puluh dan lima puluh tanaman berbunga Tiexra del Fuego, yang merupakan bagian tidak kecil dari sedikit floranya, biasa terdapat di Amerika Utara dan Eropa, betapa berjauhan pun letak daerah-daerah ini, di bumi yang berseberangan. Di gunung-gunung tinggi pada garis khatulistiwa Amerika, sekumpulan spesies khusus yang tergolong genera Eropa dapat dijumpai. Di pegunungan Organ, Brazil, beberapa genera Eropa dari iklim sedang, beberapa genera Antartika dan beberapa dari genera Andean - menurut temuan Gartner - tidak ditemukan di dataran-dataran rendah yang lebih panas. Di Silla, Caraccas, Humboldt yang tersohor itu menemukan spesies yang termasuk genera berciri-ciri khas Cordillera.
Di Afrika, berbagai bentuk berciri khas Eropa dan beberapa gelintir flora yang mewakili Tanjung Harapan Baik terdapat di gunung-gunung Abysinia. Di Tanjung Harapan Baik, segelintir kecil spesies Eropa yang dipercayai bukan di bawa manusia, dan di gunung-gunung, berbagai tanaman yang mewakili bentuk bentuk Eropa ditemukan, namun spesies-spesies ini tidak terdapat di wilayah wilayah tropis Afrika. Dr Hooker belum lama ini juga telah menunjukkan bahwa berbagai tanaman yang hidup di bagian atas pulau tinggi Fernando Po dan di pegunungan Kamerun yang berdekatan, di Teluk Guinea, erat berkaitan dengan yang ada di gunung-gunung Abyssinia, juga dengan yang ada di Eropa yang beriklim sedang. Juga, sebagaimana yang saya dengar dari Dr Hooker, bahwa beberapa di antara tanaman-tanaman iklim sedang ini telah ditemukan oleh pendeta R. T. Larve di gunung-gunung pada pulau-pulau Cape Verde. Perluasan bentuk-bentuk iklim sedang yang sama, nyaris di bawah khatulistiwa meliputi seluruh benua Afrika dan sampai gunung-gunung kepulauan Cape Verde, merupakan salah satu fakta yang paling mengherankan, yang pernah dicatat dalam penyebaran tanaman.
Di Himalaya dan di jajaran gunung terpencil semenanjung India, di tempat -tempat tinggi Ceylon, juga di puncak-puncak gunung berapi di Jawa, banyak terdapat tanaman yang identik sama, atau saling mewakili, sekaligus mewakili juga tanaman-tanaman Eropa, yang tidak ditemukan di dataran-dataran rendah beriklim panas yang terletak diantaranya. Sebuah daftar genera yang dikumpulkan dari puncak-puncak gunung di Jawa, membentuk gambaran koleksi tanaman di bukit-bukit Eropa! Lebih mencolok lagi adalah fakta, bahwa bentuk-bentuk anomali dari Australia diwakili oleh beberapa tanaman yang tumbuh di puncak -puncak gunung Kalimantan. Beberapa di antara bentuk-bentuk Australia ini, Seperti saya dengar dari Dr Hooker, meluas sepanjang tempat-tempat tinggi semenanjung Malaka dan berserakan tipis. sebagian sekitar India dan sebagian jauh ke utara sampai Jepang.
Di gunung-gunung sebelah selatan Australia Dr. F Miller menemukan berbagai spesies Eropa. Spesies-spesies lain yang tidak dibawa oleh manusia terdapat di dataran-dataran rendah. Suatu daftar panjang dapat dibuat, sebagaimana diinformasikan oleh Dr. Hooker kepada saya, dari genera Eropa yang ditemukan di Australia tetapi tidak di kawasan-kawasan panas terik yang berada di antaranya. Dalam buku yang patut dikagumi, Introduction to the Flora of New Zealand, oleh Dr. Hooker, telah ditemukan fakta-fakta analog yang menakjubkan tentang tanaman-tanaman dari pulau besar tersebut. Karena itu kita dapat melihat, bahwa beberapa tanaman yang tumbuh di gunung-gunung yang tinggi di kawasan tropis semua bagian dunia, juga yang berada padang -padang iklim sedang, selalu adalah spesies yang sama, atau varietas dari spesies yang sama. Namun, seharusnya diamati bahwa tanaman ini bukan bentuk-bentuk arketipe. Sebab seperti dikatakan oleh Mr. H. C. Watson, "Mulai dari wilayah kutub menuju ke Lintang Khatulistiwa, flora Alpen atau gunung-gunung sungguh menjadi makin lama semakin bersifat Arktik". Di samping bentuk-bentuk identik yang erat serumpun ini, banyak spesies penghuni daerah-daerah luas yang terpencil, di antaranya termasuk genera yang sekarang tidak ditemukan di tanah tanah dataran rendah tropis.
Komentar-komentar pendek di atas hanya berlaku untuk tanaman saja. Tetapi beberapa fakta analog dapat diberikan mengenai hewan darat. Dalam produksi-produksi kelautan, kasus-kasus serupa juga demikian. Sebagai contoh, saya dapat mengutip sebuah pernyataan dari seorang pakar yang sangat terkemuka. Profesor Dana, bahwa: "Memang merupakan fakta yang sangat hebat, bahwa Crustacea New Zealand lebih mirip dengan Crustacea di Britania Raya, yang wilayahnya sangat berjauhan ketimbang bagian dunia mana pun". Juga Sir. J. Richardson berbicara tentang munculnya kembali bentuk-bentuk selatan ikan di pantai-pantai New Zealand, Tasmania, dan sebagainya. Dr. Hooker memberitahu saya, bahwa dua puluh lima spesies Algae yang sama terdapat di New Zealand dan di Eropa, tetapi tidak terdapat di wilayah tropis di antara keduanya.
Dari fakta-fakta di atas, yaitu kehadiran bentuk-bentuk kehidupan iklim sedang di dataran-dataran tinggi seluruh Afrika bagian khatulistiwa dan sepanjang semenanjung India, sampai Ceylon dan Kepulauan Melayu, juga dalam cara yang tidak begitu mencolok, di seluruh dataran luas Amerika Selatan, tampaknya hampir pasti bahwa dalam suatu periode sebelumnya, tentunya selama periode paling dingin Zaman Es, dataran-dataran rendah benua-benua besar ini telah dihuni bentuk-bentuk flora iklim sedang dalam jumlah cukup besar. Dalam periode ini, iklim khatulistiwa di permukaan laut mungkin hampir sama dengan yang sekarang dirasakan pada ketinggian 5.000 sampai 6.000 di Lintang yang sama, atau mungkin bahkan lebih dingin lagi.
Selama periode ini, yaitu yang terdingin, dataran-dataran rendah khatulistiwa tentunya telah diselimuti oleh tetumbuhan, campuran tropis dan iklim sedang, yang oleh Hooker digambarkan tumbuh subur pada ketinggian 4.000 sampai 5.000 kaki di lereng-lereng bawah Himalaya, tetapi barangkali bentuk-bentuk iklim sedang yang lebih lebat. Jugademikian di pulau bergunung-gunung Fernando Po, di Teluk Guinea, Mr. Mann menemukan bentuk-bentuk iklim sedang Eropa mulai muncul di ketinggian sekitar 5.000 kaki. Di gunung-gunung Panama pada ketinggian hanya 2000 kaki, Dr. Seemann menemukan tetumbuhan yang menyerupai tetumbuhan yang ada di Meksiko. "dengan bentuk-bentuk zona gersang berbaur harmonis dengan bentuk-bentuk iklim sedang."
Sekarang mari kita lihat apa betul kesimpulan Mr. Croll, bahwa ketika belahan bumi Utara menderita kedinginan dalam periode Es yang besar itu, belahan bumi Selatan sungguh menjadi lebih panas, dan apakah ini memberi kejelasan pada penyebaran berbagai organisme di bagian-bagian iklim sedang, yang rupanya tak dapat dijelaskan juga bagi yang berada di gunung-gunung tropis Zaman Es di ukur dalam abad-abad, yang tentu sangat lama. Jika kita pikirkan, melalui jarak-jarak seluas apa beberapa tanaman dan hewan ternaturalisasi telah menyebar dalam beberapa abad, periode ini tentu cukup panjang bagi terjadinya migrasi beberapa kali. Sementara hawa dingin makin lama semakin parah, kita mengetahui bahwa bentuk-bentuk Arktik menyerbu kawasan kawasan iklim sedang dan dari fakta-fakta yang baru diberikan, nyaris dapat dipastikan bahwa beberapa bentuk iklim sedang yang lebih berdaya hidup, dominan dan paling luas persebarannya, menyerbu tanah-tanah dataran rendah khatulistiwa. Penghuni-penghuni dataran rendah yang panas ini pada waktu bersamaan telah bermigrasi ke kawasan-kawasan tropis dan subtropis sebelah Selatan, sebab belahan bumi Selatan pada periode ini lebih panas.
Pada waktu surutnya Zaman Es, ketika kedua hemisfer (belahan bumi Utara dan Selatan) secara bertahap kembali ke temperatur lama, bentuk-bentuk iklim sedang yang hidup di dataran-dataran rendah di bawah khatulistiwa, akan terdesak kembali ke tempat-tempat tinggal lamanya, atau binasa, digantikan oleh bentuk-bentuk iklim khatulistiwa yang kembali dari Selatan. Namun beberapa di antara bentuk-bentuk iklim sedang Utara hampir pasti akan naik ke dataran tinggi terdekat. Apabila cukup tinggi, mereka akan bertahan hidup seperti bentuk-bentuk Arktik di gunung-gunung Eropa. Mereka mungkin bertahan hidup, meskipun iklimnya tidak begitu cocok untuk mereka, sebab perubahan temperatur tentulah lambat sekali, dan tanaman tak diragukan punya kemampuan tertentu untuk beraklimatisasi sebagaimana ditunjukkan dengan mentransmisikan berbagai daya-daya kontitusional penahan panas dan dingin pada keturunannya.
Dalam perjalanan peristiwa-peristiwa yang biasa, belahan bumi Selatan pada gilirannya mengalami zaman Es yang luar biasa dingin, sedangkan hemisfer Utara menjadi lebih hangat. Kemudian bentuk-bentuk iklim sedang Selatan akan menyerbu tanah-tanah dataran rendah khatulistiwa. Bentuk-bentuk Utara yang sebelumnya tertinggal di gunung-gunung, sekarang akan turun ke bawah dan berbaur dengan bentuk-bentuk Selatan. Yang disebut belakangan, ketika hawa panas kembali, akan balik ke tempat tinggalnya yang lama, dengan meninggalkan beberapa spesies yang identik di zona-zona iklim sedang Utara dan Selatan dan di gunung-gunung kawasan tropis yang berada di antaranya. Tetapi spesies yang tinggal di gunung-gunung ini, atau di hemisfer yang berseberangan, harus bersaing dengan banyak bentuk-bentuk baru dan akan menghadapi kondisi- kondisi fisik yang agak berbeda. Karena itu sangat besar kemungkinan mereka mengalami modifikasi, dan sekarang secara umum akan hidup sebagai varietas atau spesies-spesies yang mewakili, dan inilah yang memang terjadi.
Kita juga harus mengingat terjadinya Zaman Es yang lebih dahulu di kedua hemisfer. Sebab ini yang akan menjelaskan, berdasarkan prinsip-prinsip yang sama, banyaknya spesies-spesies yang cukup jauh perbedaannya, menghuni daerah-daerah luas yang saling berjauhan tempatnya, termasuk genera yang sekarang tidak dapat ditemukan lagi di zona-zona panas terik di antaranya.
Fakta yang patut diperhatikan dan sangat ditekankan oleh Hooker mengenai Amerika, juga oleh Alph. de Candolle mengenai Australia adalah bahwa lebih banyak spesies identik atau agak termodifikasi telah bermigrasi dari Utara ke Selatan ketimbang sebaliknya. Namun kita melihat beberapa bentuk Selatan di gunung-gunung Kalimantan dan Abyssinia. Saya menduga keras bahwa migrasi dari Utara ke Selatan yang bertubi-tubi itu, disebabkan karena lebih luasnya daerah tanah di utara dan bentuk-bentuk Utara itu telah hidup di tempat tinggalnya sendiri dalam jumlah besar. Akibatnya, seleksi alam dan persaingan telah mendorong mereka mencapai tingkat kesempurnaan, atau daya dominan, ketimbang bentuk-bentuk Selatan. Dengan demikian, ketika kedua kelompok berbaur menjadi satu di kawasan-kawasan khatulistiwa, selama terjadi perubahan pada Zaman Es, bentuk-bentuk Utara jauh lebih perkasa dan mampu mempertahankan tempatnya di gunung-gunung, kemudian bermigrasi ke Selatan bersama bentuk-bentuk kehidupan Selatan, namun hal itu tidak terjadi pada bentuk-bentuk kehidupan Selatan terhadap bentuk-bentuk Utara.
Demikian pula, dewasa ini kita melihat banyak sekali produksi-produksi Eropa bertumbuhan di tanah La Plata, New Zealand, dan agak kurang sedikit di Australia, yang telah mengalahkan tetumbuhan asli. Sementara itu, sedikit sekali bentuk-bentuk Selatan telah mengalami naturalisasi di hemisfer Utara bagian manapun, meskipun kulit binatang, bulunya, dan objek-objek lain yang mungkin sekali membawa biji-biji telah banyak di impor ke Eropa selama dua atau tiga abad dari La Plata dan selama empat puluh atau lima puluh tahun terakhir dari Australia. Namun gunung-gunung Neilgherrie di India merupakan kekecualian kecil. Di sini sebagaimana saya dengar dari Dr. Hooker, bentuk-bentuk Australia cepat menaburkan biji-bijian dan menjadi ternaturalisasi sebelum periode besar Es yang terakhir.
Tak diragukan, gunung-gunung antar tropika dipenuhi bentuk-bentuk Alpen yang endemik. Tetapi bentuk-bentuk ini di mana-mana telah menyerah kepada bentuk-bentuk dominan yang muncul di daerah-daerah yang agak besar dan lebih efisien sebelah Utara. Di banyak pulau produksi-produksi asli hampir ditandingi, atau bahkan dikalahkan jumlahnya, oleh produksi-produksi yang telah ternaturalisasi; dan ini merupakan tahap pertama menuju kepunahannya. Gunung-gunung merupakan pulau-pulau di dataran dan penghuninya telah menyerah kepada produksi- produksi yang berada dalam daerah-daerah Utara yang lebih besar, tak ubahnya seperti penghuni pulau-pulau yang sesungguhnya di mana mereka menyerah dan masih terus kalah dari bentuk-bentuk benua yang dinaturalisasi oleh manusia.
Prinsip-prinsip yang sama berlaku untuk distribusi hewan-hewan darat dan
produksi-produksi laut, di zona-zona iklim sedang, zona-zona Utara dan Selatan dan gunung-gunung tropis. Ketika di puncak Zaman Es, arus-arus samudra sangat berbeda dengan keadaannya sekarang, beberapa penghuni lautan iklim sedang mungkin lebih mencapai khatulistiwa. Di antara penghuni ini, beberapa mungkin segera dapat bermigrasi ke Selatan, tetap dengan mengambang di arus-arus yang lebih sejuk, sementara yang lain mungkin tinggal dan bertahan hidup di kedalaman laut yang lebih dingin, sampai hemisfer Selatan mendapat giliran lagi berada dalam iklim es dan memungkinkan mereka melanjutkan perjalanan. Cara ini hampir sama dengan keberadaan ruang-ruang kosong yang dihuni produksi-produksi Arktik sampai sekarang, di bagian-bagian lebih dalam dari pantai-pantai iklim sedang belahan Utara, menurut Forbes.
Jauh dari maksud saya untuk menduga, bahwa semua kesulitan dalam rangka penyebarannya dan kekerabatan-kekerabatan spesies yang identik dan serumpun, yang kini hidup begitu jauh terpisah di Utara dan Selatan, dan kadang- kadang di jajaran gunung-gunung antaranya, terlepas dari pandangan-pandangan yang terungkap di atas. Garis-garis pasti migrasi tidak dapat diindikasikan. Kita tidak dapat mengatakan, mengapa spesies-spesies tertentu dan bukan yang lain yang telah bermigrasi; mengapa spesies-spesies tertentu bermodifikasi dan memunculkan bentuk-bentuk baru, sementara yang lain tetap, tidak berubah. Kita tidak berharap untuk mampu menjelaskan fakta-fakta demikian sampai kita dapat mengatakan mengapa suatu spesies, bukan yang lain, menjadi ternaturalisasi oleh manusia di negara asing; mengapa suatu spesies berkisaran dua atau tiga kali lebih jauh, dan dua kali atau tiga kali lebih merata, ketimbang spesies lain yang diam di tempat tinggalnya sendiri.
Berbagai kesulitan khusus juga masih harus dipecahkan. Misalnya, terdapatnya tanaman yang sama di tempat-tempat yang begitu berjauhan letaknya seperti Kerguelen Land, New Zealand, Berta Fuegia, seperti ditunjukkan Dr. Hooker. Tetapi gunung-gunung Es, sebagaimana disarankan Lyell, mungkin telah ikut terlibat dalam penyebarannya. Keberadaan spesies-spesies di tempat-tempat ini dan di tempat-tempat lain yang sangat jauh dari hemisfer Selatan yang meski pun berbeda, termasuk genera yang semata-mata terbatas di Selatan, merupakan kasus yang lebih meminta perhatian. Beberapa di antara spesies-spesies ini begitu berbeda, sehingga kita tidak dapat beranggapan bahwa selama berlangsung Zaman Es terakhir, ada waktu bagi mereka untuk bermigrasi dan selanjutnya bermodifikasi sampai derajat yang diperlukan. Fakta-fakta rupanya mengindikasikan bahwa spesies-spesies yang berbeda, yang termasuk genera yang sama, telah bermigrasi menurut garis-garis yang beradiasi dari pusat yang sama. Saya cenderung melihat bahwa di belahan bumi Selatan maupun Utara, terdapat periode lampau yang lebih hangat, sebelum berlangsung Zaman Es terakhir, ketika tanah-tanah Antartika yang sekarang diselimuti salju, mendukung tumbuhnya flora yang sangat aneh dan terpencil. Dapat di duga bahwa sebelum flora ini lenyap selama Zaman Es terakhir, beberapa bentuk telah tersebar luas oleh berbagai sarana transportasi dan di bantu oleh pulau-pulau yang sekarang sudah tenggelam, selaku tempat-tempat persinggahan. Dengan demikian pantai-pantai Selatan Amerika, Australia, dan New Zealand mungkin sedikit diwarnai oleh bentuk-bentuk kehidupan anomali yang sama.
Sir. C. Lyell, dalam suatu bagian karyanya yang menarik, dalam bahasa yang hampir identik dengan bahasa saya, telah berspekulasi tentang dampak perubahan iklim yang besar di seluruh dunia pada penyebaran geografis. Sekarang kita sudah melihat kesimpulan Mr. Croll, bahwa periode Zaman Es yang beturut-turut di satu belahan bumi yang satu lagi di seberangnya, juga bersamaan dengan terjadiya modifikasi-modifikasi spesies yang lambat. Hal-hal ini menjelaskan banyak sekali fakta dalam penyebaran bentuk-bentuk kehidupan yang sama dan yang serumpun, ke semua bagian bola bumi. Perairan-perairan yang hidup telah mengalir selama satu periode dari Utara dan selama periode lain dari Selatan.
Dalam kedua kasus ini mereka telah mencapai khatulistiwa, tetapi arus kehidupan telah mengalir lebih deras dari Utara ketimbang dari arah Selatan; akibatnya, air lebih bebas menggenangi belahan Selatan. Karena gelombang pasang membiarkan arusnya dalam garis-garis horizontal dan meninggi di pantai-pantai tempat gelombang pasang membumbung tertinggi, demikian pula air-air hidup itu membiarkan arusnya tinggal di puncak-puncak gunung-gunung kita, dalam garis yang landai dari tanah-tanah dataran rendah Arktik ke Lintang besar di bawah khatulistiwa. Berbagai makhluk yang secara demikian terdampar boleh dibandingkan dengan ras-ras barbar manusia, yang dihalau ke atas dan bertahan hidup di gunung-gunung di hampir setiap negara. Ini berlaku sebagai rekaman yang penuh daya tarik bagi kita, tentang penghuni-penghuni dataran rendah yang mengelilingi gunung-gunung di masa lampau.
Penyebaran Geografis
Distribusi yang sekarang ada tidak dapat dijelaskan berdasarkan perbedaan-perbedaan kondisi fisik -- Pentingnya batas-batas -- Kekerabatan produksi-produksi benua yang sama -- Pusat-pusat ciptaan -- Sarana penyebaran melalui perubahan iklim dan ketinggian tanah, dan sarana yang bersifat kadangkala -- Penyebaran selama Zaman Es -- Periode-periode silih berganti antara Utara dan Selatan.
Dalam melihat penyebaran makhluk-makhluk hidup di muka bumi, fakta besar pertama yang mencolok adalah bahwa baik kemiripan ataupun ketidakmiripan penghuni berbagai kawasan tidak dapat dijelaskan sepenuhnya menurut kondisi kondisi iklim dan fisik lainnya. Akhir-akhir ini, hampir setiap penulis yang telah menyelidiki topik ini telah sampai pada kesimpulan tersebut. Kasus Amerika saja cukup untuk membuktikan kebenarannya. Sebab, jika kita tidak memperhitungkan, kawasan Arktik dan kawasan iklim sedang di Utara, semua penulis sepakat bahwa salah satu dari pembagian fundamental dari penyebaran geografis adalah antara Dunia Baru dan Dunia Lama. Namun, jika kita menjelajahi benua Amerika yang luas itu, dari bagian tengah Amerika Serikat sampai ujung selatannya, kita menjumpai kondisi-kondisi yang sangat beraneka ragam: daerah-daerah lembab, lautan pasir gersang, gunung tinggi, dataran-dataran rumput, hutan-hutan, rawa-rawa, danau, sungai-sungai besar, dalam berbagai temperatur. Hampir tidak ada iklim atau kondisi di Dunia Lama yang tidak dapat disejajarkan dengan yang ada di Dunia Baru -- setidaknya sedekat yang dibutuhkan spesies yang sama pada umumnya. Sudah pastilah, ada daerah- daerah kecil dapat ditunjukkan di Dunia Lama yang lebih panas ketimbang yang ada di Dunia Baru. Tetapi daerah-daerah ini tidak dihuni oleh suatu fauna yang berbeda dengan yang ada di daerah sekelilingnya. Sebab sangat jarang dapat ditemukan kelompok organisme yang terbatas pada daerah kecil, yang berkondisi khusus, walau hanya dalam derajat kecil. Sekalipun terdapat paralelisme umum dalam kondisi-kondisi Dunia Lama dan Dunia Baru ini, betapa jauh berbeda produksi-produksi mereka yang hidup.
Di belahan bumi Selatan, jika kita bandingkan lajur-lajur luas di Australia, Afrika Selatan, dan Amerika Selatan bagian barat antara Lintang 25° dan 35°, kita akan menemukan bagian-bagian yang sangat serupa dalam segala kondisinya namun mustahil untuk menunjukkan tiga fauna dan flora yang saling berbedanya lebih jauh atau, sekali lagi, kita dapat membandingkan produksi-produksi Amerika Selatan bagian selatan pada Lintang 35° dengan produksi-produksi di 25° bagian utara yang tentunya terpisah oleh jarak sepuluh derajat Lintang dan menghadapi kondisi-kondisi yang cukup berlainan. Namun kekerabatan mereka jauh lebih dekat ketimbang produksi-produksi Australia atau Afrika dalam iklim yang hampir sama. Fakta-fakta analog dapat diberikan tentang penghuni lautan.
Sebuah fakta kedua yang besar dan mencolok dalam tinjauan umum kita adalah bahwa batas-batas macam apa pun, atau penghalang-penghalang yang menghadang migrasi bebas, berkaitan secara erat dan penting dengan perbedaan -perbedaan antara produksi-produksi berbagai kawasan. Kita melihat hal ini dalam hampir semua produksi-produksi bumi di Dunia Baru maupun Dunia Lama, kecuali di bagian-bagian utara tempat daratan hampir menyatu, dan dalam iklim yang sedikit berbeda, di sana mungkin terjadi migrasi bebas ke bentuk-bentuk utara yang beriklim sedang, sebagaimana yang sekarang tetjadi dengan produksi- produksi arktik. Kita melihat fakta yang sama dalam perbedaan besar antara penghuni Australia, Afrika, dan Amerika Selatan pads Lintang yang sama, sebab negara-negara ini hampir dapat dikatakan terisolasi satu sama lain. Juga pada setiap benua kita melihat fakta yang sama, sebab pada sisi berseberangan dari gugusan tinggi gunung-gunung yang sambung-menyambung dari samudera- samudera pasir yang luas dan bahkan dari sungai-sungai yang besar, kita menemukan produksi-produksi yang berbeda, walaupun barisan gunung-gunung, samudera pasir, dan sebagainya, tidak seperti samudera yang memisahkan benua- benua, perbedaan-perbedaan ini sangat rendah derajatnya dibandingkan perbedaan-perbedaan yang menjadi ciri benua-benua yang berjauhan.
Di laut kita menemukan hukum yang sama. Penghuni laut di pantai-pantai timur dan barat Amerika Selatan sangat berbeda, dengan sangat sedikit kerang Crustacea atau Echinodermata yang sama. Tetapi Dr. Gunther baru-baru ini menunjukkan bahwa sekitar 30 persen dari ikan-ikan yang menghuni sisi-sisi berseberangan isthmus (tanah genting) Panama adalah sama. Fakta ini telah menggiring para naturalis untuk percaya, bahwa dahulu tanah genting itu terbuka. Ke arah barat, pantai-pantai Amerika, terdapat bentangan luas samudera yang terbuka, tanpa ada pulau sebagai tempat perhentian emigran-emigran. Di sini kita melihat batas yang beragam lain, dan segera setelah ini dilalui, kita jumpai fauna yang sama sekali berbeda di pulau-pulau sebelah timur Pasifik. Dengan demikian tiga fauna laut ini berada jauh di sebelah utara dan selatan dalam garis-garis paralel, tidak sating berjauhan, dalam iklim yang sesuai. Tetapi mereka dipisahkan satu sama lain oleh penghalang-penghalang yang tidak dapat diterobos, baik berwujud daratan atau laut terbuka. Di sisi lain, lebih jauh lagi ke barat dari pulau-pulau sebelah timur bagian tropis Pasifik, kita tidak menjumpai batas batas yang tidak dapat ditembus, dan tak terhitung pulau-pulau sebagai tempat tempat perhentian, atau pantai-pantai yang sambung-menyambung, setelah menjelajahi suatu belahan bumi, kita sampai di pantai-pantai Afrika. Di atas jarak yang luas ini kita tidak menemui fauna laut yang terdefinisi secara pasti dan jelas. Meskipun begitu sedikit hewan laut yang sama dengan ketiga fauna yang diperkirakan berada di Amerika Timur, Amerika Barat, dan pulau-pulau Pasifik Timur, namun banyak ikan menjangkau kisaran dari Pasifik ke Samudera India, dan banyak kerang terdapat umum di pulau-pulau sebelah timur Pasifik serta pantai-pantai timur Afrika, di tempat hampir persis berseberangan dengan garis bujur meredian.
Fakta agung ketiga, sebagian telah tercakup dalam pernyataan di atas, adalah kedekatan produksi-produksi benua yang sama atau laut yang sama, meskipun spesies itu sendiri berbeda di berbagai titik dan tempat. Itu merupakan hukum yang sangat universal dan setiap benua menyediakan banyak contoh. Namun demikian, sang naturalis dalam melakukan perjalanan dari utara ke selatan, misalnya, tak akan luput dari merasa terpana oleh cara bagaimana kelompok- kelompok makhluk berturut-turut, terutama yang berbeda walaupun berkerabat dekat, saling menggantikan. Dia mendengar tentang macam-macam burung yang berkerabat, tetapi berbeda, melihat hal-hal yang hampir serupa, dan sarangnya di bangun mirip, namun tidak persis sama, berisi telur-telur yang warnanya hampir sama.
Dataran-dataran dekat Selat Magellan dihuni oleh suatu species Rhea (burung Onta Amerika) dan ke arah utera dataran-dataran La Plata oleh spesies yang sama dari genus yang lain. Bukannya dihuni burung Onta yang asli atau enu, seperti yang menghuni Afrika dan Australia pada Lintang yang sama. Di dataran-dataran La Plata yang sama ini kita menjumpai Agouti dan Bizcacha, hewan-hewan yang mempunyai kebiasaan yang hampir sama dengan kelinci besar dan kelinci terwelu kita, dan termasuk binatang pengerat, tetapi jelas menunjukkan struktur tipe Amerika. Kita mendaki puncak-puncak gunung tinggi Cordillera dan menemukan species Bizcacha pegunungan Alpen. Kita melihat perairannya dan tidak menemukan berang-berang atau Musk-rat, tetapi Coypu dan Caybara, yaitu pengerat-pengerat tipe Amerika Selatan. Tak terhitung contoh-contoh lain dapat diberikan. Jika kita melihat di pulau-pulau lepas pantai Amerika, betapa pun berbeda struktur geologinya, sifat dasar penghuninya berbasis Amerika, walaupun semuanya dapat terdiri dari spesies-spesies khusus. Kita dapat menengok ke abad-abad silam, sebagaimana ditunjukkan di halaman terakhir dan kita menemukan tipe-tipe Amerika yang ketika itu berada di benua dan laut-laut Amerika. Dalam fakta-fakta ini kita melihat suatu ikatan organik yang mendasar, menembus ruang dan waktu, di atas kawasan daratan dan perairan yang sama, tanpa tergantung kondisi-kondisi fisik. Seorang naturalis yang tidak terdorong untuk melihat seperti apakah ikatan itu, adalah naturalis yang dungu.
Ikatan tersebut sederhana saja, yaitu warisan, penyebab yang sendiri mampu, sejauh pengetahuan kita, menghasilkan organisme-organisme yang bermiripan satu sama lain, atau seperti kita lihat dalam kasus varietas, hampir sama. Ketidaksamaan penghuni berbagai kawasan mungkin disebabkan oleh modifikasi melalui variasi dan seleksi alarn, dan mungkin pada derajat rendah oleh pengaruh tertentu beragam kondisi. Derajat ketidaksamaan akan tergantung pada migrasi bentuk-bentuk kehidupan yang lebih dominan dari satu kawasan ke kawasan lain, yang dalam periode-periode yang sedikit lebih jauh di masa silam, mengalami sedikit atau banyak halangan. Juga pada sifat dan jumlah imigran-imigran yang lalu -- dan pada kegiatan yang dilakukan penghuni yang satu terhadap yang lain, yang menggiring ke pelestarian aneka ragam modifikasi.
Hubungan satu organisme lain dalam perjalanan hidupnya, merupakan yang paling penting dari segala hubungan, seperti telah sering saya kemukakan. Maka sangat penting peran halangan-halangan yang menghambat migrasi, sebagaimana peran waktu dalam proses lambatnya modifikasi melalui seleksi alam. Spesies-spesies yang berkisaran luas, yaitu yang telah mengalahkan banyak pesaingnya di tempat tinggalnya sendiri yang sangat luas, akan berpeluang terbaik untuk menduduki tempat-tempat baru, ketika mereka menyebar ke wilayah-wilayah baru. Di tempat tinggalnya yang baru itu mereka akan menghadapi kondisi-kondisi baru, dan akan sering mengalami modifikasi dan perbaikan. Dengan demikian mereka akan terus menjadi pemenang dan akan menghasilkan kelompok-kelompok keturunan yang termodifikasi. Berdasarkan prinsip "Pewarisan dengan Modifikasi" ini, kita dapat mengerti apa sebabnya bagian-bagian dari genera, seluruh genus, bahkan famili, tinggal di daerah yang sama, seperti begitu umum kita saksikan.
Tidak ada bukti, seperti telah dikemukakan dalam bab terdahulu, tentang adanya suatu hukum mengenai perkembangan yang pasti. Karena variabilitas setiap spesies merupakan ciri yang mandiri dan akan dimanfaatkan oleh seleksi alam hanya sebatas itu menguntungkan setiap individu dalam perjuangan hidupnya yang kompleks, maka jumlah modifikasi pada berbagai spesies bukanlah kuantitas yang seragam. Jika sejumlah spesies, setelah bersaing lama di tempat tinggal yang lama, akan bermigrasi secara utuh dan serentak ke negeri yang baru dan kemudian terpencil, mereka tidak begitu cenderung bermodifikasi, sebab baik migrasi maupun isolasi itu sendiri tidak berdampak sesuatu apa. Prinsip-prinsip ini berperan hanya dengan membawa organisme-organisme pada antarhubungan yang baru dalam derajat lebih rendah, dengan kondisi-kondisi fisik sekitarnya. Sebagaimana telah kita lihat dalam bab terdahulu, bahwa beberapa bentuk telah mempertahankan ciri-ciri yang hampir sama sejak periode geologi yang sangat lama di masa silam. Demikianlah beberapa spesies telah bermigrasi mengarungi jarak-jarak yang luas dan tidak mengalami modifikasi besar atau sama sekali tidak termodifikasi.
Sejalan dengan pandangan ini, jelaslah bahwa berbagai spesies dari genus yang sama, meski menghuni bagian-bagian dunia yang paling berjauhan sekalipun, pada mulanya tentulah berangkat dari sumber yang sama, karena telah diturunkan dari nenek moyang yang sama. Dalam kasus spesies yang telah menjalani modifikasi-modifikasi kecil selama periode-periode geologi, tidak banyak kesulitan untuk mempercayai bahwa mereka telah bermigrasi dari kawasan yang sama. Sebab selama terjadi perubahan-perubahan iklim yang sangat luas. yang telah berlangsung sejak zaman purba, dapat dikatakan bahwa berapapun jumlah migrasi mungkin terjadi. Tetapi dalam banyak kasus lain, yang di dalamnya ada alasan kita untuk percaya bahwa spesies suatu genus telah diproduksi dalam zaman yang komparatif dapat disebut masa kini, terdapat banyak kesulitan. Juga jelas bahwa individu-individu dari spesies yang sama, meskipun sekarang menghuni kawasan-kawasan yang jauh dan terpencil, telah berangkat dari tempat yang sama, tempat nenek moyangnya pertama lahir. Sebab, seperti telah dijelaskan sebelumnya, sangat mustahil bahwa individu-individu yang identik akan diproduksi oleh nenek moyang yang berbeda jauh.
PUSAT-PUSAT TUNGGAL PENCIPTAAN YANG DIANDAIKAN
Dengan demikian kita telah tergiring masuk ke masalah yang sebagian besar telah didiskusikan oleh para naturalis, yaitu, apakah spesies telah tercipta di satu atau lebih titik pada permukaan bumi. Tak diragukan, terdapat banyak kasus yang sangat pelik, bagaimana spesies yang sama dapat bermigrasi dari satu titik ke berbagai titik lain yang jauh dan terpencil, sebagaimana sekarang ditemukan. Namun, kesederhanaan pandangan bahwa setiap spesies semula diproduksi dalam satu kawasan tunggal memang menggelitik nalar kita. Bagi yang menolaknya, menolak vera causa (penyebab pokok) generasi biasa dengan migrasi sesudahnya, melibatkan perantaraan suatu keajaiban. Diakui secara universal bahwa dalam banyak kasus, daerah yang dihuni spesies adalah bersambungan, dan bila suatu tanaman atau hewan menghuni dua tempat yang begitu saling berjauhan, atau dengan interval yang sedemikian rupa sehingga jaraknya tidak dapat dengan mudah dilalui oleh migrasi, fakta itu dianggap sebagai aneh dan luar biasa.
Ketidakmampuan bermigrasi melalui lautan luas, lebih jelas dalam kasus mamalia darat, ketimbang barangkali makhluk-makhluk hidup lain. Sesuai dengan itu, kita tidak menemukan contoh-contoh yang tidak dapat diterangkan, mengenai sejenis mamalia yang menghuni tempat-tempat yang saling berjauhan di dunia. Tidak ada ahli geologi yang merasa sulit memahami bahwa Britania Raya memiliki hewan-hewan berkaki empat (quadrupeds) yang sama dengan bagian Eropa Daratan yang lain, sebab tak diragukan mereka pernah menyatu. Tetapi kalau spesies yang sama dapat diproduksi di dua tempat yang terpisah, mengapa tidak kita temukan satu pun mamalia yang sama di Eropa dan Australia atau Amerika Selatan? Kondisi-kondisi kehidupan yang hampir sama membuat banyak sekali tanaman dan hewan berhasil dinaturalisasi di Amerika dan Aus tralia. Namun mengapa beberapa tanaman asli dapat identik di tempat-tempat yang saling berjauhan di belahan utara dan selatan bumi. Jawabannya, pada hemat saya, adalah bahwa mamalia dahulu memang tidak mampu bermigrasi, sedangkan beberapa tanaman, karena berbagai sarana penyebarannya, dapat bermigrasi melalui ruang-ruang antara yang sangat luas. Pengaruh-pengaruh besar dan mencolok dari segala macam halangan dapat dimengerti berdasar pandangan bahwa mayoritas spesies telah diproduksi di satu sisi dan tidak mampu bermigrasi ke sisi seberangnya. Beberapa famili, banyak sub-famili, banyak sekali genera dan lebih banyak lagi bagian-bagian genera, terkungkung dalam satu kawasan. Telah diamati oleh berbagai naturalis bahwa genera yang paling alami, atau genera yang di dalamnya spesies-spesiesnya sangat erat berkerabat, umumnya berada terbatas dalam negara yang sama. Atau jika mereka menghuni cakupan ruang yang luas, cakupan ruang itu tadinya bersambungan. Betapa anehnya anomali yang terjadi, jika hukum yang berlaku adalah persis sebaliknya, ketika kita mundur satu tangga lebih rendah dalam seri ini, yaitu pada individu- individu dari spesies yang sama, dan mereka ini, setidaknya pada mulanya, tinggal terbatas pada satu kawasan saja!
Oleh karena itu, pada hemat saya, seperti juga pendapat banyak naturalis yang lain, pandangan bahwa setiap spesies telah diproduksi di satu daerah saja. kemudian bermigrasi dari daerah tersebut -- sejauh kemampuan bermigrasi dan ketahanan hidupnya mengizinkan dalam kondisi masa lampau dan sekarang -- adalah yang paling mungkin. Tak diragukan banyak kasus terjadi, yang tidak memungkinkan kita menjelaskan bagaimana spesies yang sama dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Tetapi perubahan-perubahan geografis dan iklim yang pasti telah terjadi dalam kurun-kurun waktu geologi mutakhir, telah membuat terputus rangkaian banyak spesies yang dahulu bersatu. Sehingga kita hanya dapat menduga-duga apakah anomali-anomali pada kesinambungan rangkaian begitu banyak dan begitu serius, membuat kita harus. melepaskan keyakinan, yang dianggap paling mungkin menurut pertimbangan umum, bahwa setiap spesies telah diproduksi dalam satu wilayah dan kemudian bermigrasi sejauh kemampuannya.
Akan sangat menjemukan, untuk mendiskusikan semua kasus anomali tentang spesies yang sama, yang sekarang hidup di tempat-tempat yang berjauhan dan terpisah. Saya pun tidak berpretensi sedikit pun bahwa sembarang penjelasan dapat diberikan atas banyak contoh. Tetapi, setelah beberapa kata pendahuluan, saya akan mendiskusikan beberapa kelas fakta yang paling mencolok, yaitu keberadaan spesies yang sama di puncak barisan gunung-gunung yang jauh dan di tempat-tempat kawasan Arktik dan Antartika. Lalu kedua (dalam bab berikut), penyebaran luas produksi-produksi air tawar; dan ketiga, terdapatnya spesies-spesies bumi di pulau-pulau dan di tanah daratan terdekat, meski dipisahkan oleh ratusan mil lautan terbuka. Jika keberadaan spesies yang sama di tempat-tempat yang jauh dan terpencil di muka bumi, dalam banyak contoh dapat dijelaskan berdasar pandangan bahwa setiap spesies telah bermigrasi dari satu tempat kelahiran tunggal, maka, mengingat ketidaktahuan kita tentang perubahan-perubahan iklim dan geografis dan berbagai sarana yang kadang kala dipakai untuk transportasi, keyakinan bahwa satu tempat kelahiran tunggal merupakan hukumnya, pada hemat saya, paling aman.
Dalam mendiskusikan soal ini, kita juga perlu mempertimbangkan soal lain yang sama pentingnya, yaitu apakah berbagai spesies dari satu genus yang menurut teori kita harus diturunkan semuanya dari satu nenek moyang, mungkin telah bermigrasi, dan mengalami modifikasi selama migrasi itu dari satu kawasan. Jika, dalam hal bahwa kebanyakan spesies yang menghuni satu kawasan berbeda dengan spesies-spesies dari kawasan lain, meskipun erat berkerabat dengannya, dan dapat ditunjukkan migrasi dari kawasan yang satu ke kawasan lain mungkin terjadi dalam periode lebih dahulu, maka pandangan umum kita sangat diperkuat. Sebab penjelasan ini sudah gamblang berdasarkan prinsip keturunan dengan modifikasi. Sebuah pulau Vulkanik, misalnya, yang dimunculkan dan terbentuk pada jarak sejauh beberapa ratus mil dari suatu benua, dalam perjalanan waktu mungkin menerima dari benua tersebut beberapa koloni, dan keturunan -keturunannya, meskipun termodifikasi, akan masih tetap berkerabat karena pewarisan dengan penghuni benua. Kasus-kasus seperti ini umum terjadi dan seperti akan kita lihat nanti, tidak dapat diterangkan berdasar teori penciptaan secara mandiri. Pandangan tentang hubungan spesies dari satu kawasan dengan spesies di kawasan lain tidak banyak berbeda dari pandangan yang diajukan oleh Mr. Wallace, yang menyimpulkan bahwa "setiap spesies telah terwujud secara coincident (bersamaan terjadi) baik dalam ruang mau pun waktu, dengan spesies serumpun yang ada sebelumnya". Dan sekarang cukup diketahui bahwa dia mengalamatkan "peristiwa kebetulan" ini pada "pewarisan dengan modifikasi".
Masalah pusat-pusat penciptaan tunggal atau jamak, berbeda dengan masalah yang lain walau berkaitan --, yaitu apakah semua individu dari spesies yang sama ditanamkan oleh satu pasangan nenek moyang, atau hermafrodit tunggal, ataukah dari banyak individu diciptakan sekaligus, seperti dugaan banyak penulis. Makhluk-makhluk yang tak pernah saling bersilang, jika ada, setiap spesiesnya tentu diturunkan dari varietas-varietas termodifikasi berturut-turut yang telah saling menggantikan, tetapi tidak pernah berbaur dengan individu-individu atau varietas-varietas lain dari spesies yang sama. Sehingga, pada setiap tahap modifikasi berikutnya, semua individu dari bentuk yang sama diturunkan dari satu nenek moyang. Tetapi dalam mayoritas besar kasus, yaitu dalam hal semua organisme yang biasanya bersatu untuk setiap kelahiran, atau yang kadang bersilangan, individu-individu spesies tersebut yang menghuni daerah yang sama, akan tetap hampir seragam melalui persilangan. Sehingga banyak individu akan terus berubah serentak dan segenap modifikasi yang terjadi pada setiap tahap tidak disebabkan karena keturunan dari nenek moyang yang sama. Untuk mengilustrasikan maksud saya: kuda balap Inggris kita berbeda dengan kuda- kuda peliharaan mana pun. Tetapi perbedaan dan keunggulan mereka tidak disebabkan karena keturunan dari nenek moyang tunggal mana pun, tetapi karena kecermatan terus-menerus dalam menyeleksi dan melatih banyak individu spesies itu dalam setiap generasi oleh manusia.
Sebelum mendiskusikan tiga kelas fakta yang telah saya pilih, mewakili jumlah terbesar kesulitan tentang teori "pusat-pusat tunggal penciptaan", perlu saya sampaikan beberapa hal tentang sarana-sarana penyebaran.
SARANA-SARANA PENYEBARAN
Sir C. Lyell dan penulis-penulis lain telah mengupas subyek ini secara tangguh. Di sini saya hanya akan memberikan abstrak yang sangat ringkas tentang fakta- fakta yang lebih penting. Perubahan iklim tentu telah berdampak kuat pada migrasi. Sebuah kawasan yang sekarang tidak dapat dilalui beberapa organisme karena keadaan iklimnya, mungkin pernah menjadi lintasan ramai dalam migrasi, ketika iklim itu berbeda. Namun, sekarang saya harus mendiskusikan sub-tema ini secara agak rinci. Perubahan permukaan tanah tentu juga sangat berpengaruh. Sebuah tanah genting yang sempit sekarang memisahkan dua fauna laut, menenggelamkannya, atau katakanlah pernah menenggelamkannya, dan kedua fauna itu akan membaur, atau mungkin pernah membaur. Wilayah yang sekarang diliputi laut, dahulu mungkin berupa tanah yang menghubungkan pulau-pulau, atau mungkin bahkan menyambung benua-benua menjadi satu, dengan demikian memungkinkan produksi-produksi terestrial lalu-1alang di atasnya. Tidak ada ahli geologi yang memperdebatkan bahwa telah terjadi mutasi permukaan tanah besar-besaran dalam periode organisme-organisme yang ada.
Edward Forbes berpendapat, bahwa semua pulau-pulau Atlantik pasti pernah terkait dengan Eropa atau Afrika belum lama berselang, demikian pula Eropa dengan Amerika. Penulis-penulis lain secara hipotetis telah menjembatani setiap samudera dan mengkaitkan hampir semua pulau dengan tanah daratan. Jika asumsi-asumsi Forbes dapat dipercaya, harus diakui bahwa hamper tidak ada pulau di dunia ini yang sampai belum lama berselang tidak menyatu dengan sebuah benua. Pandangan ini mematahkan “simpul Gordian” (memecahkan masalah sulit) tentang penyebaran spesies yang sama ke segala penjuru yang jauh, dan menyingkirkan banyak kesulitan. Tetapi sejauh pertimbangan saya, kita tidak berhak menerima perubahan-perubahan geografis sebesar itu dalam periode spesies-spesies yang ada. Pada penglihatan saya, kita mempunyai sangat banyak bukti terjadinya oscillations (gelombang-gelombang naik-turun) pada permukaan daratan dan laut, tetapi bukan perubahan yang begitu besar dalam posisi dan perluasan benua-benua, sehingga dapat menyatukan satu sama lain dalam periode akhir-akhir ini, serta berbagai pulau-pulau samudera yang ada di sela-selanya.
Dengan jujur saya akui pernah ada banyak pulau, yang sekarang terkubur dalarn laut, yang mungkin pernah menjadi tempat transit bagi tanaman dan banyak hewan selama mereka bermigrasi. Dalam samudera-samudera penghasil koral, pulau-pulau tenggelam demikian sekarang ditandai oleh cincin-cincin koral atau atol yang timbul di atasnya. Apabila itu diakui sepenuhnya -- yang suatu hari akan terlaksana -- bahwa setiap spesies telah berangkat dari satu tempat kelahiran, dan bila dalam perjalanan waktu kita ketahui sesuatu yang pasti tentang sarana penyebaran, maka kita bakal mampu berspekulasi tentang perluasan daratan dengan aman. Tetapi saya tidak yakin akan pernah terbukti bahwa dalam periode akhir-akhir ini sebagian besar benua kita, yang sekarang cukup terpisah satu sama lain, pernah bersambungan atau hamper bersambungan, saling menyatu dengan pulau-pulau samudera yang ada. Berbagai fakta dalam distribusi -- seperti perbedaan besar fauna laut di sisi berlawanan hampir semua benua -- ikatan dekat penghuni Tertier berbagai daratan, bahkan lautan, dengan penghuninya yang sekarang -- derajat kekerabatan antara mamalia penghuni pulau-pulau dengan mamalia penghuni benua terdekat, yang untuk sebagian ditentukan oleh kedalaman samudera yang menyelanya (seperti akan kita lihat nanti), dan fakta-fakta lain semacam itu, bertentangan dengan pengakuan terjadinya revolusi-revolusi geografis yang begitu hebat dalam periode mtakhir. Hal ini diperlukan oleh pandangan yang dikemukakan Forbes dan diakui oleh para pengikutnya. Sifat dan proporsi-proporsi relatif penghuni pulau-pulau samudra juga berlawanan dengan keyakinan pada kesinambungannya dengan benua-benua. Pengakuan bahwa komposisi vulkanik yang hampir universal di pulau-pulau semacam itu, menguntungkan pengakuan bahwa pulau-pulau tersebut merupakan puing-puing benua yang tenggelam. Jika pulau itu semula berupa barisan gunung-gunung kontinental, maka setidaknya beberapa pulau telah dibentuk, sebagaimana puncak-puncak gunung yang lain, dari granit schistts (batu karang yang mudah terbelah-belah menjadi lempengan-lempengan tipis) yang metamorfik, karang-karang fosil tua dan karang lain, bukan hanya terdiri dari tumpukan-tumpukan bahan vulkanik belaka.
Sekarang saya harus mengutarakan beberapa kata tentang apa yang disebut "sarana-sarana kebetulan (accidental means)”, tetapi sebenarnya lebih tepat disebut "sarana penyebaran yang kadangkala (occasional means of distribu tion)”. Di sini saya akan membatasi diri pada tanaman. Dalam karya-karya botani, tanaman ini atau itu, sering dinyatakan tidak teradaptasi baik untuk penyebaran luas. Tetapi banyak atau sedikitnya fasilitas transportasi untuk menyeberangi samudera dapat dikatakan hampir tidak diketahui. Sampai ketika saya mencoba melakukan beberapa eksperimen dengan bantuan Mr. Barkeley, bahkan belum diketahui seberapa kuat biji-biji dapat bertahan terhadap pengaruh air laut yang merusak itu. Dengan tercengang saya menemukan, bahwa dari 87 macam, 64 bersemi setelah direndam air laut selama 28 hari, dan beberapa bertahan hidup dalam rendaman sampai 137 hari. Perlu diperhatikan bahwa ordo-ordo tertentu jauh lebih rusak daripada yang lain. Sembilan Leguminosa telah dicoba dan kecuali satu, tidak bertahan dalam air asin. Tujuh spesies ordo-ordo yang serumpun, Hydrophyllacea dan Polemoniacea, semuanya mati setelah sebulan direndam. Demi mudahnya, saya terutama mencoba biji-biji kecil tanpa kapsul atau buah dan karena semuanya ini tenggelam dalam beberapa hari, tentu saja tidak mengambang mengarungi jarak-jarak luas lautan, baik rusak atau tidak karena air asin. Setelah itu saya mencoba buah-buahan yang lebih besar, kapsul- kapsul dan sebagainya dan beberapa di antaranya mengambang untuk waktu lama.
Sudah cukup diketahui orang, betapa besar perbedaan yang ada dalam daya apung kayu hijau dan kayu olahan. Pada pengamatan saya, banjir darat sering membuang ke laut tanaman-tanaman kering atau dahan-dahan dengan kapsul -kapsul biji atau buah-buahan menggantung padanya. Karena itu saya tergiring untuk mengeringkan dahan-dahan dan ranting-ranting 94 tanaman yang digantungi buah-buahan matang dan meletakkannya dalam air laut. Mayoritasnya cepat tenggelam, tetapi beberapa yang sementara masih hijau, mengambang untuk waktu singkat, ketika kering mengambang lebih lama. Misalnya, (sejenis) kemiri yang matang cepat tenggelam, tetapi bila dikeringkan mengambang 90 hari, kemudian ketika ditanam, berkecambah. Sebuah tanaman asparagus dengan buah-buah beri matang mengambang selama 23 hari, bila dikeringkan mengambang 85 hari, kemudian bijinya berkecambah. Biji-biji matang Heloscadium tenggelam dalam dua hari, bila dikeringkan mengambang sampai lebih dari 90 hari, kemudian berkecambah. Kesemuanya, dari 94 tanaman dikeringkan, 18 yang mengambang lebih dari 28 hari. Beberapa dari yang 18 mengambang jauh lebih lama. Sehingga, karena 64/ 87 macam biji telah berkecambah setelah direndam 28 hari, dan karena 18/ 94 spesies berlainan dengan buah-buah matang (tetapi bukan dari satu spesies saja seperti dalam eksperimen sebelumnya), ternyata mengambang setelah dikeringkan, lebih dari 28 hari, maka dapat kita katakan, sejauh yang dapat disimpulkan dari fakta- fakta yang sedikit ini, bahwa biji-biji 14/ 100 macam tanaman dari negara mana pun, mungkin pernah diambangkan oleh arus-arus laut selama 28 hari, dengan tetap mempertahankan kemampuan berkecambah. Dalam Johnson's Physical Atlas, berbagai arus Atlantik berkecepatan rata-rata 33 mil per hari (ada di antaranya yang mencapai 60 mil per hari). Pada kecepatan rata-rata ini, biji-biji 14/ 100 tanaman yang berasal dari satu negara dapat mengambang mengarungi 924 mil lautan ke negara lain, dan setelah mencapai pantai, bila ditiup oleh angin darat ke tempat yang subur, ia bakal berkecambah.
Sebagai kelanjutan eksperimen-eksperimen saya, M. Martens mencoba eksperimen serupa, tetapi dengan cara yang jauh lebih baik. Dia menempatkan biji-biji dalam kotak yang dihanyutkan ke laut sebenarnya, sehingga silih berganti basah dan terpapar pada udara seperti tanaman-tanaman yang mengambang. Dia mencoba 98 biji, kebanyakan berbeda dengan biji-biji saya, tetapi ia memilih banyak buah-buahan besar, demikian pula biji-biji tanaman yang hidup dekat laut. Cara ini akan menguntungkan, baik dalam rata-rata panjang waktu mengambangnya, maupun ketahanannya terhadap pengaruh air laut yang merusak. Sebaliknya, dia tidak mengeringkan tanaman atau ranting-ranting berisi buah sebelumnya, dan ini, seperti telah kita lihat, akan membuat beberapa diantaranya mengambang jauh lebih lama. Hasilnya adalah, bahwa 19/ 98 biji-biji aneka ragam ini mengambang 42 hari dan kemudian mampu berkecambah.
Tetapi saya tidak meragukan bahwa tanaman yang terpapar pada gelombang laut akan mengambang lebih singkat ketimbang tanaman yang dilindungi dari hempasan-hempasan keras seperti dalam eksperimen kita. Karena itu barangkali lebih aman untuk berasumsi, bahwa biji-biji kurang lebih 10/ 100 tanaman suatu flora, setelah dikeringkan, dapat mengambang menyeberangi lautan selebar 900 mil. kemudian mampu berkecambah. Fakta bahwa buah-buahan yang lebih besar dapat mengambang lebih lama ketimbang yang kecil, menarik sekali. Karena tanaman dengan biji-biji atau buah yang besar pada umumnya mempunyai kisaran terbatas, seperti ditunjukkan oleh Alph de Candolle. Mereka hampir tidak dapat ditransportasikan dengan sarana lain apa pun.
Biji-biji kadang dapat ditransportasi secara lain. Kayu apung sering terdampar di banyak pulau, bahkan pulau-pulau yang berada di tengah-tengah samudera terluas. Dan penduduk asli pulau-pulau koral di Pasifik saat mencari batu untuk alat-alat mereka, terpaksa hanya memanfaatkan akar-akar pohon yang terdampar, karena batu-batu ini merupakan pajak kerajaan yang berharga. Saya berpendapat bahwa, jika batu-batu yang berbentuk tak menentu bersarang dalam akar pohon, gumpalan-gumpalan kecil tanah yang terbungkus begitu sempurna oleh akar-akar pohon oak setua ± 50 tahun, tiga tanaman Dicotyledonus akan berkecambah. Saya yakin akan kecermatan observasi ini. Saya pun dapat menunjukkan bukti lain, bahwa bangkai-bangkai burung, bila mengambang di laut, kadang-kadang lolos dari di mangsa langsung. Dan banyak jenis biji-bijian dalam tembolok burung-burung yang mengambang itu, dapat bertahan hidup lama. Kacang polong dan Vetches (semacam buncis), misalnya mati setelah di rendam air laut hanya beberapa hari saja. Tetapi beberapa yang diambil dari tembolok burung merpati yang telah mengambang di air laut buatan selama 30 hari, mengejutkan saya karena hampir semuanya berkecambah.
Burung-burung hidup hampir tak pernah gagal sebagai perantara yang sangat efektif dalam transportasi biji-bijian. Saya dapat memberikan banyak fakta yang menunjukkan betapa sering berbagai macam burung tertiup angin kencang ke tempat-tempat yang sangat jauh di seberang samudera. Kita dapat berasumsi dengan aman bahwa dalam keadaan demikian, kecepatan terbang mereka sering sampai 35 mil per jam. Beberapa penulis bahkan memberikan perkiraan yang jauh lebih tinggi. Saya belum pernah menjumpai contoh adanya biji-biji yang bergizi tinggi melalui usus burung, tetapi biji-biji buah keras pun dapat melewati usus pencerna burung kalkun tanpa rusak. Dalam jangka waktu dua bulan, saya mengambil 12 macam biji-bijian dari kebun saya, dari kotoran burung- burung kecil, dan tampaknya ini sempurna, lalu beberapa diantaranya yang dicoba, berkecambah. Tetapi fakta berikut lebih penting: tembolok burung-burung tidak mengeluarkan cairan gastris, dan sebagaimana saya ketahui dari percobaan, sedikit pun ia tidak merusak kemampuan biji untuk berkecambah.
Sekarang, setelah burung menemukan dan memakan pakan yang banyak, dapat dibuktikan secara positip bahwa semua butir pakan tidak melewati usus pencernaannya, sampai 12 atau bahkan 18 hari kemudian. Seekor burung dalam interval ini mudah ditiup angin sejauh 500 mil dan burung elang terkenal mengintai burung-burung yang lelah, dan isi tembolok mereka terobek dengan demikian mudah berceceran. Beberapa burung elang dan burung hantu memangsa korbannya secara bulat-bulat dan setelah interval 12 - 20 jam, mengeluarkan pelet pelet berisi biji-biji yang mampu berkecambah. Hal ini saya ketahui dari ekseprimen-eksperimen yang dibuat di taman-taman Zoologi. Beberapa biji gandum, terigu, padi-padian, kenari, rami, semanggi, dan bit berkecambah setelah berada dalam perut berbagai burung pemangsa selama 12 - 20 jam. Dua biji bit tumbuh setelah tersimpan demikian, dua hari dan empat belas jam kemudian. Saya lihat ikan air tawar memakan biji-bijian banyak tanaman darat dan air, dengan demikian biji-bijian itu mungkin ditransportasikan dari satu tempat ke tempat lain. Saya pun telah banyak memasukkan berbagai macam bijian ke dalam perut ikan-ikan mati, kemudian memberikan ikan-ikan tersebut pada burung rajawali, bangau, dan pelikan. Burung-burung ini, setelah interval berjam- jam, akan memuntahkan biji-biji ini dalam bentuk pelet-pelet, atau membuangnya melalui kotoran, dan beberapa biji-biji masih mempertahankan kemampuannya untuk berkecambah. Namun biji-biji tertentu selalu mati dalam proses itu.
Locust (belalang) kadang tertiup angin ke tempat-tempat yang sangat jauh dari daratan. Saya sendiri pernah menangkap seekor 370 mil dari pantai Afrika dan mendengar berita orang-orang lain menangkapnya pada jarak yang lebih jauh lagi. Pendeta R.T. Lowe memberitahu Sir Lycll bahwa pada bulan No vember 1844, belalang berbondong-bondong tiba di Pulau Madeira. Jumlahnya tak terhitung, setebal hujan salju dalam badai salju paling dahsyat, dan membumbung ke atas setinggi jangkauan pandangan teleskop. Selama tiga atau empat hari mereka perlahan-lahan berputar-putar dalam elips raksasa yang berdiameter sedikitnya lima atau enam mil. Di malam hari mereka hinggap di pohon-pohon tinggi, menjadikan pohon-pohon itu hampir total terselubungi belalang. Kemudian belalang-belalang itu menghilang di seberang samudera, semendadak kedatangannya, dan sejak itu tidak pernah mendatangi pulau itu lagi.
Sekarang di bagian-bagian pulau Natal, beberapa petani percaya, sekalipun tidak berdasarkan bukti yang cukup, bahwa biji-biji yang rusak, ditinggalkan di padang-padang rumput mereka dalam kotoran badai belalang yang sering mendatangi negeri itu. Sebagai kelanjutannya, Mr. Weale mengirim surat kepada saya dalam bingkisan yang berisi pula sebungkus pelet kering. Dari pelet itu saya mengeluarkan berbagai biji-bijian dengan bantuan mikroskop; ada tujuh macam rumput yang termasuk dua spesies, dari dua genera. Karena itu, serombongan belalang, seperti yang pernah mendatangi Madeira itu, mungkin sekali menjadi sarana pembawa berbagai tanaman ke sebuah pulau yang jauh dari daratan.
Walaupun paruh dan kaki-kaki burung umumnya bersih, kadang sempat juga dilekati tanah. Dalam satu kasus, saya mengangkat enam puluh satu biji, dan dalam kasus lain dua puluh dua biji, dari tanah kering Argillacea di kaki ayam hutan. Dalam tanah tersebut terdapat kelereng sebesar biji Vetch. Ada sebuah kasus yang lebih menarik lagi: sebuah kaki Woodcock di kirim kepada saya o1eh seorang teman, dengan sekeping tanah kering terlekat pada tulang keringnya, yang hanya seberat sembilan grain (± gram Inggris). Ini berisi sebuah benih tanaman Juncus bufonius yang berkecambah dan berbunga.
Mr. Swaysland dari Brighton, yang selama 40 tahun menjadi pengamat yang teliti burung-burung bermigrasi kita, memberitahu saya bahwa dia sering menembak Wagtails (Motacillae), Weatears dan, Whinchats (Saxicola) saat pertama kali datang di pantai-pantai kita, sebelum naik ke darat. Beberapa kali dia melihat kepingan-kepingan tanah kecil melekat pada kakinya.
Jadi, cukup banyak fakta dapat diberikan, yang menunjukkan betapa seringnya tanah terisi biji-biji. Misalnya, Prof. Newton telah mengirimkan pada saya sebuah kaki ayam hutan berkaki merah (Caccabis rufa) yang telah terluka dan tak dapat terbang, disertai segumpal tanah keras, seberat enam setengah ons. Tanah itu telah disimpan tiga tahun, tetapi ketika dipecah, mengeluarkan air. Ketika dilihat melalui kaca pembesar, tidak kurang dari 82 tanaman muncul darinya terdiri dari 12 Monocotyledon, termasuk gandum biasa, setidaknya satu macam rumput dan 70 Dicotyledon yang mengandung sedikitnya 3 spesies berbeda, terlihat dari daun-daun muda yang tumbuh.
Dengan fakta-fakta ini di hadapan kita, masihkah diragukan bahwa banyak burung yang setiap tahun ditiup angin laut dapat menyeberangi laut Mediterania --tentunya kadang-kadang mentransportasi beberapa biji yang terlekat pada kaki atau paruhnya. Tetapi saya akan kembali pada soal ini.
Karena gunung-gunung es dikenal memuat tanah dan batu-batuan, bahkan membawa serta semak belukar, tulang-tulang, dan sarang burung darat, nyaris tak dapat diragukan bahwa kadang-kadang ini tentulah ditransportasi dari satu kawasan Arktik dan Antartika ke yang lain, sebagaimana dikatakan Lyell. Dan selama zaman Es (Glacial period), dibawa dari satu kawasan yang kini beriklim sedang ke kawasan lain. Di Azora, sejumlah besar tanaman yang biasa terdapat di Eropa, bila dibandingkan dengan spesies yang tumbuh di pulau-pulau lain Atlantik yang lebih dekat ke daratan Eropa dan dari cirinya yang agak bersifat utara (seperti dikatakan Mr. H. Watson), saya menduga keras bahwa pulau pulau ini, untuk sebagian telah disebari biji-biji yang terbawa es, selama kurun Zaman Es. Atas permintaan saya, Sir. C. Lyell menulis surat kepada M. Hartung untuk menanyakan apakah dia telah melihat batu-batu yang tidak pada tempatnya berada di pulau-pulau ini dan di jawab bahwa dia telah menemukan pecahan pecahan besar granit dan batu-batu lain, yang tidak terdapat di kepulauan itu. Karena itu kita dapat menyimpulkan dengan aman bahwa gunung-gunung es dahulu mendaratkan bebatuannya di pantai-pantai pulau tengah samudera ini, dan setidaknya dimungkinkan bahwa mereka telah membawa beberapa biji tanaman kawasan utara ke sana.
Dengan melihat bahwa berbagai sarana transportasi ini, juga sarang-sarang lain yang tak diragukan masih tetap ditemukan, telah berjalan tahun demi tahun selama puluhan ribu tahun, saya pikir, akan menjadi fakta yang mengherankan apabila banyak. tanaman tidak secara demikian terbawa menyebar luas. Sarana transportasi ini kadang disebut kebetulan, tetapi ini tidak benar. Sebab arus-arus lautan bukanlah kebetulan, arah angin laut yang selalu ada, juga bukan kebetulan. Hendaknya di ingat bahwa hampir tidak ada sarana transportasi yang akan mampu membawa biji-bijian ke tempat-tempat yang sangat jauh, sebab biji tidak bertahan hidup jika terpapar pengaruh air laut untuk waktu yang lama. Biji-biji itu juga tidak dapat berlama-lama dalam tembolok atau usus burung. Namun, sarana-sarana ini akan cukup memadai untuk "transportasi kadangkala", menyeberangi jalur-jalur laut selebar beberapa ratus mil, atau dari pulau ke daratan, dari sebuah benua ke pulau-pulau yang berdekatan, tetapi tidak dari satu benua ke benua lain. Flora benua-benua yang berjauhan tidak akan bercampur 1ewat sarana-sarana demikian. Mereka akan tetap berlainan seperti keadaannya sekarang. Arus-arus laut, dari jalur-jalurnya, tidak akan pernah membawa biji-bijian dari Amerika Utara ke Inggris meskipun mungkin membawa biji-bijian dari India Barat ke pantai-pantai barat Eropa. Di sana, jika tidak terbunuh oleh rendaman air laut yang lama sekali, mereka tidak bertahan dalam iklim Barat.
Hampir setiap tahun, satu atau dua burung darat dihalau angin menyeberangi seluruh samudera Atlantik, dari Amerika Utara ke pantai-pantai barat Irlandia dan Inggris. Tetapi biji-bijian ditransportasikan oleh pengembara-pengembara langka ini hanya dengan satu cara, yaitu tanah yang melekat pada kaki atau paruhnya, yang merupakan suatu kebetulan langka tersendiri. Bahkan kalaupun ini yang terjadi, betapa kecil kemungkinannya bahwa sebuah biji akan jatuh di tanah subur dan tumbuh hingga mencapai kedewasaan! Tetapi akan salah besar untuk berdalih bahwa sebuah pulau yang subur seperti Britania Raya, tidak pernah menerima imigran dari Eropa dan benua-benua lain melalui sarana-sarana transportasi yang kebetulan. Juga salah, dugaan bahwa sebuah pulau yang gersang, meskipun letaknya terpencil dari daratan, tidak menerima kolonis-kolonis dengan sarana yang serupa.
Dari seratus macam biji atau hewan yang di transportasi ke sebuah pulau, sekalipun jauh kurang subur daripada Britania, barangkali tidak lebih dari satu yang cocok dengan tempat tinggalnya yang baru, sehingga dapat bernaturalisasi. Tetapi ini bukan argumen, yang sahih dibandingkan hasil sarana-sarana transportasi kebetulan, selama jangka panjang waktu geologis, sementara pulau tersebut baru muncul dari permukaan laut, sebelum penuh berisi penghuni. Di atas tanah yang hampir seluruhnya gersang, tanpa beberapa serangga destruktif atau burung-burung hidup di atasnya, hampir setiap biji yang kebetulan tiba, bila sesuai dengan iklimnya, bakal berkecambah dan bertahan hidup.
PENYEBARAN SELAMA ZAMAN ES
Identitas banyak tanaman dan hewan di puncak-puncak gunung yang saling terpisah oleh dataran-dataran sepanjang ratusan mil, tempat spesies-spesies pegunungan tidak mungkin hidup, merupakan salah satu kasus paling mencolok yang diketahui, tentang spesies tertentu yang hidup di tempat-tempat berjauhan, tanpa kemungkinan mereka pernah bermigrasi dari satu tempat ke tempat yang lain. Adalah fakta yang patut diperhatikan, melihat begitu banyak tanaman spesies tertentu yang hidup di kawasan-kawasan bersalju di puncak gunung dan di bagian bagian paling ujung utara Eropa. Tetapi yang jauh lebih menarik adalah bahwa tanaman-tanaman di White Mountains Amerika Serikat, kesemuanya sama dengan yang tumbuh di Labrador, dan hampir sama dengan yang berada di gunung-gunung yang paling tinggi di Eropa, sebagaimana kita dengar dari Asa Gray. Bahkan jauh lama berselang, tahun 1747, fakta-fakta seperti itu telah menggiring Gmelin untuk menyimpulkan bahwa spesies yang sama tentulah diciptakan secara sendiri-sendiri di banyak tempat-tempat yang berjauhan.
Kita mungkin masih akan mempercayai hal ini, andaikata Agassiz dan lain-lain tidak meminta perhatian khusus pada zaman Es, yang seperti segera akan kita lihat, memberikan penjelasan sederhana tentang fakta-fakta ini. Kita mempunyai hampir semua macam bukti yang dapat diterima, baik organik maupun anorganik, bahwa dalam periode geologis yang belum lama, Eropa Tengah dan Amerika Utara dilanda iklim arktik yang membuatnya menderita. Puing-puing sebuah rumah yang terbakar, tidak memberikan sebuah cerita yang lebih jelas ketimbang punggung gunung-gunung Skotlandia dan Wales yang hangus, permukaannya licin tandas dan cara batu-batuannya bertengger, juga parit-parit es yang mengisi lembah dan jurangnya. Begitu besar perubahan iklim di Eropa itu, sehingga di Italia Utara, gumpalan-gumpalan tanah raksasa yang ditinggalkan gunung-gunung es lama, sekarang ditumbuhi tanaman merambat dan jagung. Meliputi sebagian besar Amerika Serikat, batu-batu yang tidak pada tempatnya dan karang-karang hangus jelas mengungkapkan suatu periode dingin dahulu.
Pengaruh lampau iklim es pada penyebaran penghuni Eropa, sebagaimana dijelaskan Edward Forbes, garis besamya sebagai berikut. Tetapi kita akan mengikuti perubahan-perubahan itu lebih mudah, dengan mengandaikan suatu Zaman Es baru pelan-pelan akan tiba, kemudian berlalu, seperti terjadi dahulu. Dengan datangnya hawa dingin dan karena zona yang lebih ke selatan hanya cocok untuk penghuni dari utara, mereka ini akan mengambil tempat-tempat penghuni lampau kawasan-kawasan iklim sedang, bersamaan itu akan berjalan makin lama makin ke selatan, hanya berhenti kalau dicegat penghalang penghalang, yang membuat mereka binasa. Gunung akan tertutup oleh salju dan es, dan penghuni pegunungan yang semula akan turun ke dataran. Ketika iklim dingin mencapai puncaknya, kita akan melihat fauna dan flora Arktik, bertumbuhan di bagian-bagian Eropa Tengah, ke selatan sejauh di pegunungan Alpen dan Pyrenee, bahkan meluas ke Spanyol. Kawasan-kawasan Amerika Serikat yang kini beriklim sedang akan juga dihuni oleh tanaman dan hewan Arktik dan ini akan hampir serupa dengan yang ada di Eropa. Sebab penghuni sekitar kutub yang sekarang yang kita anggap telah pergi ke arah selatan, mencolok seragam di seluruh dunia.
Dengan kembalinya musim panas, bentuk-bentuk Arktik akan mundur ke utara, diikuti kemunduran produksi-produksi kawasan yang beriklim sedang. Dan ketika salju meleleh dari dasar gunung-gunung, bentuk-bentuk kehidupan Arktik akan berhadapan dengan tanah-tanah yang telah dibersihkan, lelehan salju terus bergerak naik. Sementara panas meningkat dan salju makin hilang, makin lama semakin tinggi, saudara-saudara mereka berusaha mencari jalan ke arah utara. Karena itu, ketika panas telah sepenuhnya kembali, spesies yang sama, yang akhir-akhir ini hidup bersama di dataran-dataran rendah Eropa dan Amerika Utara, akan ditemukan kembali di kawasan-kawasan Arktik Dunia Lama dan Dunia Baru dan di banyak puncak-puncak gunung terpencil yang berjauhan.
Demikianlah kita dapat mengerti identitas banyak tanaman di tempat-tempat yang begitu jauh seperti di gunung-gunung Amerika Serikat dan Eropa. Kita juga dapat memahami fakta bahwa tanaman-tanaman di pegunungan Alpen dan setiap gugusan gunung lebih khusus kaitannya dengan bentuk-bentuk Arktik yang hidup di sebelah utara atau condong di sebelah utaranya. Sebab migrasi pertama ketika cuaca dingin tiba dan migrasi balik ketika panas kembali, pada umumnya akan ke selatan dan utara. Tanaman-tanaman pegunungan Alpen, misalnya di Skotlandia, sebagaimana dikatakan Mr. H. C. Walson, dan dari Pyrenee, sebagaimana dikatakan Ramond, amat dekat dengan jenis tanaman dari Skandinavia Utara. Yang dari Amerika Serikat dekat dengan yang ada di Labrador, dari gunung-gunung Siberia dekat dengan yang ada di kawasan Arktik negara tersebut. Pandangan-pandangan ini, yang berlandaskan terjadinya Zaman Es yang sudah mantap dipastikan, bagi saya cukup menjelaskan secara memuaskan, distribusi produksi-produksi Alpen dan Arktik di Eropa dan Amerika, sehingga kalau di kawasan-kawasan lain kita temukan spesies yang sama di puncak-puncak gunung yang berjauhan, kita hampir dapat memastikan tanpa perlu pembuktian lain, bahwa suatu iklim yang lebih dingin pernah memungkinkan migrasi spesies-spesies tersebut menyeberangi dataran-dataran rendah di antaranya, yang sekarang sudah terlalu panas untuk dihuni.
Ketika bentuk-bentuk Arktik mula-mula bergerak ke Selatan kemudian kembali mundur ke Utara, seirama dengan perubahan iklim, mereka tidak harus menghadapi banyak ragam temperatur selama migrasinya yang panjang. Karena mereka bermigrasi serentak bersama-sama, hubungan timbal-baliknya tidak banyak terganggu. Karena itu, sesuai dengan prinsip yang dinyatakan dalam buku ini, bentuk-bentuk tersebut tidak akan mengalami banyak modifikasi. Tetapi mengenai produksi-produksi Alpen yang ditinggalkan terisolasi sejak saat kembalinya iklim panas, mula-mula di dasar dan akhimya di puncak-puncak gunung, kasusnya akan sedikit lain. Tidaklah banyak kemungkinan bahwa semua spesies Arktik yang sama akan tertinggal di gugusan gunung-gunung yang saling berjauhan letaknya dan telah bertahan hidup di sana sejak itu.
Juga banyak sekali kemungkinan bahwa mereka telah berbaur dengan spesies-spesies Alpen kuno yang tentunya ada di gunung-gunung itu sebelum Zaman Es tiba. Selama periode-periode terdingin mereka telah terhalau ke dataran rendah untuk sementara dan juga telah terpapar, kecuali yang berkesinambungan, pada pengaruh-pengaruh iklim yang agak berbeda. Antar hubungan mereka dengan demikian agak terganggu sampai derajat tertentu; akibatnya mereka cenderung bermodifikasi. Mereka memang termodifikasi, sebab kalau kita membandingkan tanaman dan hewan Alpen yang sekarang banyak di antara spesies-spesies itu meski banyak dari mereka yang identik tetap sama, ada yang tumbuh sebagai varietas, beberapa sebagai "bentuk-bentuk yang meragukan" atau sub-spesies dan beberapa sebagai spesies yang berjauhan tetapi serumpun erat, yang saling mewakili di berbagai gugusan gunung.
Dalam ilustrasi sebelumnya, saya telah mengasumsikan, bahwa pada saat Zaman Es imajiner kita terjadi, produksi-produksi Arktik sama seragamnya di seputar kawasan-kawasan kutub seperti keadaan mereka sekarang. Tetapi perlu pula kita asumsikan, bahwa banyak bentuk-bentuk sub-Arktik dan beberapa gelintir bentuk iklim sedang sama di seluruh dunia, sebab beberapa di antara spesies-spesies yang sekarang ada di bagian bawah sisi gunung dan di dataran dataran Amerika Utara dan Eropa adalah sama. Dapat dipertanyakan, bagaimana saya mampu menjelaskan tingkat keanekaragaman ini dalam bentuk bentuk sub-Arktik dan bentuk-bentuk iklim sedang di seluruh dunia pada waktu berlangsungnya Zaman Es yang sebenarnya. Dewasa ini, produksi-produksi iklim sedang sebelah utara Dunia Lama dan Dunia Baru dipisahkan oleh seluruh samudera Atlantik dan bagian utara Pasifik.
Selama Zaman Es, ketika penghuni-penghuni Dunia Lama dan Baru hidup lebih ke arah selatan dari pada sekarang, mereka tentu sudah saling terpisah sepenuhnya oleh jarak-jarak samudera yang luas. Dapat dipertanyakan bagaimana spesies yang sama waktu itu, atau sebelum itu, dapat memasuki kedua benua. Saya yakin, penjelasannya terdapat dalam sifat iklimnya sebelum berlangsung Zaman Es. Pada periode ini, yaitu periode Pliosen yang lebih mutakhir, mayoritas penduduk bumi secara khusus sama dengan yang sekarang dan kita punya cukup alasan untuk percaya bahwa iklim lebih panas ketimbang keadaannya sekarang. Karena itu kita boleh memperkirakan bahwa organisme-organisme yang kini tinggal pada Lintang 60°, dalam periode Pliosen hidup lebih jauh ke utara, dalam lingkaran kutub pada Lintang 66o – 67o, dan produksi-produksi Arktik sekarang ketika itu tinggal di tanah terputus lebih dekat lagi ke kutub. Sekarang, jika kita melihat pada bola dunia, di bawah Lingkaran Kutub, tampak bahwa ada tanah yang hampir sambung-menyambung dari Eropa Barat, lewat Siberia, sampai Amerika Timur. Kesinambungan tanah yang melingkari kutub ini, dengan akibat kebebasan iklim yang lebih nyaman untuk migrasi bolak-balik, dapat menjelaskan adanya dugaan keseragaman produksi-produksi sub Arktik dan iklim sedang Dunia-dunia Lama dan Baru, dalam periode sesudah Zaman Es.
Saya percaya, berdasarkan alasan-alasan yang telah saya sebut sebelumnya, bahwa benua kita telah berada dalam posisi yang relatif hampir sama untuk waktu yang lama, meskipun mengalami oskilasi-oskilasi besar permukaan, saya sangat cenderung untuk memperluas pandangan di atas, dan menyimpulkan bahwa selama periode yang lebih dini lagi dan lebih panas lagi, seperti periode Pliosen awal, sejumlah besar tanaman dan hewan menghuni tanah yang hampir utuh melingkari kutub. Kemudian bahwa tanaman dan hewan-hewan ini, baik di Dunia Lama maupun Dunia Baru, perlahan-lahan mulai bermigrasi ke Selatan karena iklim semakin kurang panas, jauh sebelum Zaman Es berlangsung. Sekarang dapat kita lihat, seperti saya yakini, keturunan mereka kebanyakan dalam kondisi termodifikasi di bagian-bagian Eropa Tengah dan Amerika Serikat.
Berdasarkan pandangan ini, kita dapat memahami hubungan dengan identitas sedikit sekali, antara produksi-produksi Amerika Utara dan Eropa, -- suatu hubungan yang sangat menarik, mengingat jauhnya jarak kedua kawasan, dan terpisah oleh samudera Atlantik. Kita selanjutnya dapat memahami fakta tunggal yang diungkapkan berbagai pengamat, bahwa produksi-produksi Eropa dan Amerika lebih akrab berkerabat selama tahap-tahap Zaman Es akhir, ketimbang keadaan mereka sekarang. Sebab, selama periode-periode lebih panas ini, bagian bagian utara Dunia Lama dan Baru telah hampir terus-menerus di sambung oleh tanah, yang berlaku sebagai jembatan, karena dianggap tidak dapat dilalui oleh migrasi bolak-balik penghuninya, karena dingin.
Selama hawa panas menurun perlahan dalam periode Pliosen, secepat spesies-spesies penghuni Dunia-dunia Baru dan Lama, serentak bermigrasi ke selatan Lingkaran Kutub, mereka akan sama sekali saling terpisah. Pemisahan ini, sejauh mengenai produksi-produksi iklim sedang, tentu telah terjadi berabad- abad lampau. Sementara tanaman-tanaman dan hewan bermigrasi ke selatan, mereka akan berbaur dalam satu kawasan besar dengan produksi-produksi asli Amerika dan harus bersaing dengan mereka di kawasan-kawasan besar lainnya, dengan mereka dari Dunia Lama. Akibatnya di sini kita jumpai segala sesuatu yang menguntungkan untuk banyak modifikasi, ketimbang produksi-produksi Alpen yang tinggal terisolasi dalam periode jauh lebih mutakhir, di berbagai barisan gunung-gunung serta tanah-tanah Arktik Eropa dan Amerika Utara. Itulah sebabnya, bahwa ketika kita membandingkan produksi-produksi yang sekarang hidup di kawasan-kawasan iklim sedang Dunia Lama dan Dunia Baru, kita menemukan sangat sedikit spesies yang identik (meskipun Asa Gray belakangan ini telah menunjukkan bahwa lebih banyak tanaman yang identik ketimbang yang di duga sebelumnya). Tetapi di setiap kelas besar kita temukan banyak bentuk yang tergolongkan ras-ras geografis yang oleh beberapa naturalis dan oleh yang lain dianggap sebagai spesies-spesies tersendiri dan sejumlah besar bentuk-bentuk yang erat serumpun, atau bentuk-bentuk representatif digolongkan pula sebagai spesies tersendiri oleh semua naturalis.
Seperti juga di daratan, suatu migrasi fauna laut telah merambat ke selatan. Selama periode Pliosen atau bahkan periode agak lebih dini, mereka hampir hampir seragam dan berjalan sepanjang pantai-pantai Lingkaran Kutub yang sambung menyambung. Hal ini dapat menjelaskan, berdasarkan teori modifikasi, adanya banyak bentuk-bentuk yang erat serumpun yang hidup di daerah-daerah laut yang sama sekali terpisah. Maka, saya kira, kita dapat mengerti keberadaan beberapa bentuk Tersier yang ada dan yang telah punah, di pantai-pantai Timur dan Barat Amerika Utara yang beriklim sedang. Juga fakta yang lebih menakjubkan (sebagaimana digambarkan dalam karya Dana yang mengagumkan), beberapa ikan dan hewan-hewan laut lainnya, yang menduduki laut Mediterania dan laut-laut Jepang. Kedua daerah ini sekarang telah sama sekali terpisah oleh lebar seluruh benua dan jarak-jarak luas samudera.
Kasus-kasus kekerabatan erat dalam spesies, apakah yang ada sekarang ataukah dahulu menghuni lautan-lautan pada pantai-pantai Timur dan Barat Amerika Utara, Mediteran dan Jepang, tidak dapat diterangkan berdasarkan teori penciptaan. Kita tidak dapat bersikukuh bahwa spesies-spesies tersebut telah diciptakan, sesuai dengan kondisi-kondisi fisik daerah-daerah itu yang hampir serupa. Sebab jika kita bandingkan, misalnya beberapa bagian Afrika Selatan atau Australia, kita melihat negara-negara yang sangat serupa dalam segala kondisi-kondisi fisiknya, penghuninya sangat berbeda sama sekali.
ZAMAN ES YANG SILIH-BERGANTI DI UTARA DAN SELATAN
Kita harus kembali ke pokok masalah kita. Saya yakin bahwa pandangan Forbas dapat sangat di perluas. Di Eropa kita menjumpai bukti yang paling gamblang tentang Zaman Es, mulai dari pantai-pantai Barat Inggris sampai jajaran pegunungan Ural, ke selatan sampai Pyrenee. Dari mamalia kutub dan sifat tetumbuhan gunung, kita dapat menyimpulkan, bahwa Siberia menerima dampak yang serupa. Di Lebanon, menurut Dr. Hooker, dahulu salju terus-menerus menyelimuti poros tengah gunung es dan membawa gletser-gletser yang menggelinding 400 kaki ke jurang-jurang di bawahnya. Pengamat yang sama baru-baru ini telah menemukan Moraines (gumpalan-gumpalan tanah besar yang ditinggalkan gletser) pada permukaan rendah di jajaran pegunungan At las, Afrika Utara. Sepanjang punggung Himalaya, pada titik-titik yang saling berjarak 900 mil, gletser-gletser telah meninggalkan jejak-jejak bahwa mereka telah turun ke bawah. Di Sikkin, Dr. Hooker melihat jagung tumbuh pada mo raine-moraine purba yang raksasa. Ke arah selatan Benua Asia, di seberang khatulistiwa, kita mengetahui dari riset-riset handal Dr. J. Haast dan Dr. Hec tor, bahwa di New Zealand gletser-gletser raksasa pernah meluncur ke permukaan rendah. Tanaman-tanaman serupa yang ditemukan Dr. Hooker di gunung-gunung yang saling jauh terpisah di pulau ini mengisahkan cerita yang sama tentang periode dingin yang pernah ada. Dari fakta-fakta yang diberikan kepada saya oleh Pendeta W.B. Clarke, rupanya terdapat juga jejak-jejak kegiatan gletser yang pernah berlangsung di gunung-gunung sebelah Tenggara Australia.
Melihat ke Amerika, di belahan utara, pecahan-pecahan karang telah dijumpai di bagian Timur benua itu, sejauh Lintang 36° - 37°, dan di pantai-pantai Pasifik, yang iklimnya sekarang begitu berbeda, sejauh Lintang 46°. Batu-batu besar yang bukan pada tempatnya juga telah terlihat di Rocky Mountains. Di Cordil lera, Amerika Selatan, hampir di bawah khatulistiwa, gletser-gletser pernah meluas jauh ke bawah permukaannya yang sekarang. Di Chili Tengah, saya menyelidiki sebuah gundukan besar detritus (pasir kerikil) dengan batu-batu besar, menyeberangi jurang Portillo. Nyaris tak dapat diragukan bahwa gundukan besar tersebut pernah berbentuk sebuah moraine raksasa. Mr. D. Forbes memberitahu saya, bahwa di berbagai bagian Cordillera, dari Lintang 13° sampai 30° , pada ketinggian karang lebih 12.000 kaki, dia telah menemukan batu-batu karang yang bergalur-galur dalam, mirip dengan yang biasa ditemukannya di Norwegia, juga gundukan-gundukan besar detritus, termasuk batu-batu kelereng yang bergalur-galur. Sepanjang keseluruhan wilayah Cordillera ini, gletser-gletser yang sesungguhnya tidak terdapat, bahkan pada ketinggian-ketinggian yang jauh lebih mungkin. Lebih jauh ke selatan di kedua sisi benua, dari Lintang 41o ke ujung paling selatan, kita menjumpai bukti yang paling jelas tentang pernah terjadinya kegiatan gletser, dari banyaknya batu-batu besar yang ditransportasi jauh dari sumber asalnya.
Dari berbagai fakta ini, yaitu kegiatan gletser yang telah meluas di seluruh kisaran belahan bumi Utara dan Selatan -- dari periode yang dalam pengertian geografis masih baru di kedua belahan bumi -- dari sangat lamanya berlangsung di kedua belahan, sebagaimana dapat disimpulkan dari hasil-hasil dampaknya -- dan akhirnya dari gletser-gletser yang baru meluncur ke permukaan rendah sepanjang seluruh sisi Cordillera, maka saya melihat, kita tidak dapat menghindar untuk menyimpulkan, bahwa temperatur seluruh dunia secara serentak anjlok selama Zaman Es. Tetapi sekarang Mr. Croll, dalam. memoarnya yang mengagumkan, telah mencoba menunjukkan bahwa kondisi es suatu iklim merupakan akibat dari berbagai penyebab fisik, yang terjadi oleh peningkatan eksentrisitas orbit bumi.
Semua penyebab ini cenderung mengarah ke tujuan yang sama. Tetapi agaknya yang paling kuat adalah pengaruh tak langsung eksentrisitas orbit pada arus-arus samudera. Menurut Mr. Croll, periode-periode dingin secara berkala terjadi setiap 10.000 atau 15.000 tahun, dan pada interval-interval yang panjang ini sangat luar biasa keras, disebabkan oleh beberapa kebetulan. Yang paling penting diantaranya, seperti ditunjukkan oleh Sir C. Lyell, adalah posisi relatif daratan dan perairan. Mr. Croll berpendapat bahwa periode besar Es terakhir terjadi sekitar 240.000 tahun yang lalu, dan dengan sedikit perubahan iklim berlangsung selama kurang lebih 160.000 tahun. Sehubungan dengan periode Zaman Es yang lebih dini, berbagai ahli geologi meyakini dari pembuktian langsung, bahwa itu telah terjadi selama formasi-formasi yang lebih purba. Tetapi hasil paling penting bagi kita yang dicapai oleh Mr. Croll adalah bahwa kapan pun belahan bumi Utara memasuki periode dingin, temperatur belahan bumi Selatan sebenamya naik, dengan musim-musim dingin lebih lunak, terutama karena perubahan-perubahan arah arus-arus samudera. Maka akan sebaliknyalah yang terjadi dengan belahan bumi Utara. Kesimpulan ini begitu memberi kejelasan pada distribusi geografis, sehingga saya cenderung sangat mempercayainya, tetapi saya akan memberi fakta-faktanya lebih dahulu, yang memerlukan penjelasan.
Di Amerika Selatan, Dr. Hooker telah menunjukkan bahwa di samping banyak spesies yang erat serumpun, antara empat puluh dan lima puluh tanaman berbunga Tiexra del Fuego, yang merupakan bagian tidak kecil dari sedikit floranya, biasa terdapat di Amerika Utara dan Eropa, betapa berjauhan pun letak daerah-daerah ini, di bumi yang berseberangan. Di gunung-gunung tinggi pada garis khatulistiwa Amerika, sekumpulan spesies khusus yang tergolong genera Eropa dapat dijumpai. Di pegunungan Organ, Brazil, beberapa genera Eropa dari iklim sedang, beberapa genera Antartika dan beberapa dari genera Andean - menurut temuan Gartner - tidak ditemukan di dataran-dataran rendah yang lebih panas. Di Silla, Caraccas, Humboldt yang tersohor itu menemukan spesies yang termasuk genera berciri-ciri khas Cordillera.
Di Afrika, berbagai bentuk berciri khas Eropa dan beberapa gelintir flora yang mewakili Tanjung Harapan Baik terdapat di gunung-gunung Abysinia. Di Tanjung Harapan Baik, segelintir kecil spesies Eropa yang dipercayai bukan di bawa manusia, dan di gunung-gunung, berbagai tanaman yang mewakili bentuk bentuk Eropa ditemukan, namun spesies-spesies ini tidak terdapat di wilayah wilayah tropis Afrika. Dr Hooker belum lama ini juga telah menunjukkan bahwa berbagai tanaman yang hidup di bagian atas pulau tinggi Fernando Po dan di pegunungan Kamerun yang berdekatan, di Teluk Guinea, erat berkaitan dengan yang ada di gunung-gunung Abyssinia, juga dengan yang ada di Eropa yang beriklim sedang. Juga, sebagaimana yang saya dengar dari Dr Hooker, bahwa beberapa di antara tanaman-tanaman iklim sedang ini telah ditemukan oleh pendeta R. T. Larve di gunung-gunung pada pulau-pulau Cape Verde. Perluasan bentuk-bentuk iklim sedang yang sama, nyaris di bawah khatulistiwa meliputi seluruh benua Afrika dan sampai gunung-gunung kepulauan Cape Verde, merupakan salah satu fakta yang paling mengherankan, yang pernah dicatat dalam penyebaran tanaman.
Di Himalaya dan di jajaran gunung terpencil semenanjung India, di tempat -tempat tinggi Ceylon, juga di puncak-puncak gunung berapi di Jawa, banyak terdapat tanaman yang identik sama, atau saling mewakili, sekaligus mewakili juga tanaman-tanaman Eropa, yang tidak ditemukan di dataran-dataran rendah beriklim panas yang terletak diantaranya. Sebuah daftar genera yang dikumpulkan dari puncak-puncak gunung di Jawa, membentuk gambaran koleksi tanaman di bukit-bukit Eropa! Lebih mencolok lagi adalah fakta, bahwa bentuk-bentuk anomali dari Australia diwakili oleh beberapa tanaman yang tumbuh di puncak -puncak gunung Kalimantan. Beberapa di antara bentuk-bentuk Australia ini, Seperti saya dengar dari Dr Hooker, meluas sepanjang tempat-tempat tinggi semenanjung Malaka dan berserakan tipis. sebagian sekitar India dan sebagian jauh ke utara sampai Jepang.
Di gunung-gunung sebelah selatan Australia Dr. F Miller menemukan berbagai spesies Eropa. Spesies-spesies lain yang tidak dibawa oleh manusia terdapat di dataran-dataran rendah. Suatu daftar panjang dapat dibuat, sebagaimana diinformasikan oleh Dr. Hooker kepada saya, dari genera Eropa yang ditemukan di Australia tetapi tidak di kawasan-kawasan panas terik yang berada di antaranya. Dalam buku yang patut dikagumi, Introduction to the Flora of New Zealand, oleh Dr. Hooker, telah ditemukan fakta-fakta analog yang menakjubkan tentang tanaman-tanaman dari pulau besar tersebut. Karena itu kita dapat melihat, bahwa beberapa tanaman yang tumbuh di gunung-gunung yang tinggi di kawasan tropis semua bagian dunia, juga yang berada padang -padang iklim sedang, selalu adalah spesies yang sama, atau varietas dari spesies yang sama. Namun, seharusnya diamati bahwa tanaman ini bukan bentuk-bentuk arketipe. Sebab seperti dikatakan oleh Mr. H. C. Watson, "Mulai dari wilayah kutub menuju ke Lintang Khatulistiwa, flora Alpen atau gunung-gunung sungguh menjadi makin lama semakin bersifat Arktik". Di samping bentuk-bentuk identik yang erat serumpun ini, banyak spesies penghuni daerah-daerah luas yang terpencil, di antaranya termasuk genera yang sekarang tidak ditemukan di tanah tanah dataran rendah tropis.
Komentar-komentar pendek di atas hanya berlaku untuk tanaman saja. Tetapi beberapa fakta analog dapat diberikan mengenai hewan darat. Dalam produksi-produksi kelautan, kasus-kasus serupa juga demikian. Sebagai contoh, saya dapat mengutip sebuah pernyataan dari seorang pakar yang sangat terkemuka. Profesor Dana, bahwa: "Memang merupakan fakta yang sangat hebat, bahwa Crustacea New Zealand lebih mirip dengan Crustacea di Britania Raya, yang wilayahnya sangat berjauhan ketimbang bagian dunia mana pun". Juga Sir. J. Richardson berbicara tentang munculnya kembali bentuk-bentuk selatan ikan di pantai-pantai New Zealand, Tasmania, dan sebagainya. Dr. Hooker memberitahu saya, bahwa dua puluh lima spesies Algae yang sama terdapat di New Zealand dan di Eropa, tetapi tidak terdapat di wilayah tropis di antara keduanya.
Dari fakta-fakta di atas, yaitu kehadiran bentuk-bentuk kehidupan iklim sedang di dataran-dataran tinggi seluruh Afrika bagian khatulistiwa dan sepanjang semenanjung India, sampai Ceylon dan Kepulauan Melayu, juga dalam cara yang tidak begitu mencolok, di seluruh dataran luas Amerika Selatan, tampaknya hampir pasti bahwa dalam suatu periode sebelumnya, tentunya selama periode paling dingin Zaman Es, dataran-dataran rendah benua-benua besar ini telah dihuni bentuk-bentuk flora iklim sedang dalam jumlah cukup besar. Dalam periode ini, iklim khatulistiwa di permukaan laut mungkin hampir sama dengan yang sekarang dirasakan pada ketinggian 5.000 sampai 6.000 di Lintang yang sama, atau mungkin bahkan lebih dingin lagi.
Selama periode ini, yaitu yang terdingin, dataran-dataran rendah khatulistiwa tentunya telah diselimuti oleh tetumbuhan, campuran tropis dan iklim sedang, yang oleh Hooker digambarkan tumbuh subur pada ketinggian 4.000 sampai 5.000 kaki di lereng-lereng bawah Himalaya, tetapi barangkali bentuk-bentuk iklim sedang yang lebih lebat. Jugademikian di pulau bergunung-gunung Fernando Po, di Teluk Guinea, Mr. Mann menemukan bentuk-bentuk iklim sedang Eropa mulai muncul di ketinggian sekitar 5.000 kaki. Di gunung-gunung Panama pada ketinggian hanya 2000 kaki, Dr. Seemann menemukan tetumbuhan yang menyerupai tetumbuhan yang ada di Meksiko. "dengan bentuk-bentuk zona gersang berbaur harmonis dengan bentuk-bentuk iklim sedang."
Sekarang mari kita lihat apa betul kesimpulan Mr. Croll, bahwa ketika belahan bumi Utara menderita kedinginan dalam periode Es yang besar itu, belahan bumi Selatan sungguh menjadi lebih panas, dan apakah ini memberi kejelasan pada penyebaran berbagai organisme di bagian-bagian iklim sedang, yang rupanya tak dapat dijelaskan juga bagi yang berada di gunung-gunung tropis Zaman Es di ukur dalam abad-abad, yang tentu sangat lama. Jika kita pikirkan, melalui jarak-jarak seluas apa beberapa tanaman dan hewan ternaturalisasi telah menyebar dalam beberapa abad, periode ini tentu cukup panjang bagi terjadinya migrasi beberapa kali. Sementara hawa dingin makin lama semakin parah, kita mengetahui bahwa bentuk-bentuk Arktik menyerbu kawasan kawasan iklim sedang dan dari fakta-fakta yang baru diberikan, nyaris dapat dipastikan bahwa beberapa bentuk iklim sedang yang lebih berdaya hidup, dominan dan paling luas persebarannya, menyerbu tanah-tanah dataran rendah khatulistiwa. Penghuni-penghuni dataran rendah yang panas ini pada waktu bersamaan telah bermigrasi ke kawasan-kawasan tropis dan subtropis sebelah Selatan, sebab belahan bumi Selatan pada periode ini lebih panas.
Pada waktu surutnya Zaman Es, ketika kedua hemisfer (belahan bumi Utara dan Selatan) secara bertahap kembali ke temperatur lama, bentuk-bentuk iklim sedang yang hidup di dataran-dataran rendah di bawah khatulistiwa, akan terdesak kembali ke tempat-tempat tinggal lamanya, atau binasa, digantikan oleh bentuk-bentuk iklim khatulistiwa yang kembali dari Selatan. Namun beberapa di antara bentuk-bentuk iklim sedang Utara hampir pasti akan naik ke dataran tinggi terdekat. Apabila cukup tinggi, mereka akan bertahan hidup seperti bentuk-bentuk Arktik di gunung-gunung Eropa. Mereka mungkin bertahan hidup, meskipun iklimnya tidak begitu cocok untuk mereka, sebab perubahan temperatur tentulah lambat sekali, dan tanaman tak diragukan punya kemampuan tertentu untuk beraklimatisasi sebagaimana ditunjukkan dengan mentransmisikan berbagai daya-daya kontitusional penahan panas dan dingin pada keturunannya.
Dalam perjalanan peristiwa-peristiwa yang biasa, belahan bumi Selatan pada gilirannya mengalami zaman Es yang luar biasa dingin, sedangkan hemisfer Utara menjadi lebih hangat. Kemudian bentuk-bentuk iklim sedang Selatan akan menyerbu tanah-tanah dataran rendah khatulistiwa. Bentuk-bentuk Utara yang sebelumnya tertinggal di gunung-gunung, sekarang akan turun ke bawah dan berbaur dengan bentuk-bentuk Selatan. Yang disebut belakangan, ketika hawa panas kembali, akan balik ke tempat tinggalnya yang lama, dengan meninggalkan beberapa spesies yang identik di zona-zona iklim sedang Utara dan Selatan dan di gunung-gunung kawasan tropis yang berada di antaranya. Tetapi spesies yang tinggal di gunung-gunung ini, atau di hemisfer yang berseberangan, harus bersaing dengan banyak bentuk-bentuk baru dan akan menghadapi kondisi- kondisi fisik yang agak berbeda. Karena itu sangat besar kemungkinan mereka mengalami modifikasi, dan sekarang secara umum akan hidup sebagai varietas atau spesies-spesies yang mewakili, dan inilah yang memang terjadi.
Kita juga harus mengingat terjadinya Zaman Es yang lebih dahulu di kedua hemisfer. Sebab ini yang akan menjelaskan, berdasarkan prinsip-prinsip yang sama, banyaknya spesies-spesies yang cukup jauh perbedaannya, menghuni daerah-daerah luas yang saling berjauhan tempatnya, termasuk genera yang sekarang tidak dapat ditemukan lagi di zona-zona panas terik di antaranya.
Fakta yang patut diperhatikan dan sangat ditekankan oleh Hooker mengenai Amerika, juga oleh Alph. de Candolle mengenai Australia adalah bahwa lebih banyak spesies identik atau agak termodifikasi telah bermigrasi dari Utara ke Selatan ketimbang sebaliknya. Namun kita melihat beberapa bentuk Selatan di gunung-gunung Kalimantan dan Abyssinia. Saya menduga keras bahwa migrasi dari Utara ke Selatan yang bertubi-tubi itu, disebabkan karena lebih luasnya daerah tanah di utara dan bentuk-bentuk Utara itu telah hidup di tempat tinggalnya sendiri dalam jumlah besar. Akibatnya, seleksi alam dan persaingan telah mendorong mereka mencapai tingkat kesempurnaan, atau daya dominan, ketimbang bentuk-bentuk Selatan. Dengan demikian, ketika kedua kelompok berbaur menjadi satu di kawasan-kawasan khatulistiwa, selama terjadi perubahan pada Zaman Es, bentuk-bentuk Utara jauh lebih perkasa dan mampu mempertahankan tempatnya di gunung-gunung, kemudian bermigrasi ke Selatan bersama bentuk-bentuk kehidupan Selatan, namun hal itu tidak terjadi pada bentuk-bentuk kehidupan Selatan terhadap bentuk-bentuk Utara.
Demikian pula, dewasa ini kita melihat banyak sekali produksi-produksi Eropa bertumbuhan di tanah La Plata, New Zealand, dan agak kurang sedikit di Australia, yang telah mengalahkan tetumbuhan asli. Sementara itu, sedikit sekali bentuk-bentuk Selatan telah mengalami naturalisasi di hemisfer Utara bagian manapun, meskipun kulit binatang, bulunya, dan objek-objek lain yang mungkin sekali membawa biji-biji telah banyak di impor ke Eropa selama dua atau tiga abad dari La Plata dan selama empat puluh atau lima puluh tahun terakhir dari Australia. Namun gunung-gunung Neilgherrie di India merupakan kekecualian kecil. Di sini sebagaimana saya dengar dari Dr. Hooker, bentuk-bentuk Australia cepat menaburkan biji-bijian dan menjadi ternaturalisasi sebelum periode besar Es yang terakhir.
Tak diragukan, gunung-gunung antar tropika dipenuhi bentuk-bentuk Alpen yang endemik. Tetapi bentuk-bentuk ini di mana-mana telah menyerah kepada bentuk-bentuk dominan yang muncul di daerah-daerah yang agak besar dan lebih efisien sebelah Utara. Di banyak pulau produksi-produksi asli hampir ditandingi, atau bahkan dikalahkan jumlahnya, oleh produksi-produksi yang telah ternaturalisasi; dan ini merupakan tahap pertama menuju kepunahannya. Gunung-gunung merupakan pulau-pulau di dataran dan penghuninya telah menyerah kepada produksi- produksi yang berada dalam daerah-daerah Utara yang lebih besar, tak ubahnya seperti penghuni pulau-pulau yang sesungguhnya di mana mereka menyerah dan masih terus kalah dari bentuk-bentuk benua yang dinaturalisasi oleh manusia.
Prinsip-prinsip yang sama berlaku untuk distribusi hewan-hewan darat dan
produksi-produksi laut, di zona-zona iklim sedang, zona-zona Utara dan Selatan dan gunung-gunung tropis. Ketika di puncak Zaman Es, arus-arus samudra sangat berbeda dengan keadaannya sekarang, beberapa penghuni lautan iklim sedang mungkin lebih mencapai khatulistiwa. Di antara penghuni ini, beberapa mungkin segera dapat bermigrasi ke Selatan, tetap dengan mengambang di arus-arus yang lebih sejuk, sementara yang lain mungkin tinggal dan bertahan hidup di kedalaman laut yang lebih dingin, sampai hemisfer Selatan mendapat giliran lagi berada dalam iklim es dan memungkinkan mereka melanjutkan perjalanan. Cara ini hampir sama dengan keberadaan ruang-ruang kosong yang dihuni produksi-produksi Arktik sampai sekarang, di bagian-bagian lebih dalam dari pantai-pantai iklim sedang belahan Utara, menurut Forbes.
Jauh dari maksud saya untuk menduga, bahwa semua kesulitan dalam rangka penyebarannya dan kekerabatan-kekerabatan spesies yang identik dan serumpun, yang kini hidup begitu jauh terpisah di Utara dan Selatan, dan kadang- kadang di jajaran gunung-gunung antaranya, terlepas dari pandangan-pandangan yang terungkap di atas. Garis-garis pasti migrasi tidak dapat diindikasikan. Kita tidak dapat mengatakan, mengapa spesies-spesies tertentu dan bukan yang lain yang telah bermigrasi; mengapa spesies-spesies tertentu bermodifikasi dan memunculkan bentuk-bentuk baru, sementara yang lain tetap, tidak berubah. Kita tidak berharap untuk mampu menjelaskan fakta-fakta demikian sampai kita dapat mengatakan mengapa suatu spesies, bukan yang lain, menjadi ternaturalisasi oleh manusia di negara asing; mengapa suatu spesies berkisaran dua atau tiga kali lebih jauh, dan dua kali atau tiga kali lebih merata, ketimbang spesies lain yang diam di tempat tinggalnya sendiri.
Berbagai kesulitan khusus juga masih harus dipecahkan. Misalnya, terdapatnya tanaman yang sama di tempat-tempat yang begitu berjauhan letaknya seperti Kerguelen Land, New Zealand, Berta Fuegia, seperti ditunjukkan Dr. Hooker. Tetapi gunung-gunung Es, sebagaimana disarankan Lyell, mungkin telah ikut terlibat dalam penyebarannya. Keberadaan spesies-spesies di tempat-tempat ini dan di tempat-tempat lain yang sangat jauh dari hemisfer Selatan yang meski pun berbeda, termasuk genera yang semata-mata terbatas di Selatan, merupakan kasus yang lebih meminta perhatian. Beberapa di antara spesies-spesies ini begitu berbeda, sehingga kita tidak dapat beranggapan bahwa selama berlangsung Zaman Es terakhir, ada waktu bagi mereka untuk bermigrasi dan selanjutnya bermodifikasi sampai derajat yang diperlukan. Fakta-fakta rupanya mengindikasikan bahwa spesies-spesies yang berbeda, yang termasuk genera yang sama, telah bermigrasi menurut garis-garis yang beradiasi dari pusat yang sama. Saya cenderung melihat bahwa di belahan bumi Selatan maupun Utara, terdapat periode lampau yang lebih hangat, sebelum berlangsung Zaman Es terakhir, ketika tanah-tanah Antartika yang sekarang diselimuti salju, mendukung tumbuhnya flora yang sangat aneh dan terpencil. Dapat di duga bahwa sebelum flora ini lenyap selama Zaman Es terakhir, beberapa bentuk telah tersebar luas oleh berbagai sarana transportasi dan di bantu oleh pulau-pulau yang sekarang sudah tenggelam, selaku tempat-tempat persinggahan. Dengan demikian pantai-pantai Selatan Amerika, Australia, dan New Zealand mungkin sedikit diwarnai oleh bentuk-bentuk kehidupan anomali yang sama.
Sir. C. Lyell, dalam suatu bagian karyanya yang menarik, dalam bahasa yang hampir identik dengan bahasa saya, telah berspekulasi tentang dampak perubahan iklim yang besar di seluruh dunia pada penyebaran geografis. Sekarang kita sudah melihat kesimpulan Mr. Croll, bahwa periode Zaman Es yang beturut-turut di satu belahan bumi yang satu lagi di seberangnya, juga bersamaan dengan terjadiya modifikasi-modifikasi spesies yang lambat. Hal-hal ini menjelaskan banyak sekali fakta dalam penyebaran bentuk-bentuk kehidupan yang sama dan yang serumpun, ke semua bagian bola bumi. Perairan-perairan yang hidup telah mengalir selama satu periode dari Utara dan selama periode lain dari Selatan.
Dalam kedua kasus ini mereka telah mencapai khatulistiwa, tetapi arus kehidupan telah mengalir lebih deras dari Utara ketimbang dari arah Selatan; akibatnya, air lebih bebas menggenangi belahan Selatan. Karena gelombang pasang membiarkan arusnya dalam garis-garis horizontal dan meninggi di pantai-pantai tempat gelombang pasang membumbung tertinggi, demikian pula air-air hidup itu membiarkan arusnya tinggal di puncak-puncak gunung-gunung kita, dalam garis yang landai dari tanah-tanah dataran rendah Arktik ke Lintang besar di bawah khatulistiwa. Berbagai makhluk yang secara demikian terdampar boleh dibandingkan dengan ras-ras barbar manusia, yang dihalau ke atas dan bertahan hidup di gunung-gunung di hampir setiap negara. Ini berlaku sebagai rekaman yang penuh daya tarik bagi kita, tentang penghuni-penghuni dataran rendah yang mengelilingi gunung-gunung di masa lampau.
No comments:
Post a Comment